tag:blogger.com,1999:blog-20907320271920302202024-03-05T19:41:25.023-08:00Papa FarizBe Useful, Be Yourself.
U + U = double U alias W.
be Useful + be Urself = Wahyu.
Jadilah dirimu sendiri,
karena kita diciptakan Allah SWT
dengan keunikan dan potensi kita
masing-masing.
Namun jadikanlah dirimu juga
bermanfaat buat insan lain.
Karena hidup akan terasa hampa
apabila kita tidak memberikan
manfaat untuk siapa-siapa.Papa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.comBlogger446125tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-11905439437284593022010-08-17T21:07:00.000-07:002010-08-17T21:08:36.507-07:00Bahaya ber-ponsel ria saat naik motor or mobilNaik mobil sambil ber-ponsel ria? Suatu kebiasaan baru yang menjengkelkan apabila sang mobil tersebut<br />ada di depan kendaraan kita. Fenomena ini sering kita jumpai di berbagai kota besar di dunia, termasuk<br />di Jakarta. Acap kali di Jakarta, saya kadang dibuat jengkel karena mobil di depan kami tiba-tiba melambat.<br />Otomatis, tentunya mobil lain di belakangnya jadi ikutan melambat pula. Sedikit banyak, apabila waktu<br />perlambatan itu diakumulasi, ini juga menjadi salah satu penyebab kemacetan. Berbicara di ponsel saat<br />berkendaraan memang berbeda dengan bicara dengan orang yang duduk di sebelah kita. Kalau bicara<br />dengan orang di sebelah, pandangan dan pikiran kita masih bisa terfokus ke jalan selagi memegang kemudi.<br />Namun bicara via ponsel lain, seringkali pikiran kita malah jadi gak konsen mengemudi. Sama-sama bicara,<br />namun fokus dan konsentrasi bisa beda, ada yang tau sebabnya? Apakah stir satu tangan dengan tangan<br />lain mengangkat ponsel, juga bisa dianggap salah satu penyebabnya?<br /> <br />Adakah solusi untuk hal ini? Tentu saja ada. Contoh bagus diterapkan di Singapore. Apabila kita hendak<br />berponsel sambil berkendaraan, maka kita wajib memakai earphone, sehingga stir masih bisa kita pegang<br />secara stabil dengan kedua tangan kita. Mau coba ngangkat ponsel selagi nyetir? Silahkan saja, dan kalau<br />kebetulan kepergok Pak Polisi di negeri Singa ini, "habislah kita". Konon katanya, selain kena tilang yang<br />nantinya berefek pada pengurangan poin di SIM dan mungkin juga denda uang (CMIIW), handphone kita<br />pun gak ada nego, bakal disita (confiscated) oleh Pak Polisi. Gak peduli HP kita baru beli dan mahal banget,<br />pokoknya disita dan gak bakal dikembalikan. Ini cukup membuat efek jera. Mau nyogok Pak Polisi?<br />Jangan coba-coba, karena hukuman anda akan ditambah dengan tuduhan penyuapan kepada aparat negara.<br /> <br />Bisa kah kira-kira peraturan dengan efek jera diterapkan di Indonesia? Sebenarnya bisa, dan banyak yang<br />aturannya sudah ada. Namun sayangnya penegakannya masih lemah. Pak Polisi pun banyak yang ngincer<br />nego di jalan, karena ini bakal jadi tambahan nafkah buat mereka. Gak salah, institusi kepolisian ditempatkan<br />sebagai lembaga terkorup oleh salah satu LSM, selama 3 tahun berturut-turut di atas Parpol, DPR dan<br />Pengadilan. Orang kita pun banyak yang mau cari gampang. Yang penting cepat selesai dan beres, apalagi<br />ongkos nyogok lebih murah dari penalti yang sebenarnya. Perkara apakah ini menyuburkan KKN, banyak<br />yang gak peduli. Pemberantasan KKN padahal seyogyanya selain dengan penegakan hukum juga harus<br />ditunjang oleh kemauan kita untuk menolak "memasarkan dan membesarkan KKN". Susah juga jadinya.<br />86 aja deh, 86, lagi sibuk dan buru-buru nih Pak. Pak Polisi pun ngerti, karena 86 itu berarti damai.<br /> <br />Tapi ada satu hal yang kadang bikin saya cukup tercengang di Jakarta. Kalau untuk pengemudi mobil,<br />compulsory dari pemakaian earphone bisa menjadi solusinya, bagaimana dengan pengendara sepeda motor.<br />Yang bikin saya kagum dan shock, orang kita banyak yang berakrobat, sambil ngebut naik motor dengan<br />satu tangan, mereka berponsel ria dengan tangan yang lain. Ck, ck, hebat banget brur. Valentino Rossi<br />juga kalah kayaknya. Kenapa yah mereka gak berhenti sejenak, lalu berponsel ria, atau kalau waktu<br />berponsel bakal panjang, bisa bilang, nanti tolong telpon lagi, ini lagi naik motor di jalan. Kenapa gak<br />terpikir seperti itu? Apakah harus nunggu jatuh dan celaka dulu, lantas baru nyadar? Ini mungkin karena<br />pemikiran kita yang maunya semua serba gampang dan instant sehingga malas berpikir dan menelaah<br />apakah yang kita lakukan baik atau gak, apakah kita mau mencegah sesuatu yang buruk atau gak. Biasanya<br />setelah kejadian barulah menyesal, padahal nenek kita sudah berpesan "Sesal Kemudian Tiada Berguna".<br />Yang hebat lagi, naik motor, tangan yang satu megang ponsel, tangan yang satunya lagi megang rokok.<br />Hebat abiss, ngebut sambil ngerokok dan berponsel ria. Kira-kira sudah ada kasus atau belum yahh,<br />kecelakaan akibat berponsel saat naik motor ataupun mobil?<br /> <br />Demikianlah, kebiasaan kecil yang kadang mengganggu, walau sebenarnya kebiasaan kecil itu sejatinya<br />adalah cerminan dari diri dan kepribadian kita. Kira-kira apa yah solusinya? Untuk orang negeri tropis,<br />yang sifatnya santai dan malas, stiff punishment adalah jawabannya. Namun kalau penegak hukumnya<br />juga main mata dan gak konsisten, otomatis stiff punishment ya gak jalan. Dan sialnya orang kita pun<br />memang udah tuman, dan selalu mau enaknya karena sudah bawaan lahir. Pengendara motor disuruh<br />di lajur kiri, nyatanya cuma dituruti seminggu saja, setelah itu balik lagi. Kaki Lima dibersihkan, eee besok<br />datang lagi. Yang adu kebut dirazia, besoknya nongol lagi. Capek deh Pak Polisi, emang kerjaan mereka<br />cuma ngurusin itu doang. That's why penegakan hukum haruslah diikuti oleh kesadaran dan kedisiplinan<br />kita. Dan ini larinya, balik lagi, ke masalah pendidikan dan pembinaan mental kita.Papa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-11110536810189465482010-01-11T06:11:00.000-08:002010-01-11T06:12:24.262-08:00Ngawurnya merekaPosted: 24 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Kiriman dari seorang teman tentang sedikit dari kutipan pendapat Ulil dan Sumanto. Masya Allah, Na'udzubillah min Dzalik. Beberapa tahun lalu saya pernah jalan bareng dengan beliau berdua yang kebetulan datang ke sini. Kasian dikasih tempat nginep di Hotel 81 Geylang euiy. Sebagai teman jalan, asyik-asyik aja, meski secara pemikiran saya bersebrangan dengan mereka.<br /><br />Hmm, gimana yahh. Pada akhirnya saya nangkap kesan, pesan sponsor begitu kuat di belakang mereka. Ya, mereka manusia biasa yang perlu makan dan survive juga. Sedang di sisi lain, gak ada makan siang yang gratis. Keduanya bergerak di LSM yang penuh kucuran uang dari sana. Siapa sih yang mau distop kucurannya. Gitu kali yah kesimpulan akhirnya. Saya gak percaya kalau mereka beralasan ingin memperbarui agama semata, tentunya ada agenda dan pihak di belakang mereka. Gak pengen menuding, ini cuma kesan saya pribadi saja, karena dulu adalah suatu hal yang rasanya gak masuk akal gimana mungkin orang mau "menggadaikan" dan mengacak-acak agamanya sendiri. Ataukah ini buah pemikiran idealisme dan ide brilyan mereka untuk menafsirkan lagi "secara lebih benar" tentang agama itu, terlepas dari masalah uang? Tapi tega sekali pendapat mereka terhadap Al Qur'an. Malah jadi kasian dengan mereka, gimana nanti pertanggungjawabannya kepada Allah di alam sana.<br /><br />Tapi sesungguhnya, orang pinter nyeleneh bukanlah hal yang asing. Seorang sohib sewaktu buka puasa di Bedok dulu pernah bercerita bahwa gak sedikit dari temannya yang mengkaji Al Qur'an, justru malah menjadi atheis. Di kalangan ilmuwan juga sama, yang atheis gak sedikit bahkan tak jarang malah alergi dengan yang namanya agama. Secara keilmuwan, di abad pertengahan dulu, terjadi pertentangan antara ilmuwan dan gereja. Gereja keukeuh dengan paham Geosentris, sedangkan ilmuwan berpendapat bahwa bumi mengitari matahari. Hasil akhirnya kita tau bumi memang berotasi dan berevolusi. Gimana mungkin agama bisa berbeda dengan kenyataan? Itu berarti bahwa agama itu salah. Itulah salah satu contoh salahnya agama mereka, dan sayangnya mereka gak kenal Islam. <br /><br />Demikian realitanya. Adakah paham nyeleneh itu boleh dibiarkan dengan alasan perdamaian dan kebebasan serta demokrasi. Hati yang menentang, justru nanti dicap fundamentalis dan ekstrimis, bahkan teroris. Nah lho.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.com<br /><br /><br />"Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar." (Ulil Abshar Abdalla, dari majalah GATRA, 21 Desember 2002).<br /><br />"Jika kelak di akhirat, pertanyaan di atas diajukan kepada Tuhan, mungkin Dia hanya tersenyum simpul. Sambil menunjukkan surga-Nya yang Mahaluas, di sana ternyata telah menunggu banyak orang, antara lain; Jesus, Muhammad, Sahabat Umar, Gandhi, Luther, Abu Nawas, Romo Mangun, Bunda Teresa, Udin, Baharudin Lopa, dan Munir!" (Sumanto Al-Qurtuby, dari buku Lubang Hitam Agama).<br /><br />a.. "Bahkan sesungguhnya hakekat Al-Qur'an bukanlah 'teks verbal' yang terdiri atas 6666 ayat bikinan Utsman itu melainkan gumpalan-gumpalan gagasan." (hal. 42) b.. "Al-Qur'an bagi saya hanyalah berisi semacam 'spirit ketuhanan' yang kemudian dirumuskan redaksinya oleh Nabi." (hal. 42) c.. "Seandainya (sekali lagi seandainya) Pak Harto berkuasa ratusan tahun, saya yakin Pancasila ini bisa menyaingi Al-Qur'an dalam hal 'keangkeran' tentunya." (hal. 64) d.. "Di sinilah maka tidak terlalu meleset jika dikatakan, Al-Qur'an, dalam batas tertentu, adalah "perangkap" yang dipasang bangsa Quraisy (a trap of Quraisy)." (hal. 65)Papa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-461472739364004722010-01-11T06:08:00.000-08:002010-01-11T06:09:16.100-08:00Mengucapkan Selamat Natal itu boleh, yang tidak boleh merayakannyaPosted: 24 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /> <br />http://www.eramuslim.com/ustadz/aqd/7a22125340-mengucapkan-selamat-natal-dan-hari-raya-agama-lain.htm<br /> <br />Mengucapkan Selamat Natal itu boleh, yang tidak diperbolehkan adalah merayakannya secara bersama. Karena hal itu sudah menyangkut hal ritual, sedangkan hukum masalah akidah yang terkait adalah tegas. Demikian kutipan dari situs Era Muslim. Salah satu yang berpendapat demikian adalah ustadz Yusuf Qardhawi. Setiap tahun di sebagian kalangan Muslim, terjadi perdebatan mengenai ucapan selamat ini. Fatwa MUI pada tahun 1980-an ternyata hanya mengacu kepada pengharaman perayaan Natal bersama dan bukan kepada memberikan ucapan selamat.<br /> <br />Era Muslim hanyalah satu referensi saja. Barangkali ada referensi lain yang justru berkebalikan isinya, atau malahan memperkuat referensi Era Muslim ini? Tapi bagaimana dengan acara-acara TV, di mall-mall dll yang marak ketika Natal? Apakah itu bisa dikategorikan perayaan secara bersama? Moga-moga bukan bahasan basi, karena tiap tahun mesti terulang kontroversi ini tanpa ada pencerahannya. Semoga tidak menjadi polemik yang tak berujung. Wallahu 'alam bissawab. <br /> <br />Wassalaam,<br /> <br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.com<br /> <br />Assalamualaikum wr wb., <br />Pak ustadz yth, sebagaimana kita ketahui bahwa ada beberapa di antara kita tinggal dalam lingkungan yang majemuk terutama dengan agama/kepercayaan lain.<br />Pada saat Idul Fitri mereka mengucapkan selamat hari raya pada kita namun bolehkah apabila pada hari raya mereka kita juga melakukan hal yang sama?<br />Kalau tak salah dalam Perjanjian Lama pd Surat Paulus II atau Yohanes II (saya lupa) ada ajaran nasrani yang melarang mengucapkan salam pd agama lain. Benarkah demikian mohon penjelasan lebih lanjut dan terima kasih.<br />Wassalamualaikum wr. Wb.<br />Denmas<br />Jawaban<br />Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, <br />Di masa lalu umat Islam jauh lebih kuat dan besar dari umat Kristiani. Bahkan tempat-tempat bersejarah yang dianggap sebagai tempat lahirnya nabi Isa sejak masa khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhusudah berada di tangan umat Islam bahkan hingga pertengahan abad 20.<br />Sebaliknya, umat kristiani tidak pernah lebih besar dari umat Islam. Kemajuan barat di dua abad terakhir ini tidak bisa diklaim sebagai prestasi agama kristen, bahkan justru sebaliknya. Barat bisa maju peradabannya ketika mereka terbebas dari kungkungan gereja.<br />Maka sepanjang 14 abad, pandangan muslim kepada pemeluk agama nasrani agak berbeda dengan di masa sekarang ini. Di masa kejayaan umat Islam, umat nasrani dipandang sebagai umat yang minoritas, lemah, tak berdaya dan perlu dikasihani.<br />Bahkan di Eropa yang sebagiannya dikuasai umat Islam saat itu, begitu banyak pemeluk kristiani yang dilindungi dan disubsidi oleh pemerintah Islam.<br />Pandangan ini kemudian berubah ketika Barat mengekspansi negeri-negeri muslim di bawahbendera salib. Dan kekuatan salib berhasil menyelinap di balik misi ipmerialisme yang tujuannya Gold, Gospel and Glory. Gospel adalah penyebaran agama kristiani ke dunia Islam.<br />Sejak saat itulah gambaran umat kristiani berubah dalam perspektif umat Islam. Yang tadinya dianggap umat yang lemah dan perlu dikasihani, tiba-tiba berubah menjadi agresor, penindas, penjajah dan perusak akidah.<br />Di masa kekuasaan Islam, ayat-ayat Al-Quran dan hadits nabi untuk menyayangi dan berempati kepada pemeluk nasrani kelihatan lebih sesuai dengan konteksnya. Misalnya ayat berikut ini:<br />Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. (QS. Al-Maidah: 82)<br />Al-Quran menggambarkan bahwa orang-orang nasrani adalah orang yang paling dekat persahabatannya dengan umat Islam. Sebab mereka masih mengakui Allah SWT sebagai Allah, juga mengakui keberadaan banyak nabi dan malaikat. Mereka juga percaya adanya kehidupan sesudah kematian (akhirat).<br />Apalagi di masa kejayaan Islam, umat nasrani sangat sedikit, lemah dan tertindas. Maka di berbagai pusat peradaban Islam, umat nasrani justru disebut dengan zimmy. Artinya adalah orang-orang yang dilindungi oleh umat Islam. Nyawa, harta, keluarga dan hak-hak mereka dijamin oleh pemerintah Islam.<br />Bahkan suasana itu juga terasa cocok dengan ayat Allah SWT yang lain lagi, yaitu tentang halalnya sembelihan mereka dan dinikahinya wanita ahli kitab oleh laki-laki muslim.<br />Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal bagi mereka. wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu(QS. Al-Maidah: 5)<br />Umat Islam mengizinkan mereka mendirikan geraja dan haram hukumnya untuk mengusik ibadah mereka. Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi bahwa mempersilahkan umat kristiani untuk merayakan misa natal di tempat-tempat yang dianggap bersejarah.<br />Semua itu adalah gambaran suasana kerukunan umat beragama yang sesungguhnya, hasil dari kemajuan peradaban Islam.<br />Hubungan Islam Nasrani di Zaman Kolonialisme<br />Tetapi semua itu menjadi hancur berantakan gara-gara kolonialisme. Keserasian umat Islam dengan pemeluk nasrani berubah menjadi perang tiada habisnya. Darah para syuhada membasahi bumi Islam tatkala umat kristiani membonceng mesin perang Barat menjajah negeri, merampas harta benda, membunuh muslim dan membumi hangus peradaban.<br />Umat kristiani yang tadinya umat lemah tak berdaya dan dilindungi, tiba-tiba berubah menjadi kekuatan yang congkak dan berbalik menjadi penindas umat Islam. Khilafah Islamiyah yang menyatukan umat Islam sedunia dicabik-cabik dan dibelah menjadi puluhan negara jajahan.<br />Akibat dari kolonilisme itu, pandangan umat Islam terhadap bangsa kristiani pun mulai mengalami pergeseran. Yang tadinya lebih banyak menyebut ayat-ayat tentang kedekatan antara dua agama, sekarang yang lebih terasa justru ayat-ayat yang mempertentangkan keduanya.<br />Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al-Baqarah: 120)<br />Juga ayat ini:<br />Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (QS. Ali Imran: 100)<br />Maka umat Islam berperang melawan nasrani dan menolak bila negerinya dipimpin oleh mereka.<br />Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-Maidah: 51)<br />Imbas Kepada Hukum Memberi Ucapan Selamat Natal<br />Melihat realitas di atas, maka di dalam tubuh umat Islam berkembang dua cara pandang yang berbeda.<br />Di satu sisi, ada kalanganyang menganggap bahwa nasrani itu bukan musuh, tidak boleh dibunuh atau diperangi. Justru harus dianggap sebagai komunitas yang harus ditolong. Kepada mereka tidak dipaksakan untuk memeluk Islam. Bahkan tidak terlarang untuk hidup berdampingan, saling tolong dan saling hormat, sampai saling memberi tahni'ah (congratulation) kepada masing-masing kepercayaan.<br />Di sisi lain, ada kalangan yang tetap berprinsip bahwa nasrani adalah umat yang harus dimusuhi, diperangi dan tidak bisa dipercaya. Maka kecenderungannya dalam fatwa yang berkembang adalah haram untuk saling mengucapkan tahni'ah di hari raya masing-masing.<br />Untuk lebih tegasnya bagaimana perbedaan pandangan itu, kami kutipkan fatwa-fatwa dari berbagai ulama terkemuka.<br />Fatwa Haram Ibnul Qayyim Pendapat anda yang mengharamkan ucapan selamat natal difatwakan oleh Ibn al-Qayyim Al-Jauziyah. Beliau pernah menyampaikan bila pemberian ucapan “Selamat Natal” atau mengucapkan “Happy Christmas” kepada orang-orang kafir hukumnya haram.<br />Dalam kitabnya 'Ahkâm Ahl adz-Dzimmah', beliau berkata, “Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan para ulama. Alasannya karena hal itu mengandung persetujuan terhadap syi’ar-syi’ar kekufuran yang mereka lakukan.<br />Sikap ini juga sama pernah disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin sebagaimana dikutip dalam Majma’ Fatawa Fadlilah Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, (Jilid.III, h.44-46, No.403).<br />Di negeri kita, tidak sedikit umat Islam yang mengharamkan ucapan selamat natal ini.<br />Fatwa Yang Membolehkan<br />Memang pendapat yang membolehkan ini kurang populer di banyak kalangan. Namun kalau kita mau agak teliti dan jujur, rupanya yang menghalalkan tidak sedikit. Bukan hanya Dr. Quraisy Syihab saja, tetapi bahkan Majelis Ulama Indonesia, Dr. Yusuf Al-Qaradawi dan beberapa ulama dunia lainnya, ternyata kita dapati pendapat mereka membolehkan ucapan itu.<br />Rasanya agak kaget juga, tetapi itulah yang kita dapat begitu kita agak jauh menelitinya. Kami uraikan di sini petikan-petikan pendapat mereka, bukan dengan tujuan ingin mengubah pandangan yang sudah ada. Tetapi sekedar memberikan tambahan wawasan kepada kita, agar kita punya referensi yang lebih lengkap.<br />Fatwa MUI Tentang Haramnya Natal Bersama, Bukan Ucapan Selamat Natal Satu yang perlu dicermati adalah kenyataan bahwa MUI tidak pernah berfatwa yang mengharamkan ucapan selamat natal. Yang ada hanyalah fatwa haramnya melakukan natal bersama.<br />Majelis Ulama Indonesia pada 7 Maret 1981, sebagaimana ditandatangani K.H. M. Syukri Ghozali, MUI telah mengeluarkan fatwa:perayaan natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram<br />Hal ini juga ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal MUI, Dr. Dien Syamsudin MA, yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu menyatakan bahwa MUI tidak melarang ucapan selamat Natal, tapi melarang orang Islam ikut sakramen/ritual Natal.<br />"Kalau hanya memberi ucapan selamat tidak dilarang, tapi kalau ikut dalam ibadah memang dilarang, baik orang Islam ikut dalam ritual Natal atau orang Kristen ikut dalam ibadah orang Islam, " katanya.<br />Bahkan pernah di hadapan ratusan umat Kristiani dalam seminar Wawasan Kebangsaan X BAMAG Jatim di Surabaya, beliau menyampaikan, "Saya tiap tahun memberi ucapan selamat Natal kepada teman-teman Kristiani."<br />Fatwa Dr. Yusuf Al-Qaradawi Syeikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi mengatakan bahwa merayakan hari raya agama adalah hak masing-masing agama. Selama tidak merugikan agama lain. Dan termasuk hak tiap agama untuk memberikan tahni'ah saat perayaan agama lainnya.<br />Maka kami sebagai pemeluk Islam, agama kami tidak melarang kami untuk untuk memberikan tahni'ah kepada non muslim warga negara kami atau tetangga kami dalam hari besar agama mereka. Bahkan perbuatan ini termasuk ke dalam kategori al-birr (perbuatan yang baik). Sebagaimana firman Allah SWT:<br />لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين<br />Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah: 8)<br />Kebolehan memberikan tahni'ah ini terutama bila pemeluk agama lain itu juga telah memberikan tahni'ah kepada kami dalam perayaan hari raya kami.<br />وإذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها<br />Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.(QS. An-Nisa': 86)<br />Namun Syeikh Yusuf Al-Qaradawi secara tegas mengatakan bahwa tidak halal bagi seorang muslim untuk ikut dalam ritual dan perayaan agama yang khusus milik agama lain.<br />Fatwa Dr. Mustafa Ahmad Zarqa' <br /><br />Di dalam bank fatwa situs Islamonline.com, Dr. Mustafa Ahmad Zarqa', menyatakan bahwa tidak ada dalil yang secara tegas melarang seorang muslim mengucapkan tahniah kepada orang kafir.<br />Beliau mengutip hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah berdiri menghormati jenazah Yahudi. Penghormatan dengan berdiri ini tidak ada kaitannya dengan pengakuan atas kebenaran agama yang diajut jenazah tersebut.<br />Sehingga menurut beliau, ucapan tahni'ah kepada saudara-saudara pemeluk kristiani yang sedang merayakan hari besar mereka, juga tidak terkait dengan pengakuan atas kebenaran keyakinan mereka, melainkan hanya bagian dari mujamalah (basa-basi) dan muhasanah seorang muslim kepada teman dan koleganya yang kebetulan berbeda agama.<br />Dan beliau juga memfatwakan bahwa karena ucapan tahni'ah ini dibolehkan, maka pekerjaan yang terkait dengan hal itu seperti membuat kartu ucapan selamat natal pun hukumnya ikut dengan hukum ucapan natalnya.<br />Namun beliau menyatakan bahwa ucapan tahni'ah ini harus dibedakan dengan ikut merayakan hari besar secara langsung, seperti dengan menghadiri perayaan-perayaan natal yang digelar di berbagai tempat. Menghadiri perayatan natal dan upacara agama lain hukumnya haram dan termasuk perbuatan mungkar.<br />Majelis Fatwa dan Riset Eropa Majelis Fatwa dan Riset Eropajuga berpendapat yang sama dengan fatwa Dr. Ahmad Zarqa' dalam hal kebolehan mengucapkan tahni'ah, karena tidak adanya dalil langsung yang mengharamkannya.<br />Fatwa Dr. Abdussattar Fathullah Said Dr. Abdussattar Fathullah Said adalah profesor bidang tafsir dan ulumul quran di Universitas Al-Azhar Mesir. Dalam masalah tahni'ah ini beliau agak berhati-hati dan memilahnya menjadi dua. Ada tahni'ah yang halal dan ada yang haram.<br />Tahni'ah yang halal adalah tahni'ah kepada orang kafir tanpa kandungan hal-hal yang bertentangan dengan syariah. Hukumnya halal menurut beliau. Bahkan termasuk ke dalam bab husnul akhlaq yang diperintahkan kepada umat Islam.<br />Sedangkan tahni'ah yang haram adalah tahni'ah kepada orang kafir yang mengandung unsur bertentangan dengan masalah diniyah, hukumnya haram. Misalnya ucapan tahniah itu berbunyi, "Semoga Tuhan memberkati diri anda sekeluarga." Sedangkan ucapan yang halal seperti, "Semoga tuhan memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada Anda."<br />Bahkan beliau membolehkan memberi hadiah kepada non muslim, asalkan hadiah yang halal, bukan khamar, gambar maksiat atau apapun yang diharamkan Allah.<br />25 Desember Bukan Hari Lahir Nabi Isa Lepas dari perdebatan seputar fatwa haramnya mengucapkan selamat natal, ada masalah yang lebih penting lagi. Yaitu kesepakatan para ahli sejarah bahwa Nabi Isa sendiri tidak lahir di tanggal tersebut.<br />Tidak pernah ada data akurat pada tanggal berapakah beliau itu lahir. Yang jelas 25 Desember itu bukanlah hari lahirnya karena itu adalah hari kelahiran anak Dewa Matahari di cerita mitos Eropa kuno. Mitos itu pada sekian ratus tahun setelah wafatnya nabi Isa masuk begitu saja ke dalam ajaran kristen lalu diyakini sebagai hari lahir beliau. Padahal tidak ada satu pun ahli sejarah yang membenarkannya.<br />Bahkan British Encylopedia dan American Ensyclopedia sepakat bahwa 25 bukanlah hari lahirnya Isa as.<br />Jadi kalau pun ada sebagain kalangan yang tidak mengharamkan ucapan selamat natal, ketika diucapkan pada even natal, ucapan itu mengandung sebuah kesalahan ilmiyah yang fatal.<br />Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, <br />Ahmad Sarwat, LcPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-13551254541928037552010-01-11T06:04:00.000-08:002010-01-11T06:05:27.176-08:00JORR, bayar 6 ribu, jauh dekatPosted: 24 Oktober 2007<br /><br />Kalau mau pakai jalan tol yah bayar. Yang gak mau bayar ya jangan pakai jalan tol. Salah sendiri kenapa jalan tol dijadikan jalan alternatif dan bukan buat perjalanan jarak jauh. Gitu kata Bang Yos. Hidup Bang Yos. Gitu Aja Kok Repot. Lagipula orang Pondok Indah, Bintaro dan BSD itu kaya-kaya. Ngapain sih 6000 perak aja diributin. Kalo belanja mahal-mahal, makanan di resto mahal, entertaintment orang berjuta-juta aja gak pusing. Mobilnya aje banyak yang BMW, Mercy, Jaguar dll yang milyaran hargenye. Gak kuat bayar tol gitu? Ridiculous aje, pade blingsatan cuma gara-gara 6 ribu perak.<br /> <br />Bokis kalo harga barang harus naik gara-gara naiknya tarif tol. Dimana itungannya. Tarif per km jalan tol kita cuma 600-1900 perak, termasuk yang termurah di dunia. Pemerintah mau memperbaiki kualitas jalan tol dan membangun yang baru, tapi gak punya duit. Salah satu sumber dananya adalah dari tarif tol. Siapa lagi yang mau bayar kalo bukan pemakainya. Yang salah kalo duit tarif tol itu masuk kantong para perampok uang negara di Jasa Marga dll. Sehingga jalan tol gak berkualitas dan susah terawat. Ini yang harus diberantas, bukan tarif tolnya. Yang sakit mata dan kupingnya kok, malah kaki yang dipijet yah. Salah tempat ngebetulinnya.<br /> <br />Di Jakarta gak sedikit yang punya mobil banyak dalam 1 rumah. Suatu hal yang sulit ditemui di Jepang dan Singapore. Alat transportasi buruk memang bisa jadi alasan, tapi gak selamanya gitu. Harusnya pajak untuk 2nd and 3rd car ditinggikan. Tapi orang kita pada licik, nanti mobilnya atas nama orang lain, jadinya gak kena pajak juga akhirnya. Demi menekan macet, diterapkan 3 in one. Halah bayar aja jokinya 10 ribu, apa susahnya sih. Lantas ada rencana penerapan hari untuk plat number ganjil, dan hari lainnya untuk yang nomor genap. Kayak di Beijing, dan di sana sukses diterapkan. Di kita? He he, bikin aja 2 plat nomor ganjil dan genap, apa susahnya? <br />Emang polisi bakal ngecek gitu? Kalo ke gap, bilang aja 8 enam, dan kasih duit warna merah. Beres deh.<br /> <br />Di kita peraturan memang terlahir untuk diakali. Di kita, banyak hal yang gak perlu diributin. Tarif jalan tol yang sudah sepatutnya disokong malah diributin, tapi budget gak jelas lain malah dibiarkan. Sama kayak anggota DPR. Selalu ngeributin Pemerintah punya rencana dan anggaran ini itu secara berlebihan. Tapi kok melempem saat ada kontroversi kenaikan gaji mereka? Konon katanya banyak yang pake aji mumpung sekaligus tukang tembak proyek. Ini banyak terjadi pada pejabat eksekutif maupun legislatif dan juga yudikatif.<br /> <br />Payah ini pada bokis dan egois. Biarin aja negara miskin, Emang Gue Pikirin, yang penting kan kantong gue tebel dan foya-foya, gitu kali yah kata mereka. Kalo itu karena kerja keras dan kepandaian mereka, EGP deh dan mereka berhak untuk itu. Tapi kalo karena hasil KKN, nah ini biang kerusakan negara. Capeek deeehh.<br /> <br />Wassalaam,<br /> <br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-88311559638845313062010-01-11T05:59:00.000-08:002010-01-11T06:00:00.729-08:00Harga naik dimana-manaPosted: 23 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Salah satu Food Stall Nasi Padang di dekat kantor baru buka kemarin. Penjualnya ikut-ikutan libur panjang kayak di Indonesia. Kadang pagi saya suka makan mie atau soto di situ. Gak nyangka pas kemarin bayar S$ 2 seperti biasanya, ternyata kurang. Harganya dah berubah Mas, sekarang jadi S$ 2.50 per porsi, katanya. Nyoba juga beli cemilan yang biasa S$ 1.00 dapat 3 biji. Lagi-lagi, ternyata harganya udah berubah jadi S$ 1.40 tuk 3 biji. Wahh naik semua yah? Gak tau cuma di stall ini saja ataupun di stall sejenis di tempat lain. S$ 0.50 memang cincai, tapi kalo dilihat dari persentasi lumayan gede juga, yakni 25%.<br /><br />Gimana dengan barang-barang di sini serta makanan dan masakan pada umumnya? Adakah kenaikan yang lumayan akhir-akhir ini? Saya sendiri biasanya kalo belanja di supermarket biasanya gak pernah ngecek harga. Ambil, kumpulin dan bayar aja, males ngecek satu-satu. Maklum kalaupun naik sen-sen an saja, yang meskipun dirupiahkan sebenarnya lumayan gede. Kalo di Jakarta, harga naik berasa banget. Karena satuan uangnya udah ribuan. Udah gitu kalo naikin harga gak kira-kira. Pernah waktu itu beli kulkas di Carrefour. Kata penjaganya beli sekarang aja Mas, jangan deket-deket lebaran. Akhirnya saya beli deh. Bener juga, pas deket-deket lebaran, harganya udah naik 10-15%. Gile aje.<br /><br />Saya jadi curiga jangan-jangan kalau pada ngadain SALE Lebaran, apa pada naikin harga duluan gitu yah? Maksudnya naikin dulu 40%, terus bilang kasih diskon 30%. Kan sebenarnya mereka tetap untung 10%. Ada yang pernah ngecek gak? Biasanya kalo mengacu kepada hukum ekonomi biasa, permintaan naik, maka harga pun naik. Tapi pas lebaran malah banyak sale. Profit berkurang itu gak papa, yang penting omzetnya gede, ataukah emang sebenarnya pada naikin harga duluan yah?<br /><br />Satu lagi, kalo di Singapore, ada yang namanya GST, yang besarnya 7%. Untung barang-barang kecil dan murah, biasanya harga inclusive GST. Di Jepang, shohizei alias pajak konsumsi itu besarnya 5%. Semuanya jelas aturannya dan tertera. Tapi di Jakarta, saya gak pernah tau berapa pajak barang. Cuma yang bikin sebel harga barang beda-beda di beragam tempat. Syukurlah Carrefour ada kompetitornya, hingga harganya bisa dibandingkan. Walau sebenarnya harga di supermarket itu jauh lebih mahal daripada harga di pasar tradisional, namun orang banyak yang pilih supermarket, karena kondisinya yang bersih, plus bisa one stop shopping, sekaligus gengsi juga. Berapa yah pajaknya? Yang saya tau, pajak konsumsi adalah 10%, sebab itu ditambahkan langsung kalo pas kita beli makanan di resto atau food stall.<br /><br />Anyway, gak di sini dan gak di sana, harga pada naik. Minyak juga naik, lalu beras naik, dan semua naik. Cuma gaji aja yang naiknya lambat dan belum tentu sebanding dengan laju inflasi. Padahal kalo kenaikan gaji di bawah laju inflasi, itu berarti kita yang tekor. Singapore walaupun barang harganya naik, entah kenapa gak terasa gede, mungkin karena satuannya sen atau few dollars, serta masih bisa di absorb.<br /><br />Tapi kalo di Jakarta, banyak juga pedagang yang kejem naikin harga gak pakai otak, bahkan sampai beras pun dinaikkan secara konyol harganya. Sesuatu yang musykil terjadi di jiran, karena Pemerintah sini dan Malaysia mengontrol secara ketat harga sembako. Kalo dah gini, rakyatnya pusing, kok gaji jadi gak cukup buat ini itu. Walau pusing, banyak yang malas nyari ke pasar tradisional. Enakan ke supermarket deh katanya. Abis kadang di pasar tradisional, kalo kite gak tau harga, juga dibodongin melulu. Nah lho.<br /><br />Harga naik melulu, emang bikin pusing. Gak di sana, gak di sini sama aja. Ada yang ngerasain kenaikan harga juga? Then, ada yang tau berapa sebenarnya pajak barang dan makanan yang dikonsumsi di Jakarta?<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-90530232674629372692010-01-11T05:55:00.000-08:002010-01-11T05:56:43.807-08:00Trend baru kita: Komisi-komisian dan Dewan-dewananPosted: 23 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/23/time/081232/idnews/843780/idkanal/10<br /><br />Ini ada yang "lucu" dan njlimet lagi di Republik kita. Wantimpres diributkan karena dituding minta naik gaji. Dewan Pertimbangan Presiden ini juga kelasnya akan naik sekelas menteri. Anggotanya adalah Adnan Buyung, Rachmawati Soekarnoputri, KH Ma'aruf Amin, Sjahrir, TB Silalahi, Radi Abdul Gani, Emil Salim dan Subur Budisantoso.<br /><br />Gak tau yah, di kelembagaan kita, kita senang bikin komisi-komisi-an dan dewan-dewanan. Ada wantimpres, dulu ada penasehat presiden ini itu, ada jubir Presiden tapi ada Mensesneg dan ada Menseskab, ada lagi Komisi Kepolisian, lalu Komisi Yudisial, KPK, Timtas Tipikor dll. Yang kayak begini, di negeri lain gak ada. Sebenarnya MA, Polisi, Jaksa, DPA, BPK saja sudah cukup. Apa karena masing-masing kerjanya gak bener, lantas perlu ada komisi dan dewan lain yang perlu untuk mengawasi mereka?<br /><br />Lantas, keanggotaan komisi dan dewan itu sendiri pun ada yang mengundang kontroversi. Kalau komisi dan dewan ini kerjanya gak bener, lantas siapa yang harus mengawasi? Apakah perlu dibentuk komisi pengawas komisi bla bla bla. Jadinya gak habis habis dong? Bukan apa-apa brur, keberadaan komisi dan dewan itu belum jelas job description dan fungsinya. Keanggotaan yang banyak berikut staf-stafnya akan menambah beban anggaran negara, apalagi gaji dan fasilitas tuk orang elit macam mereka gak murah. Harusnya negara berani dong ambil resiko take and give. Gue kasih lo segini tapi lo harus kerja sekian. Namun realitanya justru banyak orang meragukan kerja komisi dan dewan itu.<br /><br />Daripada ngabisin anggaran negara gak karuan, apa gak lebih baik lembaga yang sudah ada dimaksimalkan saja? Hemat juga tih? Ataukah memang karena lembaga dan birokrasi yang ada sudah terlalu brengsek, dan karenanya no choice selain membentuk komisi2an dan dewan2an seperti itu? Kalau iya, capek dehhh, mbuleet lagi. Dah gitu capek juga dengernya kalau kita selalu berpolemik dan penuh kontroversi. Anyway, kalau kita di luar sistem, memang agaknya mudah mengkritisi. Dan sudah banyak kejadian begitu kita masuk sistem, yang tadinya vokal lantas melempem. Selain karena terbawa alur sistem yang sudah ada, juga bingung harus mulai darimana dan gimana cara memperbaikinya. Nah lho!<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-71681689297492046102010-01-11T05:53:00.003-08:002010-01-11T05:53:53.136-08:00Nostalgia Warkop DKIPosted: 23 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />http://www.youtube.com/results?search_query=warkop+DKI <br />http://www.youtube.com/watch?v=URRcauCVJw0<br /> http://www.youtube.com/watch?v=HmiOKEJlJV0<br /><br />Ada yang ingat dengan Warkop DKI alias Dono Kasino Indro? Komedian slaptick yang melegenda ini memang meninggalkan banyak kenangan dan penggemar. Posisinya di panggung hiburan dan di film-film memang tak tergantikan. Iseng-iseng akses Youtube, ketemu juga klip-nya. Weww, jadi geli sendiri dan ingat nostalgia masa lalu.<br /><br />25 tahun lalu saat masih tinggal di bilangan Kemayoran, saban habis Lebaran, abang saya selalu mengajak adek-adeknya dan sepupu saya nonton film Warkop di bioskop Metropolitan di jalan Garuda, sebelum jalan Gunung Sahari. Sayangnya beberapa bulan lalu, saat bersama keluarga melintas kawasan itu, ternyata bioskopnya udah gak ada lagi, entah jadi apa sekarang.<br /><br />Nonton film Warkop DKI memang saat itu bak jadi tontonan wajib pasca lebaran. Maklum, waktu itu belum ada yang namanya VCD, DVD dll. Yang punya video juga bisa dihitung dengan jari. Siaran TV pun cuma satu, yakni TVRI. Kadangkala film Warkop dirilis untuk 13 tahun ke atas. Kalau sudah begini, saat ada adegan cewek- cewek berpakaian seksi, abang saya selalu bilang ke adek-adek dan sepupunya yang saat itu masih sekolah dengan pakaian merah putih, untuk nunduk dulu dan ngumpet di bangku. Kite-kite yang masih polos, nurutin aja. Karena memang saat itu juga merasa belum waktunya ngeliat cewek berpakaian senam nan seksi gitu.<br /><br />Beda banget dengan anak sekarang. Konon katanya, ada berita miris, anak-anak SD yang dibekali handphone berkamera oleh orang tuanya, punya hobby merekam alat vital sendiri dan teman-temannya untuk ditonton rame-rame. Cek cek cek. Kemarin di Bandar Lampung terungkap ada siswi SMP yang selama setahun digilir oleh teman-temannya lalu adegan rape direkam dengan kamera HP dan disebar luaskan ke penjuru jagat. Ada lagi anak umur 13 tahun yang menggilir bocah-bocah di Petukangan Barat dengan gaya kaum Nabi Luth. gara-gara kebanyakan nonton film porno. Na'udzubillah min Dzalik. Memang sak iki zaman eduaann tenann.<br /><br />Gak tau anak-anak sekarang tambah rusak. Dulu semasa duduk di SMP di Mayestik, kadang para guru mengadakan razia stensil di kelas. Kalau udah gini, teman yang suka bawa Nick Carter dll, biasanya ngumpetin dulu stensil di kisi-kisi WC. Pernah juga doi telat, akhirnya ke gap dan dipanggil ortunya. Mokal banget gak tuh? Udah pasti ortunya ngamuk habis. Tapi kini zaman dah berubah. Film porno gak susah lagi didapat di lapak-lapak VCD bajakan. Penjualnya gak peduli yang beli siapa. <br /><br />Via internet pun, begitu mudahnya pornografi diakses dan masuk jauh ke dalam rumah kita dan dunia internet adalah dunia tanpa batas, kalau sang ortu gak pandai-pandai mengontrol anaknya, sulitlah berharap anaknya mau mengontrol dirinya untuk gak akses ke sana. Apalagi pengaruh pergaulan teman yang brengsek juga banyak. Globalisasi di satu sisi bermanfaat tapi di sisi lain punya efek buruk. Baik buruknya tergantung pada the man behind the gun, alias pemakainya. Wah, jadi meleber kemana-mana bahasannya.<br /><br />Balik lagi ke Warkop DKI, komedi slaptick seperti mereka agaknya udah gak zaman saat ini. Namun entah kenapa malah ngangeni dan tetap lucu bila menyaksikan film-filmnya lagi. Tampang Dono udah bikin orang ketawa sebelum dia ngapa-ngapain, bahkan tampangnya memang lebih kocak daripada tampangnya Tukul. Dono dan Kasino sudah tiada. Tinggal Indro yang kini tersisa. Namun kenangan dari puluhan film yang mereka bintangi, tetap tak lekang dari ingatan penggemarnya. Wahh, kocak abis kalo ngeliatnya lagi, sampai sakit perut jadinya. Paling gak nonton film komedi slaptick macak ini masih lebih baik daripada ngeliatin film-film horor yang kini terus menggentayangi tanah air.<br /><br />Ada yang penggemar Warkop DKI juga gak? Mohon info website selain Youtube, dimana kita bisa akses film-film mereka.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-32599649493280557992010-01-11T05:53:00.001-08:002010-01-11T05:53:17.998-08:00Papa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-56837751109012162312010-01-11T05:49:00.000-08:002010-01-11T05:50:39.791-08:00Debat jijay Penal Code 377A; Moral/Religi vs FreedomPosted: 22 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Hari ini, katanya kalo gak ada halangan, di parlemen S'pore bakal didebatkan hal JIJAY yang kurang penting dan gak perlu sekaligus menjengkelkan. Hal Jijay ini bernama Penal Code section 377A, yang selama ini menganggap gay sex adalah tindakan kriminal. Hal yang didengar aja udah jijay gini, diajukan pencabutannya oleh seorang anggota MP dan menyulut polemik di masyarakat dan jadi head line media massa. Alasannya adalah demi persamaan hak dari mereka yang berperilaku menyimpang.<br /><br />Masalah gini sebenarnya udah gak perlu dibahas. Kalau mengacu kepada Al Qur'an, sudah jelas contoh azab Allah SWT terhadap Kaum Sodom dan Gomorah di zaman Nabi Luth yang diterbalikkan tanahnya hingga binasa semuanya. Kelakuan begini bukan lagi berdosa, melainkan lebih dari itu, dilaknat oleh Allah SWT. Apa jadinya kalau sampai hal beginian dibiarkan, meski secara informal masyarakat cuek akan fenomena menjijikkan ini? Apa jadinya kalau dilegalkan lantas kebablasan sampai ke same sex marriage? Ini tinggal tunggu azab Allah datang secepatnya ke sini.<br /><br />Herannya banyak orang di zaman kini yang memakai alasan kebebasan dan persamaan hak untuk mengargumentasi aturan yang udah jelas dan baku. Bisakah anda bayangkan kalau kebebasan itu diartikan bebas sebebas-bebasnya? Bisa hancur dunia itu tanpa aturan main yang jelas. Selingkuh dan main prostitusi, atau kumpul kebo, kalau mengacu ke kebebasan, memang dibolehkan. Kan itu hak nya dia, dan dia juga ngebayar, lantas apa salahnya? Namun gak bisa ditinjau dari segi agama dan moral, dan punya efek negatif merusak tatanan bermasyarakat.<br /><br />Demikian juga dengan judi. Kalau pakai asas bebas, ya gak papa, wong uangnya uang dia dan dia gak ngerampok. Tapi dari segi agama sudah ada aturan main yang jelas, dan judi itu diharamkan karena lebih banyak mudharatnya. Ada lagi yang atas nama seni dan kebebasan berekspresi, membolehkan foto bugil maupun bugil sungguhan di beberapa lokasi. Kalau ikut asas kebebasan, ya boleh, kan haknya dia. Tapi gak demikian kalau kita mengacu pada moral dan agama.<br /><br />Allah SWT baik terhadap manusia, dan semua yang diperintahkan oleh-Nya adalah baik. Tapi dasar manusia, pintar ngakalin, semuanya dikutak-kutik untuk kepentingannya. Tuntunan sang Khalik sudah jelas, dan setiap kelakuan itu ada manfaat dan mudharatnya. Kalau mudharatnya lebih banyak maka harus ditinggalkan. Sayangnya banyak manusia gila. Hal di atas hanyalah beberapa contoh, dan banyak contoh lain, yang mengisahkan pertarungan antara Freedom vs Religi-Morale. Di Indonesia tahun lalu sempat ada perdebatan seru tentang RUU APP, yang kini bagaikan lenyap tanpa bekas.<br /><br />Berbicara tentang kelakuan menyimpang, saya kadang gak habis pikir, kenapa yah di acara TV kita, baik lawakan maupun drama, kenapa selalu dieksploitisir sosok banci? Tengoklah Extravaganza, banyak film dan sinetron bahkan sekalipun si Yoyo yang bernuansa agama, tak ketinggalan pula acara Ramadhan di Trans TV yang mengundang kecaman MUI karena berlebihan mem-bencong-kan si Olga. Ini lagi-lagi brengseknya sebagian media massa kita yang cuma berpikir duit dan duit tanpa peduli moral anak bangsa.<br /><br />Apakah gak ada cara lain menampilkan tawa, selain mengeksploitasi sosok banci? Di satu sisi, kasian juga si bencong karena jadi bahan ledekan. Namun di sisi lain, apakah ini gak berani mempromosikan banci-banci-an? Lihat saja gaya dan penampilan menjijikkan sebagian presenter pria yang terlalu kemayu. Apakah ini pertanda banyak justru fenomena perbancian tambah marak di tanah air dan itu berarti tambah lagi satu sakit jiwa kita. Apakah atas nama kebebasan pada akhirnya yang namanya agama dan moral harus diabaikan? Sekali lagi, yang namanya perbancian bukan cuma dosa tapi juga dilaknat, sangat musykil rasanya kalau mereka yang terkait itu gak tau, kecuali pada ngeyel dan buta mata, telinga dan hatinya.<br /><br />Hal jijay ini tentunya juga menyangkut wanita dengan wanita. Suatu hari di jalan Jakarta saya dan bapak yang ngantar saya sampai geleng-geleng kepala. Di sebelah mobil kami ada taksi berisi 2 wanita cantik. Gilanya mereka saling melakukan kissing di dalam taksi. Mereka cantik-cantik padahal, dan saya yakin banyak lelaki yang pada demen mereka. Gila juga. Ada juga yang penampilan satu wanitanya tomboy. Inilah yang kemarin bikin penumpang MRT ke Bugis yang saya naiki memandang sinis, karena si tomboy dan feminim bermesaraan di pintu kereta MRT. Setomboy-tomboynya penampilan seorang wanita, tetap aja ketauan. Wong dadanya masih menonjol dan kulit wajahnya lebih mulus. Gilee deh.<br /><br />Moga-moga perdebatan Penal Code 377A itu diabaikan nantinya. Hal menjijikkan yang diinisiatifkan oleh budaya negeri Barat sana memang gak sepatutnya diperbolehkan di rakyat. Kalau di sini, peraturannya ada meskipun gak tau pelaksanaannya gimana. Di Indonesia harusnya penampilan mereka di TV juga lebih diperketat, karena kuatir mempengaruhi moral anak bangsa. Mereka bukan seharusnya dieksploitasi ataupun diolok-olok, melainkan harus disadarkan. Sangat sedikit sekali yang naturally menyimpang. Kebanyakan karena pengaruh lingkungan, dan itu yang dibuat-buat. Ini bukan hal diskriminasi, namun apabila kelakuan menjijikkan itu tidak dikontrol dan disadarkan, ia akan menjadi laksana virus yang menyebar dan merusak banyak orang.<br /><br />Semoga kita semua bisa lebih peka dan menyadari tentang virus-virus amoral yang sengaja disebarkan atas nama macam-macam. Semoga pula langkah perbaikan dan penyadarannya bisa lebih kongkret. Sebelum semuanya terlambat, sebelum semuanya jadi rusak dan yang penting sebelum azab Allah datang melanda karena kita mengabaikan peringatan-Nya. Adakah atas nama kebebasan dan demokrasi kita terus-menerus berulah untuk mencoba mengesampingkan ajaran-Nya? Walau itu juga bukan berarti atas nama moral dan religi kita harus menghilangkan total yang namanya kebebasan. Bebas memang harus ada aturan mainnya dan tidak boleh bebas sebebas-bebasnya.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-59050913232872791432010-01-11T05:43:00.000-08:002010-01-11T05:44:31.100-08:00Nothing is ImpossiblePosted: 22 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Nothing is Impossibole, Impossible is Nothing. Bravooo Ferarri dan Kimi. <br /><br />http://www.detiksport.com/indexfr.php?url=http://www.detiksport.com/tahun/2007/bulan/10/tgl/22/time/010219/idnews/843191/idkanal/80<br /><br />Akhirnya Kimi Raikkonen dari Ferrari berhasil meraih juara dunia F1 secara dramatis di GP terakhir di Brasil. Sebelum balapan, Kimi cuma punya nilai 100, sedangkan duo Mc Laren jauh di atasnya. Lewis Hamilton, sang rookie, punya nilai 107, dan defending champion Fernando Alonso punya nilai 103. Kimi start di posisi ketiga di belakang driver Ferrari lainnya, Felipe Massa, yang disusul oleh Hamilton di belakangnya. Sedangkan Alonso ada di posisi ke-4. Standar point F1 adalah sbb:<br /><br />1st place: 10 points 2nd place: 8 points 3rd place: 6 points 4th place: 5 points 5th place: 4 points 6th place: 3 points 7th place: 2 points 8th place: 1 point<br /><br />Itu berarti Kimi, yang start di posisi ke-3, kalaupun menjadi juara di GP ini, maka baru akan menjadi World Champion bila Hamilton finish di luar 5 besar dan Alonso finish di luar 2 besar, sesuatu syarat yang hampir musykil mengingat posisi start dan kecemerlangan prestasi Hamilton dan Alonso. Tapi memang taktik brilyan duo Ferrari, serta kesialan mesin Hamilton ditambah tidak padunya duo Mc Laren, menjadikan Nothing is Impossible terbukti.<br /><br />Hasil akhirnya adalah Kimi finish di urutan pertama, Alonso di urutan ketiga dan Hamilton terseok di urutan ke-7. Sehingga nilai akhir Kimi menjadi 110, sedangkan Hamilton dan Alonso menyusul di belakangnya dengan nilai 109. Cuma beda 1, tipis banget dan ditentukan di GP terakhir semalam. Suatu hasil yang benar-benar di luar dugaan, mengingat Kimi terseok-seok dalam perolehan nilai di GP-GP awal. What a pity ending for Hamilton! Mungkin ini "karma" dari Mc Laren yang nyolong teknologinya Ferrari sekaligus "karma" karena kemungkinan kelakuan Mc Laren dari Inggris yang menganak-emaskan Hamilton yang juga dari Inggris.<br /><br />Nothing is Impossible, dan ini juga banyak terjadi di atas lapangan rumput sepakbola. Bahkan juga di kehidupan kita pun tak jarang terjadi fenomena seperti itu. Kuncinya, jangan pernah menyerah, berjuanglah sampai titik darah penghabisan.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-25113869004591111362010-01-11T05:39:00.001-08:002010-01-11T05:39:57.471-08:00Mega proyek ambisius, Jembatan Selat SundaPosted: 20 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Kalau tidak ada halangan, tahun 2025 kita bakal punya landmark infrastruktur kebanggaan kelas dunia. Jembatan Selat Sunda (JSS) bakal membentang menghubungkan Jawa-Sumatera. Proyek ambisius bernilai 92 trilyun ini sebenarnya telah diusulkan oleh Prof Sedyatmo sejak tahun 1960-an. Pak Harto sendiri akhirnya mencanangkan JSS sebagai salah satu dari 3 mega proyek yang diberi nama Studi Tri Nusa Bimasakti, yakni berupa Jembatan Selat Sunda, Jembatan Selat Madura dan Jembatan Selat Bali. Jembatan Selat Madura (JSM) sudah mulai dibangun di bawah kepemimpinan Bu Mega. Anekdotnya, bagian ujung di pulau Madura gak pernah selesai. Soale jembatan kan dari besi, jadinya ya ya ya. Namanya juga anekdot. JSM sendiri awalnya sempat ditolak oleh para kyai dan kaum santri di sana, karena kekhawatiran pengaruh industrialisasi terhadap kehidupan religi di Serambi Madinah itu.<br /><br />Namun JSS, JSM dan JSB adalah suatu keniscayaan, dan harus diwujudkan entah kapan, mengingat begitu penting dan vitalnya fungsi kesemuanya. Pengangkutan dengan feri sudah tidak memadai, apalagi sangat dipengaruhi cuaca, utamanya angin, kondisi feri yang terbatas dan buruk, lamanya waktu tempuh dll. Bayangkan, ada 350 ribu orang tiap hari yang melintasi JSS. Saat jadi nanti, JSS akan menjadi yang TER- di dunia. Panjangnya saja 31 km, jauh lebih panjang dari jembatan Seto Ohasi, yang menghubungkan pulau Honshu-Shikoku di Jepang, yang katanya ter- di dunia walau cuma 13 km saja. Rentang tiang gantungnya yang 3,5 km, masih jauh lebih panjang dari punyanya Akashi Kaikyo Ohasi yang menghubungkan pulau Honshu-Awaji Island di Jepang yang cuma 1,9 km. Belum lagi tinggi menaranya nanti. Boleh jadi akan mengalahkan jembatan di Prancis.<br /><br />Di tengah kondisi tanah yang labil karena dekat dengan volkano aktif Anak Krakatau, dimana Bapak dari gunung ini pernah melahirkan letusan maha dahsyat tahun 1883, terhebat sepanjang sejarah manusia modern, keberhasilan pembangunannya nanti juga akan menjadikan simbol kehebatan SDM dan kepakaran anak bangsa sekaligus simbol kebangkitan ekonomi dan kejayaan bangsa. Biayanya memang tidak main-main, USD 10 billion. Gak tau berapa lama BEP (break event point) bakal tercapai. Namun yang pasti mengingat manfaatnya amat sangat besar, sama seperti manfaat jalan tol Jakarta-Surabaya, maka pembangunannya adalah suatu keharusan dan suatu keniscayaan.<br /><br />BTW, hmmm, Mas Tomi Winata ikut-ikutan di situ yah. Apakah Grup Arta Graha yang bakal tampil di mega proyek ambisius ini? Wew, jadi pahlawan dong Mas Tomi Winata nantinya? Ya sekali-kalilah begitu, barangkali bisa menghapus "dosa-dosa"-nya seperti yang dirumorkan banyak orang. Hmmm, Tomi Winata yah? No further comment, tapi salah sendiri, kenapa yang lain gak mau dan gak niat ngebangun proyek sepenting ini? Apa salah gitu kalo justru Mas Tomi duluan yang tergerak hatinya? Sssst, udah deh, yang penting selesaikan jembatan ini dulu. Urusan lainnya bisa sambil jalan atau dibereskan belakangan, kecuali ada yang mau nimbrung dan berkorban di proyek ini menggantikan calon investor yang udah ada.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.com<br /><br /><br />Infrastruktur Mewujudkan Mimpi "Landmark" Kebanggaan Indonesia <br /><br />Apakah ada tsunami setinggi 70 meter? Tidak ada, kan? Maka, Jembatan Selat Sunda ini sangat aman dibangun," ujar konsultan senior Profesor Wiratman Wangsadinata saat ditemui di Kapal Tunas Wisesa 03 milik Artha Graha Network di perairan Pulau Sangiang, Selat Sunda, Rabu (3/10). <br /><br />Salah satu momok menakutkan bagi Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah potensi letusan Gunung Krakatau dan kemungkinan terjadinya tsunami. Namun, dalam buku Krakatoa: The Day the World Exploded (halaman 312 dan 315) yang ditulis Simon Winchester, ketinggian tsunami akibat letusan legendaris 27 Agustus 1883 hanya 35 meter. <br /><br />"Jembatan ini juga akan dirancang mampu bertahan dari gempa bumi dengan skala Richter terbesar yang pernah terjadi. Bahkan, pergeseran konstruksi jembatan sejauh satu meter akibat gempa tidak akan berdampak pada JSS," ujar Wiratman, yang dikenal sebagai perintis aturan gempa pada konstruksi di Indonesia. <br /><br />Pernyataan Wiratman tentang konstruksi jembatan makin diteguhkan tulisan Kuntoro Mangkusubroto, dalam kapasitas sebagai Ketua Satuan Tugas The Nusantara Tunnel, pada Kompas, Minggu, 3 November 2002. Dalam tulisannya, Kuntoro menyatakan Selat Sunda bagian utara-lokasi pembangunan JSS-merupakan zona aman. <br /><br />"Di bagian utara ini diidentifikasi zona aman, di antara dua patahan, yaitu patahan Sukadana-Gunung Gede, serta patahan Rajabasa-Danau di sebelah selatan, dengan lebar 15 kilometer dan kedalaman rata-rata sekitar 20 meter-60 meter. Kecepatan angin, kecepatan arus, dan tinggi gelombang di wilayah ini secara umum dapat dikatakan tidak ganas," demikian ditulis Kuntoro. <br /><br />Wiratman mengatakan, pembangunan JSS dari sisi teknologi tidak ada persoalan. <br /><br />"Salah satu kendala adalah birokrat. Kendala lain, yakni tidak ada dana akibat tidak ada prioritas sehingga rencana tidak berkesinambungan. Kini saya sudah menandatangani kesepakatan prastudi kelayakan. Jadi, meski saya mungkin telah 'dipanggil' Tuhan saat JSS beroperasi tahun 2025, setidaknya saya turut mengawali," katanya. <br /><br />Pada 3 Oktober lalu, Wiratman menandatangani Memorandum of Agreement Pre-feasibility atau prastudi kelayakan JSS bersama Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dan pengusaha nasional Tommy Winata. <br /><br />Selain itu, turut menandatangani para bupati dan wali kota yang wilayah pemerintahannya berada di tepi pesisir Selat Sunda. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Paskah Suzetta dan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa ikut menyaksikan acara itu. <br /><br />Panjang keseluruhan JSS adalah 31 kilometer yang terbagi dalam lima seksi (dari timur ke barat, yakni seksi I sepanjang 7,5 km, seksi II (7 km), seksi III (7 km), seksi IV (3,5 km), dan seksi V (6 km). Sementara lebar JSS dirancang 60 meter, dengan 2 x 3 lajur lalu lintas jalan raya, lintasan ganda (double track) kereta api, dan 2 x 1 lajur pejalan kaki, serta jalur darurat. <br /><br />JSS akan dirancang dengan konstruksi gantung yang melewati (dari timur ke barat) Pulau Ular, Sangiang, dan Panjurit. Salah satu bentang jembatan diprediksi selebar 3,5 kilometer "melompati" palung Selat Sunda sehingga JSS mengalahkan bentang jembatan Selat Messina (antara Italia dan Pulau Sisilia), yang dibangun mulai 2007 ini. <br /><br />Bentang jembatan gantung Selat Messina itu 3,3 kilometer dan hingga kini tercatat sebagai bentang jembatan terpanjang di dunia. "Sebelumnya, yang terpanjang adalah Jembatan Akashi Kaikyo di Jepang sepanjang 1.991 meter," jelas Wiratman. <br /><br />"Pemerintah sangat mendukung pembangunan infrastruktur, terlebih karena mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi kawasan-kawasan yang dilintasinya. Pertumbuhan ekonomi, misalnya, akan dinikmati masyarakat di dua ujung JSS dan pulau-pulau kecil yang dilintasi jembatan," ujar Paskah. <br /><br />Pemerintah dan swasta <br /><br />Paskah mengatakan, pihaknya akan meninjau apakah pembangunan JSS mampu didanai APBN atau dari investasi swasta. "Namun, kami berkeinginan kalau bisa 50:50, antara dana APBN dan swasta," ujar Paskah. Dia memprediksi penyeberangan feri takkan mati begitu saja sebab masih ada beberapa jenis barang yang tetap diseberangkan feri. <br /><br />Tahun ini, setiap hari sekitar 350.000 penumpang menyeberang dari Bakauheni ke Merak dan sebaliknya. Sementara jumlah kendaraan roda dua dan empat sekitar 25.000 unit per hari. <br /><br />"Kami memperkirakan pertumbuhan kendaraan serta mobilitas barang dan orang lambat laun tidak mampu tertangani pelabuhan penyeberangan. Apalagi tahun 2017/2020 nanti. Kami prediksi terjadi pembatasan lalu lintas pelayaran di Selat Malaka dan Selat Sunda, maka kami berhasrat membangun JSS," kata juru bicara Artha Graha Network, Heka W Hertanto. <br /><br />Mengapa jembatan bukan terowongan? Wiratman mengungkapkan 12 dasar pertimbangan dipilihnya konstruksi jembatan, antara lain lebih aman dari gempa, lebih cepat dibangun, kebakaran lebih mudah dipadamkan, nyaman bagi pelintas karena tidak memicu kecemasan, risiko kecelakaan kerja lebih rendah, dan karena tampak akan jadi landmark kebanggaan bangsa Indonesia. (haryo damardono) <br /><br />Jembatan yang Satukan Jawa-Sumatera <br /><br />Anita Yossihara<br /><br />Penumpukan kendaraan di Pelabuhan Merak selama 10 hari di pengujung Agustus lalu adalah pengalaman buruk sopir pengangkut bahan kebutuhan pokok dari Jawa ke Sumatera dan sebaliknya. Setiap kendaraan paling cepat butuh dua hari untuk menempuh perjalanan dari Cilegon menuju Merak yang berjarak tidak lebih dari 15 kilometer. <br /><br />Tidak sedikit truk pengangkut bahan makanan, seperti ikan basah, buah-buahan, sayuran, dan bumbu-bumbuan, yang terjebak di tengah antrean di Jalan Tol Jakarta- Merak. Akibatnya, bahan makanan yang mereka angkut membusuk sebelum sampai ke tujuan di Pulau Sumatera. <br /><br />Penumpukan itu dipicu kenaikan jumlah volume truk yang akan menyeberang melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak, Kota Cilegon, Banten. Kondisi itu diperparah dengan banyaknya kapal roll on roll off (roro) yang menjalani perawatan (docking). Saat itu, dari 25 kapal roro yang ada, tujuh di antaranya tengah masuk dok untuk perbaikan, secara bersamaan. Dua kapal lain tidak bisa dioperasikan karena rusak permanen. Akibatnya, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Merak hanya bisa mengoperasikan 15 kapal. <br /><br />Penumpukan kendaraan yang mengganggu distribusi barang antara Jawa dan Sumatera itu menggambarkan betapa gawatnya kondisi penyeberangan yang menghubungkan dua pulau tersebut. Jika kapal terganggu, transportasi laut pun terhambat. Jika gelombang laut tinggi di Selat Sunda, kapal-kapal pun kerap tidak dioperasikan. Gagasan menyatukan Jawa dan Sumatera melalui jembatan pun kembali hidup. Jembatan akan menjadi solusi munculnya gangguan penyeberangan. <br /><br />Sebenarnya, solusi penghubung Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali sudah dibicarakan sejak tahun 1960. Saat itu, Profesor Soedyatmo dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengusulkan adanya penghubung Sumatera- Jawa, Jawa-Bali, dan Jawa-Madura. Ada dua alternatif yang lalu mencuat, yakni penghubung dalam bentuk terowongan atau jembatan untuk menghubungkan Jawa-Sumatera. <br /><br />Pada tahun 1965, desain percobaan infrastruktur lintas Selat Sunda antara Jawa dan Sumatera dibuat oleh tim dari ITB. <br />Rencana itu mendapat respons positif dari Presiden Soeharto saat berkuasa. Pada tahun 1986, ia menunjuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan kajian awal, tentang kondisi alam dan pengembangan teknis Selat Sunda, dengan nama Studi Tri Nusa Bimasakti. <br /><br />Pada tahun yang sama, Departemen Pekerjaan Umum (DPU) melakukan studi sosio- ekonomi, terutama terkait dengan estimasi permintaan lalu lintas dari Pulau Jawa ke Sumatera dan sebaliknya. Empat tahun kemudian, tim ahli dari Jepang memberi rekomendasi bahwa jembatan kelas dunia, seperti Jembatan Selat Sunda (JSS), dapat dibangun jika pendapatan per kapita satu negara sudah 3.000 dollar AS. <br /><br />Tahun 1997, kajian awal solusi penghubung Jawa-Sumatera selesai dilakukan oleh Profesor Wiratman Wangsadinata dari ITB. Guru besar yang saat itu menjadi konsultan BPPT tersebut merekomendasikan, jembatan panjang merupakan alternatif penghubung yang lebih baik dibandingkan dengan terowongan terapung. <br /><br />Hasil kajian itu ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah RRC dan Indonesia, untuk melakukan kajian teknologi spesifik dan investigasi geologi di Selat Sunda. <br /><br />Rencana pembangunan JSS mulai gencar disosialisasikan satu tahun terakhir ini. Bahkan, pada 10 Agustus 2007 di Bandar Lampung, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP menandatangani nota kesepahaman pembangunan JSS. <br /><br />Wiratman & Associates memperkirakan, pembangunan JSS membutuhkan dana sekitar 10 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 92 triliun. Dana itu bisa diperoleh dari pemerintah maupun investasi pihak swasta. <br /><br />Pembangunan JSS akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembuatan prastudi kelayakan (2007-2009), tahap pembuatan studi kelayakan (2009-2013), dan tahap pembangunan (2013-2025). <br /><br />Rp 42 triliun <br /><br />Pendapat berbeda diungkapkan oleh Siswono Yudo Husodo, seorang tokoh nasional yang pernah menjadi anggota tim pembuatan maket JSS pimpinan Ir Rochaji Gaffar dari ITB, pada 1965, saat dia masih mahasiswa ITB. Menurut dia, perkiraan dana pembangunan JSS sebesar Rp 92 triliun itu terlalu tinggi. <br /><br />Menurut perhitungan Siswono, pembangunan jembatan dengan panjang 30 kilometer dan lebar 60 meter di Selat Sunda itu hanya butuh dana Rp 42 triliun. Dana sebesar itu sudah cukup untuk membangun jembatan gantung dengan menggunakan konstruksi baja. Anggaran Rp 42 triliun itu dihitung berdasarkan pengalaman perusahaan Siswono membangun Jembatan Barelang, yang menghubungkan Pulau Batam-Rempang-Galang, di Provinsi Kepulauan Riau. <br /><br />Bahkan, Ir Jodi Firmansyah dari ITB pernah menghitung bahwa pembangunan jembatan di Selat Sunda dengan panjang 27 kilometer dan lebar 30 meter hanya butuh dana sekitar Rp 31,668 triliun. Peneliti pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat itu menyebutkan, sebanyak 40 persen dari nilai proyek digunakan untuk membangun fondasi di laut dalam. <br /><br />Perkiraan biaya pembangunan JSS itu disampaikan Jodi dalam makalah berjudul Tantangan Alam dan Tipe Struktur Jembatan Lintas Selat Sunda yang disampaikan dalam Semiloka Infrastruktur Lintas Selat Sunda di ITB pada Februari 2003. <br /><br />Agar tidak terlalu membebani keuangan negara, kata Siswono, seharusnya proyek pembangunan JSS tersebut diswastakan. Selain itu, pembangunan jembatan penghubung Jawa- Sumatera tersebut akan lebih baik jika dikerjakan oleh kontraktor dalam negeri, misalnya melalui konsorsium kontraktor nasional. <br /><br />Dampak ekonomi <br /><br />Selain menyatukan jalur transportasi Jawa-Sumatera, JSS akan meringankan biaya perjalanan bagi pengguna jasa penyeberangan, terutama biaya transportasi angkutan barang. Jika JSS dikelola dengan sistem jalan tol, biaya transportasi akan lebih murah daripada biaya yang harus dikeluarkan dengan menumpang kapal roro. <br /><br />Saat ini, tarif tol di Indonesia dipatok Rp 180 hingga Rp 900 per kilometer. Untuk perjalanan 29 kilometer di JSS, kemungkinan biaya terendah yang dikeluarkan sekitar Rp 5.220 hingga yang tertinggi Rp 26.100. <br /><br />"Kalau seandainya diberlakukan tarif termahal Rp 6.000 per kilometer untuk truk trailer, biaya yang harus dikeluarkan untuk melintasi JSS Rp 174.000. Tarif itu lebih rendah dibanding tarif kapal feri," kata Siswono. <br /><br />Sementara itu, tarif penyeberangan dengan menggunakan kapal roro saat ini paling rendah Rp 8.500 untuk sepeda motor dan tertinggi Rp 810.000 untuk truk trailer. <br /><br />Selain angkutan barang, tarif angkutan penumpang antarkota antarprovinsi (AKAP) pun bisa dihemat. Dengan tarif Rp 80-Rp 130 per kilometer untuk bus AKAP kelas ekonomi, tarif yang dikenakan kepada penumpang untuk menyeberangi Selat Sunda Rp 2.320-Rp 3.770 per orang. Sementara untuk menumpang kapal roro, penumpang harus membayar Rp 9.000 (dewasa) dan Rp 5.000 (anak-anak) untuk kelas ekonomi, serta Rp 12.000 (dewasa) dan Rp 8.000 (anak-anak) untuk kelas bisnis. <br /><br />Keuntungan lain dari keberadaan JSS adalah penghematan waktu tempuh Merak-Bakauheni. Untuk menyeberangi selat selebar 17 mil laut atau 30 kilometer, kapal roro membutuhkan waktu 2,5-3 jam dan satu jam untuk kapal cepat. <br /><br />Sementara jika menggunakan jembatan, waktu yang dibutuhkan pengendara untuk menyeberangi Selat Sunda sekitar 30 menit. Itu pun jika kecepatan kendaraan sekitar 60 kilometer per jam. <br /><br />Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah meyakini, pembangunan JSS akan memicu pertumbuhan ekonomi di Banten dan Lampung. "Akan ada multiplier effect dari JSS, terutama bagi pertumbuhan ekonomi lokal Banten dan juga perekonomian nasional. Masyarakat sekitar juga akan menerima dampak positif, peningkatan kesejahteraan karena terbukanya akses transportasi," katanya. <br /><br />Tiga pulau yang akan dilintasi JSS pun bisa diubah menjadi kawasan wisata, termasuk Pulau Sangiang di Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Banten. <br /><br />Dengan demikian, JSS bukan hanya bisa digunakan sebagai salah satu solusi penumpukan kendaraan, karena bertambahnya volume kendaraan yang menyeberang melalui Pelabuhan Merak. Jembatan yang sudah dimimpikan sejak tahun 1960-an itu juga diharapkan akan berguna untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.Papa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-85757420461722738182010-01-11T05:30:00.000-08:002010-01-11T05:34:38.199-08:00Ironi Masjid Kubah Emas: trilyunan rupiah itu cuma bisa dipandangi dan bukan dimanfaatkanPosted: 19 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Born from the dream of a great desire to provide a beautiful, elegant house of worship as a symbol of the glory of Islam, to guide the emotions, motivate the spirit, and firm the resolve to strengthen faith and devotion. God willing, this beauty will remind worshippers of the Creator's greatness. <br /><br />http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/26/lebaran/3050696.htm<br /> http://garudamagazine.com/coverstory.php <br />http://selembarkertas.blogspot.com/2006/09/lusuh-di-balik-kubah-emas_27.html<br /><br />Golden Dome Mosque alias Masjid Kubah Emas. Yang dimaksud di sini bukanlah Masjid Kubah Emas atau Dome of Rock di Palestina sana, alias yang ada di sebelah Masjidil Aqsa <br />(http://en.wikipedia.org/wiki/Dome_of_the_Rock). <br />Melainkan, ini adalah masjid besar nan megah yang terletak di kampung Meruyung di kawasan Depok. Pulang lebaran lalu, saat main ke rumah ipar di daerah Cinere, ada terbesit perasaan "menyesal" kenapa tadi gak belok dulu ke Masjid luar biasa ini. Pengen banget tau dan liat secara langsung. Konon katanya masjid yang dibangun dengan uang trilyunan rupiah oleh pemiliknya Hajjah Dian, pengusaha asal Serang, memiliki kubah yang berlapis emas murni 24 karat. Lidah api Monas, kebanggaan nasional kita yang juga berlapis emas murni, boleh jadi kalah dengan kubah Masjid ini. Entah kapan, suatu saat Depok yang gak jauh dari rumah, pasti bakal saya kunjungi untuk menuntaskan rasa penasaran, walau kadang terbayang juga bagaimana "sebelnya" menghadapi kemacetan di daerah sekitar situ.<br /><br />Kehadiran Masjid Dian al Mahry ini tentunya membawa berkah bagi masyarakat sekitar. Di sekitar sana banyak menjamur penginapan, sekaligus tempat parkir. Masyarakat setempat pun bisa berjualan makanan, cendera mata dll. Yang jelas sisi positifnya akan menghidupkan paling tidak perekonomian masyarakat setempat. Tetamu dari berbagai pelosok nusantara yang datang ke sana, tentunya akan membelanjakan banyak uang yang menyebabkan, sekali lagi, ekonomi setempat maupun para pendatang yang bermukim, menjadi bergairah. Yang pasti aspek positifnya pastilah ada.<br /><br />Masjid Kubah Emas ini bukanlah satu-satunya Masjid megah di antara kita. Banyak juga Masjid lain yang hebat banget. Tengoklah Masjid Istiqlal yang masih jadi lambang nasional saat ini. Kalau anda jalan-jalan mau nengok lumpur Lapindo, di tengah jalan, di sisi kiri jalan tol, anda bisa lihat kemegahan Masjid Agung Jatim (gak tau namanya apa), dengan kubah hijaunya yang demikian meninggi. Saya juga pernah meninjau Masjid Agung di Selangor Malaysia yang konon terbesar di Asia Tenggara, walau rasanya bakal gak ada apa-apanya dibandingkan Masjid kita yang di Depok. Pernah pula saya mengunjungi Masjid Agung Semarang yang baru jadi. Masjid ini punya tenda besi berbentuk payung raksasa di luarnya, yang bisa dibuka tutup. Ada lagi katanya Masjid Islamic Center yang tak kalah megah di bekas lokalisasi Kramat Tunggak.<br /><br />Masjid megah bertaburan di mana-mana. Biayanya pun tak sedikit, bahkan yang di Depok sampai trilyunan rupiah nilainya. Siapa bilang kita ini miskin dan gak punya duit. Ada rasa bangga dengan kenyataan ini, tapi entah kenapa saya jadi sedih karena ingat salah satu hadits di salah satu buku yang pernah saya baca. Katanya di akhir zaman nanti orang akan berlomba membangun masjid secara bermegah-megahan, namun "lupa" mengisinya. Bukan isi dan aktivitas masjid yang dipentingkan, melainkan justru bentuk fisiknya yang diperhebat. Padahal tengoklah, seberapa riuhnya kegiatan keagamaan di masjid itu. Gak susah untuk tau masjid itu bermanfaat atau gak. Tengoklah jumlah jamaahnya sewaktu Sholat Subuh. Rasanya hampir di semua masjid, yang menunaikan sholat Subuh berjamaah hanyalah segelintir orang. Sholat lainnya pun juga begitu. Untuk sholat jamaah saja susah, apalagi mengisinya dengan aktivitas keagamaan, bahkan sampai ke arah diskusi mengenai negara, perdagangan dll, seperti yang pernah difungsikan seperti itu di zaman Rasulullah dulu saat masjid menjadi pusat kegiatan masyarakat. Kini masjid megah pun gak sedikit yang menjadi justru tempat rekreasi dan bukan tempat ibadah. Orang ramai berduyun ke Masjid Kubah Ema Depok, hampir seluruhnya hanya berniat untuk berekreasi.<br /><br />Yang menyedihkan lagi, hmmm, andaikan uang trilyunan untuk kemegahan masjid itu bisa dialihfungsikan untuk meriuhkan aktivitas masjid, atau pun untuk mengentaskan kemiskinan, tentu lah akan terasa lebih berguna daripada sekedar untuk kosmetik tempat ibadah. Hal ini mirip dengan polemik manakah yang lebih penting, naik haji berkali-kali ataukah uang naik haji berkali-kali dimanfaatkan saja untuk kepentingan sosial? Trilyunan rupiah bukan jumlah yang sedikit. Uang itu memang hak si empunya mau diapakan. Barangkali sang empunya mau membuktikan pengorbanannya kepada Sang Khalik dengan mempersembahkan sesuatu yang terbaik secara fisik, seperti kala Habil "bertarung" dengan Qabil dan menang karena mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhannya. Husnudzhan saja serta positive thinking akan semua itu.<br /><br />Namun, kalau menilik kondisi sekeliling kita, rasanya sekali lagi, sayang sekali dan ironis sekali. Di sudut-sudut jalan masih banyak orang yang berjuang keras hanya demi mencari sesuap nasi. Kadang anak-anak pun harus menyemir dengan sekali semir 2000 perak, demi membantu ortunya, yang udah gak sempet lagi memikirkan pendidikan atau kondisi anaknya. Ada yang rela dikejar-kejar Tramtib karena jadi joki 3 in one. Dagang koran, kalo laku tiap lembarnya cuma dapat untung 100-200 perak. Pedagang asongan pun tak segan menembus panas di keramaian lalu lintas demi dapat menjual dagangannya yang cuma untung ratusan perak. Sopir dan kenek bus pusing karena macet yang menggila yang bikin uang yang dibawa pulang cuma tersisa beberapa lembar ribuan saja.<br /><br />Sementara di koran-koran ramai diberitakan sekolah yang reyot dengan murid yang datang tanpa alas kaki. Atap bocor sudah biasa, guru yang gajinya sudah kecil, jangankan kepikiran tuk bantu ngebetulin sekolahnya, untuk makan saja sudah susah setengah mati. Gaji kecil dan tinggal di desa terpencil pula, jadi pengabdian yang makan hati. Yang pengen sekolah tapi gak punya duit juga banyak. Saking miskinnya, Pemerintah pun membebaskan SPP, mensubsidi BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan mensubsidi buku pelajaran. Walau begitu tetap saja masih banyak yang mau bayar sekolah aja susahnya.<br /><br />Then, di daerah Babakan di sekitar Bogor, saat saya pernah nyari pembantu di situ, ternyata ada fakta mengenaskan bahwa anak gadis yang berusia 12 tahun sudah harus bekerja sebagai pembantu demi mencari sesuap nasi. Bahkan gak sedikit yang gak pernah mengeyam bangku sekolah dan terus jadi buta huruf. Rumah dari orang yang waktu itu mau saya ambil sebagai pembantu hanyalah sebuah gubug reyot dengan lantai tanah. Perabotan sudah tentu gak ada, tempat tidurnya hanyalah dipan lusuh, sampai saya gak tega untuk terus menyaksikannya. Bogor gak jauh dari Jakarta, tapi masih banyak yang gak tau fakta yang bikin miris hati. Bogor yang dekat saja sudah seperti itu, apalagi daerah pelosok lainnya.<br /><br />Karenanya sangatlah memilikan ketika kita mendapati fakta di tengah-tengah kepapaan yang ada di sekitar kita, kenapa yah kita masih sanggup menghamburkan begitu banyak uang hanya untuk urusan kosmetik belaka? Apakah Allah SWT nantinya akan melihat seberapa megahnya fisik tempat ibadah kita, dan bukan usaha serta sumbangsih kita untuk menegakkan agama Allah, termasuk salah satunya peduli sosial dan pengentasan kemiskinan. Sayang seribu sayang, uang trilyunan itu akhirnya hanya bisa dipandangi saja dan bukan dimanfaatkan. Adakah kebanggaan akan Masjid bertahtakan logam mulia itu bermanfaat buat khalayak ramai dan kepentingan bangsa? Entahlah, saya gak hendak menyalahkan siapa-siapa, dan itu semua hak pribadi si empunya uang ataupun penguasa yang merasa penting membangun masjid nan megah. Tapi kok sedih saja rasanya uang yang segitu banyak hanya bisa dipandangi dan bukan dimanfaatkan. Atau mungkin barangkali zaman telah berubah, simbol menjadi lebih penting daripada esensinya. Mungkin gitu yah.<br /><br />Entah lah ini cuma sebuah renungan dari hamba yang dhoif, di balik suatu kebanggaan akan kemegahan suatu simbol religi. Happy rasanya dengar sesama Muslim kaya dan banyak uang. Walau ingin rasanya agar uang yang banyak itu, sekali lagi dimanfaatkan dan bukan dipandangi, karena memang masih begitu banyak saudara kita yang miskin dan kelaparan. Suatu ironi yang mau tak mau harus kita terima karena itu adalah realita. Ataukah jangan-jangan memang kini sudah mendekati akhir zaman seperti yang telah disampaikan via hadits di salah satu alinea di tulisan ini? Kalau memang iya, ya banyak-banyakin ibadah dan bertobatlah.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-62221120557636276972010-01-11T05:29:00.001-08:002010-01-11T05:29:49.571-08:00Anomali bola kita dan PSSI, Capek DehPosted: 19 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Hmmm,<br /><br />Makin sebel aje liat sepakbola Indonesia. Wasit digebukin, baik oleh pemain, ofisial maupun oleh penonton. Tim tuan rumah harus selalu menang, kalo gak menang, stadion ancur dan tim tamu beserta suporternya digetokin. Format kompetisi pun selalu berubah-ubah. Dari format liga, berubah jadi turnamen, eee tahun berikutnya berubah lagi. Dari cuma 18 tim, mendadak jadi 33 tim dll. Gimana bisa maju kalo standar berkompetisi saja kita gak punya. Ada tim yang kena sangsi, tiba-tiba sangsinya dianulir. Yang lucu lagi, Ketua Umum-nya sudah jelas-jelas seorang narapidana dan gak diperbolehkan menurut aturan FIFA, eee gilanya semua pengurus ngotot mempertahankan dia. APA KATA DUNIA brur? Malu-maluin banget.<br /><br />Kadang kalo lagi di Jakarta saya suka jengkel dengan suporter tim oranye yang bikin macet jalanan. Ingusnya belum ilang, tapi sok jagoan ngebajak mobil orang buat tumpangan gratis. Bahkan kadang kasian liat mobil yang udah ditumpangin tapi kaca depannya diancurin dulu, mungkin gara-gara sopirnya awalnya nolak ditebengin. Gak dimana-mana, kelakuan suporter, dari ibukota sampai pelosok kampung, memang memalukan. Selalu maunya menang, dan gak boleh kalah. Padahal di dalam olahraga dan kehidupan, ada yang disebut menang, karena ada yang kalah, dan kalah menang itu wajar, namanya juga bagian dari entertainment. Masih inget dulu, waktu masih sering noton tarkam di pinggiran Jakarta. Gak jarang pertandingan dibubarin, karena begitu ada gol, langsung penontonnya tawuran karena gak rela kalah.<br /><br />Gak jelas kenapa pada seneng dengan kekerasan. Apakah kita semua sakit jiwa hingga bisa-bisanya mencintai apa yang namanya kekerasan? Mendukung seorang Napi untuk tetap jadi Ketum dengan berbagai alibi, mungkin bisa juga dibilang sakit jiwa. Apa gak ada gitu yang lain yang mampu untuk menggantikannya. Ditambah kesombongan para pengurusnya yang sok menentang FIFA, wuihh makin komplet deh sebelnya. Bullshit banget kalo PSSI bilang bakal ke pentas dunia tahun 2020. Lha wong nyelenggarain kompetisi aja gak bener, gak punya standar dan gak punya disiplin. Asia Cup lalu cuma euforia sesaat dan kita cuma dukung Timnas aja kok. Biasalah, kita semua memang doyan nasionalisme bendera, tapi itu bukan berarti kesebelan kita terhadap sepakbola nasional hilang begitu saja.<br /><br />Nonton pertandingan Ligina di layar kaca memang bikin sakit mata. Maunya nonton, tapi begitu liat cara mainnya yang katro dan ingat kelakuan suporter, pemain, ofisial dll yang menjijikkan, langsung aje aye ganti channel-nya. Lebih sebel lagi, kalo saban hari diberitain lagi-lagi sepakbola kita rusuh. Apakah kita lagi pada sakit jiwa ataukah memang hobby sesuatu yang pantas dimiliki oleh orang sakit jiwa yah? Bingung, heran, walau kadang jadi geli sendiri. Yahh, mau diapain lagi, tapi itulah lagi-lagi salah satu fenomena "luar biasa" yang ada di sekeliling kita. Luar biasa itu artinya berbeda dari yang biasa. Tapi dia bisa berarti luar biasa dalam artian super, tapi juga bisa berarti luar biasa dalam artian anomali. Sialnya lagi-lagi di bola ini predikat luar biasa kita adalah yang ANOMALI itu.<br /><br />Mikirin PSSI dan bola nasional? Capek dehhh. Emangnya Gue Pikirin. Mending juga nonton EPL dan bola Eropa plus Latino. <br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-38539274628139999052010-01-11T05:26:00.000-08:002010-01-11T05:27:02.362-08:00Eksportir minyak puyeng dengan naiknya harga minyakPosted: 19 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/19/time/090441/idnews/842498/idkanal/4<br /><br />Harga minyak bumi tembus US$ 90.00 per barrel! Diperkirakan harga minyak akan terus naik sampai ke level US$ 100 per barrel, and it is a matter of time. Yang kerja di perusahaan minyak siap-siap saja bakal bergelimang bonus, imbas dari naiknya harga minyak ini. Kenaikan harga yang gila-gilaan ini dipicu oleh pengetatan suplai minyak dunia serta melemahnya nilai dollar AS. Dollar AS memang terus melemah bahkan kini USD 1 cuma bernilai SGD 1.46, padahal 4 tahun lalu USD 1 itu bernilai SGD 1.78. Ada pula sebab lain yang bersifat politis, yakni rencana penyerbuan Turki ke wilayah Irak utara yang didiami oleh bangsa Kurdi, bangsa yang jumlahnya puluhan juta tapi gak punya negara sendiri dan cuma bisa hidup numpang di Irak, Turki, Iran dan Suriah.<br /><br />Dulu di awal 70-an, ketika harga minyak mentah naik gila-gilaan walau masih di bawah level USD 50 per barrel (CMIIW), kita senang bukan kepalang. Sebagai negara pengekspor minyak, kita mendapat dana pembangunan yang luar biasa, sehingga percepatan pembangunan bisa dilakukan di sana sini, salah satunya karena akibat harga minyak naik ini. Tapi kini keadaannya terbalik. Minyak bumi naik harganya, kita malah tambah pusing. Bukan apa-apa itu berarti subsidi Pemerintah terhadap BBM akan meningkat tajam pula dan bikin tekor keuangan negara. Memang realitanya dalam 30 tahunan ini kita cuma bisa jual BERAS (baca: minyak mentah) untuk beli NASI GORENG (baca: BBM). Beras sekilo cuma 5000 perak, tapi nasi goreng sepiring bisa dihargai 15000, padahal 1 kg beras bisa dijadikan up to 10 porsi nasi goreng. Moga-moga kita bisa cepat bikin nasi goreng sekaligus menarik tanggungan subsidi dari nasi goreng itu.<br /><br />Naiknya harga minyak memang sekilas gak berpengaruh apa-apa pada kehidupan kita keseharian. Keliatannya begitu, padahal kenyataannya lain. Selain hal subsidi BBM, minyak itu juga punya banyak turunan. Plastik yang akrab dengan kehidupan kita adalah turunan dari pengolahan minyak. Naiknya harga minyak secara otomatis akan menaikkan harga bijih plastik dan imbasnya tentunya akan berujung pada harga plastik serta turunannya (gak cuma kantong plastik tapi juga injection moulding untuk alat elektronik dll). Harga barang pada akhirnya akan naik tanpa kita sadari, dan kita cuma bisa ngiyem kenapa gaji beberapa bulan lalu cukup tapi bulan-bulan belakangan ini malah kurang untuk beli barang dengan kuantitas yang sama. Itu artinya rakyat juga bakalan puyeng karena gaji gak naik tapi harga dan kebutuhan hidup pada naik.<br /><br />Harga minyak menggila memang ada sisi negatif-nya, namun tetap punya sisi positif pula. Seandainya harga minyak naik justru malah menggelembungkan kas negara, tentunya kita semua akan senang. Tapi kenapa justru malah bikin puyeng kita semua, yang penghasil minyak itu. Ridiculous bukan? Saya pribadi jadi ngiri ketika baca artikel tentang Putin dan Rusia beberapa waktu lalu. Putin kini menikmati dukungan lebih dari 70% rakyatnya karena sukses memakmurkan Rusia dan berangsur mengembalikan Rusia ke kejayaannya kembali. Salah satu rahasianya apalagi kalau bukan karena Rusia mendapat durian runtuh dengan kenaikan harga minyak bumi dan gas bumi. Tapi lagi-lagi, sialnya kita yang sesama pengekspor minyak bumi, bahkan beragam bahan tambang lainnya masih belum bisa melambung semoncer Rusia. TANYA KENAPA.<br /><br />Walah, masih libur lebaran dah mikir yang jauh-jauh yah. Saya bukan orang ekonomi ataupun orang yang berkaitan dengan dunia energi. Pengen rasanya dapat penjelasan kenapa realita kita begitu terbalik dengan para eksportir minya lainnya. Plong rasanya kalau bisa tau dan memaklumi kenapa (lagi-lagi) kita harus merasakan kondisi anomali kita itu. Anomali memang gak enak, namun kalau itu yang harus ditelan, ya mau gimana lagi. <br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-70838813197297376692010-01-11T05:23:00.000-08:002010-01-11T05:24:12.049-08:00Sosok kharismatis buya Hamka yang tak tergantikanPosted: 18 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /> <br />http://www.geocities.com/hamkaonline/<br />http://id.wikipedia.org/wiki/Buya_Hamka<br /> <br />Siapa yang tak kenal dengan sosok Buya Hamka? Kebetulan di hari pertama Idul Fitri, 13 Oktober 2007, Metro TV menayangkan program Metro Files tentang Memoar Buya Hamka. Hamka yang merupakan singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah, merupakan salah satu ulama besar yang kharismatis dan sulit tergantikan di nusantara. Figur dan teladannya masih membekas hingga kini. Buya Hamka bukanlah semata seorang ulama, melainkan beliau juga adalah seorang mubaligh dengan kata-kata lembut serta seorang sastrawan dan penulis aktif. Karyanya yang paling fenomenal adalah Tafsir Al Azhar, yang dituntaskannya saat beliau dipenjarakan oleh Bung Karno karena menentang konsep Nasakom.<br /> <br />Waktu itu memang BK mengajukan konsep Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) untuk menghadapi tantangan dari Masyumi, partai tempat Hamka bernaung, yang hendak menggolkan gagasan syariat Islam bagi para pemeluknya. Dalam urusan mengebiri aktivis agama, BK memang tak kalah sadisnya dibanding penerusnya, Pak Harto. Di dalam tayangan TV tersebut dikisahkan bagaimana beratnya penderitaan sang Buya, yang di penjara di siksa sampai sakit-sakitan. Penyiksaan yang paling berat adalah ketika perutnya dikalungi ban berisi air, dimana lantas setrum listrik dialirkan ke air tersebut. Sedemikian beratnya penderitaan Buya saat itu, bahkan sempat terlintas dalam benak beliau untuk commit suicide.<br /> <br />Namun kehidupan di penjara memang membawa hikmah lain, yakni tuntasnya tafsir Al Azhar (bukan terjemahan), buah tangan terbesar Buya. Buya memang seorang satrawan. Dahulu, semasa SMA, saya pribadi sempat sangsi apakah penulis novel "Tenggelamnya Kapal van der Wijck" adalah Buya Hamka yang pernah saya tahu sebagai mantan ketua MUI. Karena latar belakang sastrawan itulah, Buya amat produktif menulis dan karya dengan bahasa indahnya masih terus dikenang dan dibaca sampai saat ini.<br /> <br />Seorang ulama yang sastrawan sekaligus seorang da'i dan ustadz yang diteladani oleh banyak orang. Suatu sosok yang kini sulit dicari bandingannya. Apalagi di tengah-tengah masyarakat kita yang sedang sibuk mencari siapa ustadz yang bisa mereka jadikan panutan dalam pengalaman religi di keseharian hidup mereka. Sosok Aa' Gym, Zainudin MZ, Kosim Nurseha ternyata memang belum sekelas Buya, dan begitu cepat ditelan zaman tanpa mampu meninggalkan bekas sebesar Buya. Sosok lain pun hingga kini masih belum bisa diterima secara menyeluruh dan dijadikan panutan oleh umat Islam, sekalipun sosok itu adalah Gus Dur, Mas Amien, Din Syamsudin, Nurcholis, Hasyim Muzadi dll.<br /> <br />Buya Hamka juga terkenal akan ke-konsistenannya. Kontroversi yang paling mahsyur dan dikenang hingga saat ini adalah Fatwa MUI di tahun 1981 yang mengharamkan umat Islam untuk merayakan Natal Bersama. Bagi Buya, urusan agama tidak boleh dicampuri dan dipengaruhi oleh hal-hal politis. Kala itu Pemerintah memang sedang gencar-gencarnya meminta agar umat beragama tak ragu atas nama toleransi untuk merayakan hari raya bersama, satu sama lain. Padahal makna dari Idul Fitri dan Natal amatlah berbeda. <br /> <br />Idul Fitri "hanyalah" perayaan kemenangan belaka setelah umat Islam menang "berperang" melawan hawa nafsu selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Sedangkan Natal atau Chrismast adalah perayaan atas lahirnya Yesus Kristus yang diyakini sebagai salah satu dari Trinitas, selain Tuhan Bapa dan Rohul Kudus. Suatu konsep yang amat sangat berbeda dengan konsep Tauhid dalam Islam, yang menegaskan bahwa Allah itu Maha Esa. Turut bersama merayakan Natal sama artinya dengan "pengakuan" akan Trinitas yang berkebalikan dengan Tauhid dalam Islam. Karenanya umat Islam diharamkan untuk mengikuti Natal Bersama. <br /><br />http://forum-arsip.swaramuslim.net/more.php?id=3826_0_14_0_C<br /> <br />Kontan saja, Pemerintah, terutama Menag saat itu, Letjen Alamsyah, berang dengan fatwa MUI yang dikomandani oleh Buya Hamka. Bahkan saat itu banyak pejabat negara, termasuk mendiang Ali Moertopo secara demonstratif menyalakan lilin Natal di bawah sorotan lampu kamera TV. Sang Buya akhirnya memilih untuk mengundurkan diri karena berbagai tekanan, yang utamanya dari pihak Pemerintah. Setelah sakit-sakitan, pada 24 Juli 1981 sang Buya menutup mata untuk selama-lamanya, dan kepergiannya ditangisi oleh umat Islam di nusantara.<br /> <br />Kini sosok kharismatis Buya dengan karya tafsir Al Qur'an yang fenomenal bak tak tergantikan oleh ustadz modern di Indonesia. Kalaupun ada yang keilmuannya mungkin dianggap setara dengan Buya Hamka, namun kapasitas Buya sebagai pemikir, panutan dan mubaligh ulung sekaligus sebagai sastrawan belum tentu bisa digantikan oleh sosok tersebut. Akan hadir kembali ulama tanah air yang sekelas Buya namun bisa diterima oleh beragam kalangan dan jadi panutan? Semoga sosok tersebut akan lahir dan tumbuh kembali, dan bukasekedar sosok bak halilintar yang akhirnya hanya menyebabkan umat patah arang dan kecewa tanpa bekas dan jejak apa pun.<br /> <br />Ada yang punya referensi lain tentang Buya kita ini, berikut pemikirannya? Mohon di sharing.<br /> <br />Wassalaam,<br /> <br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-90638252964816351602010-01-11T05:18:00.000-08:002010-01-11T05:19:34.461-08:00Inggris gak lolos ke Euro 2008, Apa Kata Dunia?Posted: 18 Oktober 2007<br /><br />Hmm,<br /><br />http://www.uefa.com/competitions/euro/standings/index.html<br /><br />Inggris ditaklukkan Rusia 1-2 di atas lapangan sitentis Moskwa. Ini sekaligus membalas kekalahan Rusia dari Inggris 0-3 sebulan sebelumnya di kandang Inggris. Nilai Inggris cuma 23 dari 11 pertandingan, dan tinggal menyisakan 1 pertandingan kandang saja melawan Kroasia. Sedangkan Kroasia, yang punya 2 pertandingan sisa, yakni melawan Makedonia dan Inggris, sudah memiliki nilai 26, dan cukup meraih hasil seri saja dari 2 pertandingan itu untuk lolos ke babak berikutnya. Rusia baru punya nilai 21 dari 10 pertandingan dan menyisakan 2 pertandingan lainnya, yakni melawan Israel dan Andorra. Kalau gak ada keajaiban, Rusia di atas kertas bakal menang atas kedua lawan tersebut, dan nilainya menjadi 27, sedangkan Inggris hanya bakal mampu meraih nilai maksimum 26.<br /><br />Di atas kertas, Kroasia lah yang bakal lolos ke final Euro Cup 2008 di Swiss-Austria tahun depan. Inggris begitu glamour dengan EPL-nya. Raupan dari hak sira TV saja sudah sekitar 6 trilyun rupiah, dan itu nyaris melebihi gaungan hak siar TV dari 6 negara sepakbola utama di Eropa (Italia, Spanyol dll). Daya pikat EPL begitu luar biasa, sampai-sampai Menpora menegur dan "memaksa" Astro TV untuk melepas sebagian hak tayang EPL ke TV swasta kita dengan alasan EPL adalah hiburan rakyat banyak. Namun, kini justru Inggris, tempat bernaung EPL malah hampir pasti gak bakal lolos ke Euro 2008. Wahh, ini imbasnya bisa-bisa implementasi ide Sepp Blatter, ketua FIFA untuk membatasi jumlah pemain asing di liga domestik, dan itu berarti daya tarik EPL akan turun karena klub-klub EPL biasanya mengandalkan lebih dari 6 pemain asing dalam starting 11-nya.<br /><br />Inggris gak lolos kualifikasi Euro 2008? Mungkin begitulah kenyataanya, meski banyak pihak yang mencoba menghibur diri dengan mengatakan bola itu bundar. Walau sebenarnya istilah bola itu bundar lebih tepat ditujukan kepada peluang tim underdog dan bukan tim besar sekelas Inggris. Ironis sekali andaikan negeri liga termahal dan termarak di dunia malah melempem dan ambruk prestasinya di tingkat negara. Ini pasti gara-gara manajernya yang gak becus, dan black sheep memang selalu ditimpakan ke jabatan ini. Apa kata Dunia nanti kalau Inggris benar-benar gak lolos?<br /><br />Wah abis long break langsung ngomongin bola. Maunya ngomongin politik kita yang makin sontoloyo aje dengan safari-safari-an ke sana-sini dll. Tapi ngeliat berita begituan apalagi masih dalam suasana liburan Idul Fitri, malah bikin sebel. Eee, sekalinya liat berita bola, ternyata Inggris hancur pula. Apa mau dikata? Anyway, bola cuma sekedar hiburan dan refreshing, jadi gak perlu di pikirkan dalam-dalam. Cuma, kita semua bakal geleng-geleng kepala, Apa Kata Dunia nanti andaikan Three Lions tidak berlaga di Austria-Swiss tahun depan.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-2510059370989382792010-01-11T05:15:00.000-08:002010-01-11T05:16:20.641-08:00Horor dan selingkuh yang kian kita gemariPosted: 11 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /> <br />Saban berkunjung ke pulau tetangga, kalau ada waktu biasanya saya menyempatkan diri untuk menonton Nomat (Nonton Hemat) yang cuma 15 ribu perak. Lumayan, hiburan yang Mumer. Namun Senin lalu, alangkah kecewanya, saat datang ternyata 4 film yang ditawarkan semua adalah film horror. 3 di antaranya film nusantara. Gak sreg aja rasanya dengan film takhayul dan kurafat. Terlalu banyak khayalannya dan gak bagus buat kepribadian, walau anehnya justru film kelas tempe gini yang menjamur di Indonesia. Kemarin jalan-jalan ke Geylang Serai dan Joo Chiat, di salah satu sudut dipampangkan iklan film Suster Ngesot. Suster Ngesot come to Chathay Cineplex on 12 October 2007. Halah, ada-ada aja.<br /> <br />Tengoklah daftar judul berikut ini: Jalangkung 1-2-3, Kuntilanak 1-2, Lawang Sewu, Suster Ngesot, Sundel Bolong, Terowongan Casablanca, Mirror, Bangsal 13, Hantu Jeruk Purut, Pocong 1-2 dll. Gilee, dalam hitungan bulan, sudah "berjuta-juta hantu" yang bergentayangan meracuni para penonton baik melalui layar putih maupun layar kaca. Film bagus sekelas Nagabonar jadi 2, malah kalah pamor oleh film kacangan kayak gini. Katanya sih emang lagi gitu nge-trend-nya. Dulu kan zamannya film cemen nan mellow, yang dipelopori oleh Ada Apa Dengan Cinta. Kini dah jamannya horror dan mistik-mistikan.<br /> <br />Herannya lagi kenapa masyarakat pada doyan tema ancur-ancuran begini? Apakah level pemikiran sebagian besar dari kita cuma sampai selevel gitu? Ataukah ini pertanda masyarakat lagi sakit dan stress hingga butuh pelarian ke hal-hal kacangan begitu? Anehnya kok film-film ngawur gini bisa yah lolos tayang? Kenapa yang namanya Badan Sensor Film? Apakah mereka takut gak dianggap demokratis karena mencekal tayangan yang gak bagus buat kepribadian kita? Walau sebenarnya perlu dicari batasan tegas mana yang baik dan yang gak, biar gak berpolemik. Jeleknya nasehat para ulama di MUI juga udah terlalu banyak dicuekin.<br /> <br />Jangan tanyakan kepada para produsernya untuk mempertimbangkan hal moral dan akhlak dalam pembuatan film begituan, apalagi tentang hal tanggung jawab sosial, ataupun pertanggungjawabannya nanti kepada Ilahi kelak di akhirat apabila produknya memang "merusak akhlak masyarakat". Mereka gak akan peduli, sebab buat mereka yang terpenting adalah duit, duit dan duit. Duit adalah segala-galanya, dan mereka membuatnya menyesuaikan dengan selera pasar. Kalau menghasilkan duit banyak, persetan dengan yang namanya akhlak, moral dan tanggung jawab sosial. Hal ini berlaku bukan cuma pada tayangan mistik, tapi juga pada tayangan lain yang berpotensi merusak akhlak dan moral rakyat. Lagi pula, ini dah jaman reformasi dan demokrasi, so atas nama seni, gak ada yang boleh dilarang meskipun itu mungkin lebih banyak mudharat daripada manfaatnya. Nah lho, jadi tambah ribet kan?<br /> <br />Ada satu hal lain lagi yang bikin saya cukup miris dan bertanya-tanya. Kenapa yah orang kita itu demen lagu bertema "Selingkuh"? Kalo tiap hari ngederin kayak gini dan malah lagu itu jadi populer, bukankah secara gak langsung berarti Budaya Selingkuh akan jadi biasa dan diterima di masyarakat? Konon katanya, memang yang namanya selingkuh udah bukan barang baru dan tabu di pergaulan kaum jetset dan hedonis terutama di masyarakat perkotaan. Kalau dah gini jangan tanya deh mereka pada takut Tuhan atau gak. Jawabnya ya dah pasti gak, malah boleh jadi mereka bilang, Siapa tuh Tuhan, emangnya gue pikirin. Apakah lagu-lagu Selingkuh itu yang ikut meracuni pemikiran masyarakat? Boleh jadi malah harus dibaca sebaliknya, bahwa lagu itu memang menggambarkan fenomena yang ada di masyarakat. Nah lho, pak ustadz, piye toh. Apakah pencipta dan penyanyi lagi itu perduli dengan moral dll? Yah jawabannya sama dengan kasus film mistik, yang penting kan duit, duit dan duit.<br /> <br />Simak deh kutipan syair di bawah ini:<br /> <br />Kekasih Gelapku-nya Ungu<br />Ku mencintaimu lebih dari apapun, meskipun tiada satu orang pun yang tau<br />Ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku, meskipun engkau hanya kekasih gelapku<br /> <br />Selingkuh-nya Kangen Band<br />Tapi kamu kok selingkuh<br /> <br />Ketauan-nya Matta Band<br />Oo oo kamu ketauan pacaran lagi dengan si dia teman baikku <br /><br />Jadikan Aku Yang Kedua-nya Astrid<br />Jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia<br />Meskipun engkau tak kan pernah kumiliki selamanya<br /> <br />TTM-nya Ratu<br />Cukuplah sudah berteman denganku, janganlah kau meminta lebih<br />Aku memang mencintamu, tapi aku ada yang punya<br />Kita berteman saja teman tapi mesra<br /> <br />Sephia-nya SO7<br />Selamat tidur kekasih gelapku, selamat jalan kasih tak terungkap<br />Kekasih sejatimu tak kan pernah sanggup meninggalkanmu<br /> <br />Dll.<br /> <br />Kenapa yah pada doyan tema SELINGKUH? Tanya Kenapa. Wah kalo mempolemikkan, biasanya malah "diserang balik", masak hal remeh temeh gini aja diurusin, namanya juga hiburan, apa gak ada hal lain yang diurusin? MUI sekali pun andaikan menghimbau minimalisasi tayangan dan berita yang kurang baik dari segi agama, biasanya hasilnya dicuekin, bahkan gak jarang dicibir, urusin noh masalah yang gede-gede kayak KKN, jangan kayak gini yang diurusin duluan. Yahh, masalahnya kalau mau nuntasin KKN di nusantara, sampai kiamat pun gak akan selesai. Kalau gak sambil jalan, melainkan menunggu penuntasan masalah KKN, tentulah gak ada yang bisa mereka lakukan karena KKN di kita hampir musykil dilenyapkan. Terbukti seorang Ketua KY yang harusnya mengawasi korupsi dan mafia hakim, malah ikut-ikutan Korupsi. Pihak akademisi yang harusnya bersih pun ikut-ikutan korupsi, yakni Pak Syamsul Bahri, menyusul Pak Nazaruddin Syamsudin. Jadi kalo nunggu KKN selesai, ya perbaikan di bidang lain gak bakal jalan.<br /> <br />Au deh gelap. Jadinya mbulet. Reformasi memang memberikan satu anugerah bagus, yang namanya kebebasan. Tapi kalau kebebasan itu gak dikontrol. akhirnya semua serba boleh. Film horrod dan lagu Selingkuh mungkin masih dalam taraf moderate. Tahun lalu sebelum kontroversi RUU-APP, yang entah kenapa hilang begitu saja dan cuma bikin "capek" berpolemik dan mempersiapkan, saat itu begitu banyak koran kuning yang bertebaran dengan foto-foto syurr sangat mengundang. Sebut saja Lipstick, Eksotika dll. Tentu saja, kita yang senang dengan "penuntasan simbolik" dengan mudahnya menghancurkan hal terang-terang yang secara fisik dianggap merusak. Tapi ketika yang merusak itu adalah berbentuk abstrak yakni nilai, semangat dan pemikiran dari isi (content) suatu benda atau tayangan, semuanya gak ada yang peduli. Entah karena level pemikiran kita masih gak nyampe untuk mengerti bahwa itu berpotensi merusak ataukah takut dibilang melanggar kebebasan.<br /> <br />Yang repotnya, kalau sibuk "ngurusin akhlak dan moral" malah lagi-lagi dicibir sok jadi pahlawan moral dan akhlak. Boleh jadi dikatain dengan memakai kata-kata dari lagu Iwan Fals, Urus Saja Moralmu Sendiri dan Jangan Urus Moral Kami. Urusan moral sudah merasuki ranah pribadi, jadi gak boleh ada yang mengacak-acak dengan alasan apa pun, karena hal itu bertentangan dengan semangat demokrasi dan kebebasan. Hmm, orang ber-telanjang ria juga hak pribadi yang bersangkutan. Tapi kan kalo dia telanjang di depanmu, apakah kebebasan pribadi yang ditonjolkan terlebih dahulu? Bukankah kebebasan seseorang berakhir ketika memasuki ranah kebebasan orang lain? Tapi yah namanya jalan ke neraka memang nikmat, apa boleh buat? Wah udahlah, polemik beginian gak akan selesai, dan "malunya" lagi tiba-tiba kita dibilang sok jadi pahlawan moral. Tapi kalo moral dan akhlak gak dikasih rambu, apa jadinya nanti yah? APA KATA DUNIA nanti?<br /> <br />Wassalaam,<br /> <br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-78428991948949000142010-01-10T06:57:00.000-08:002010-01-10T07:00:01.213-08:00Pinter-pasif vs Aktif-supel, garis tangan vs campur tanganPosted: 10 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Kemarin ngobrol-ngobrol dengan klien, cerita tentang pengalaman masa sekolah dulu, ternyata ada satu fenomena, yang kebetulan atau gak, acap kali terjadi di beberapa tempat. Kisahnya, dulu dia punya teman sekolah yang pinternya luar biasa. Si kutu buku nan lang ling lung. Bintang sekolahnya ini masuk ke univeritas top di Malang, dan konon katanya juga jadi outstanding student di situ.<br /><br />Tapi kini? Ternyata jagoan cerdas ini hanya menjadi pengajar di bimbel-bimbel yang kita semua tau kebanyakan gajinya gak seberapa. Dan ini, kasiannya jadi gunjingan beberapa teman lamanya, terutama di kala kongkouw-kongkouw sambil bernostalgia. Kata klien saya lagi, temannya itu selain super pinter tapi juga super pendiem. Kalo gak "diketok", lagi meeting juga gak mau ngomong. <br /><br />Tapi ada lagi teman lain yang dijuluki si Komar. Selain tampangnya mirip Komar, sang pelawak yang merangkap da'i, orangnya memang kocak, supel dan sok Pede. Meski di SMA nilainya ngepas , doi bisa masuk juga ke universitas. Kini si Komar punya banyak perusahaan, bahkan isterinya pun ikut mengembangkan sayap bisnisnya. Si Komar yang kocak itu secara duniawi bergelimang harta, dan sukses dikenal di sana-sini.<br /><br />Bukan sekali ini saja, saya dengar kisah sejenis. Agaknya gak selamanya sosok pintar lang ling lung sudah pasti sukses di kehidupan dan kariernya. Malah justru sosok yang Pede dan inovatif serta pandai berinteraksi malah yang justru lebih tampil berani, cekatan serta gesit dalam karier dan kehidupannya. Saya jadi ingat dengan sesosok junior saya saat kuliah di negeri utara dulu. Orangnya rada-rada okem, kocak dan Pede, serta banyak temannya. Lucunya dia lebih cepat dapat kerja dibandingkan junior lain yang majime (serius) orangnya. Padahal nilainya gak bagus-bagus amat.<br /><br />Iseng-iseng saya tanya resepnya. Apa jawabnya? Di Jepang yang terpenting adalah bukan seseorang itu pinat dan dinilai dari IPK-nya saja belaka. Pintar itu bisa dibentuk, apalagi ketika kita masuk dunia kerja. Di situ kita sebagai orang dewasa akan mengerti sendiri tanggung jawab kita dan melakoninya dengan sungguh-sungguh, Dengan kata lain, pintar itu bisa dipelajari, apalagi kalau kita sudah fokus ke satu bidang seperti di pekerjaan. Pintar belaka paling cuma kepake kalau dia kerja di labolatorium, lembaga penelitian.<br /><br />Yang lebih penting adalah bisa gak orang itu untuk berkembang ke depannya, serta berinteraksi dan bekerja sama dalam satu tim untuk memajukan perusahaan. Kalau memang secara kepribadian dan psikologis dia berkembang, maka dia lebih dibutuhkan oleh perusahaan. Case by case sih dan tergantung jenis bidang yang digelutinya. Gak usah heran, untuk cari kerja, terutama di Jepang, yang paling penting adalah sesi wawancara. Dari sini HRD perusahaan tersebut secara langsung menilai pakah orang yang bersangkutan cocok dan memang yang dicari atau gak oleh mereka.<br /><br />Suatu kejadian yang berulang kali terjadi di beragam tempat. Masih mungkinkah disebut kebetulan? Dan memang sebagian realita menampilkan fakta bahwa pintar belaka memang tak cukup. Tapi perlu kegesitan dan kecekatan. Gak heran orang yang super pinter tapi pasif justru malah dibilang kurang sukses dibandingkan mereka yang aktif dan berani. Sama halnya dengan pameo di bisnis. Orang pintar susah berbisnis, karena berhitung terlalu njlimet akibatnya kakinya gak mulai terjun mencoba dunia pertaruhan itu. Padahal bisnis, selain perencanaan, juga dibutuhkan "kenekatan", dalam artian berani mengambil keputusan, dan berhitung dilakukan sambil jalan.<br /><br />Gak tau yah fenomena di atas itu apakah cuma kebetulan, ataukah memang fakta yang banyak terjadi. Bukan bermaksud mencampuri hidup seseorang, namun apakah hal seperti ini adalah garis tangan ataukah campur tangan. Garis tangan dalam artian sudah takdir dari sana-nya, orang ybs itu lucky atau gak lucky. Ekstremnya seperti kisah Donal Bebek dan Untung Bebek. Ataukah itu adalah campur tangan, dalam artian tergantung kepada usaha ybs sekali pun mungkin secara potensi dia agak kesulitan dan di posisi kurang bagus.<br /><br />Whatever lah, kewajiban manusia memang pada akhirnya berupaya yang terbaik dan harus menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah SWT. Itulah yang namanya konsep tawakkal, yakni berusaha dulu baru berserah diri, bukan belum apa-apa sudah ngomong itu adalah takdir. Mau dia pinter-pasif atau aktif-supel, yang jelas tiap orang punya garis tangannya masing-masing. Allah SWT memang punya rencana bagi tiap makhluk-Nya. Tinggal gimana kitanya mau disayang atau gak oleh-Nya. Kalau mau disayang ya harus mendekatlah. Sayangnya juga di zaman matre abis begini, tolak ukur kesuksesan seseorang sering dilihat hanyalah dari materi-nya belaka. Memang sih cuma ini yang keliatan. Tapi kalo materi banyak tapi gak kaya, piye toh? Wahh, lagi-lagi ini mah pilihan. Hidup kan pilihan dan tiap pilihan ada resikonya masing-masing. <br /><br />BTW, ada yang pernah ngalamin fenomena sejenis di atas, yakni fenomena pinter-pasif vs aktif-supel?<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-5280326754519028192010-01-10T06:52:00.000-08:002010-01-10T06:54:25.822-08:00Cater for all races, Halalkah?Posted: 10 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Kadang di berbagai food stall atau hawaker center, tak jarang kita temui tempat makan, biasanya menyajikan menu bukan masakan China (kecuali Yong Taufu), meskipun tidak punya sertifikat halal, tetapi mencantumkan "Cater for All Races". Tidak jarang, untuk lebih meyakinkan para pembeli, mereka mempekerjakan wanita Melayu, bahkan yang berjilbab. Sang tauke biasanya bukan Melayu dan bukan Muslim. Halalkah masakan mereka yang mereka sajikan, sekalipun tidak memiliki sertifikat halal, namun mencantumkan slogan "Cater for All Races" dan mempekerjakan pegawai Melayu Muslim?<br /><br />Bagaimana pula dengan toko-toko roti di berbagai belahan Singapore. Setau saya toko roti yang punya sertifikat halal, sejauh ini yang baru saya temui adalah "blossom" di underground gedung Singpost. Namun tak jarang di Tampines, Bedok dll, toko roti biasa yang gak punya sertifikat halal pun didatangi para pembeli Melayu. Cuma roti aja kok yang dari terigu. Halal pulakah toko roti semacam ini?<br /><br />Bagaimana juga dengan warung Nasi Padang yang tauke nya bukan Melayu?<br /><br />Halal gak yah? Bisa aja sih nanya, namun gak sedikit orang yang sungkan untuk bertanya. Kalo saya pribadi, selalu kebetulannya gak tertarik untuk makan di food stall yang bertuliskan "Cater for All Races" karena kebetulan selalu menemukan alternatif lainnya. Bagaimana dengan anda? Apakah sikat aja "Cater for All Races"? Toh bukan babi, dan makanannya gak aneh-aneh. Namun hati-hati lho, makanan itu nantinya akan menjadi daging dan darah kita. Kalau diasupi yang haram, nantinya akan berpengaruh kepada pola pikir, ucapan dan tindakan kita.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz<br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com<br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-14398017991997044992010-01-10T06:48:00.000-08:002010-01-10T06:50:15.508-08:00Spirit mudik nan menakjubkanPosted: 10 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Suatu ketika nun di masa lalu, saat masih tinggal di ibukota tercinta, saya sempet bingung dan mengganggap "gila" orang yang nekat mudik pas lebaran. Gimana ngga', udah tau alat transportasi kita amburadul baik dari segi kondisi dan kapasitasnya, kenapa masih nekat mudik? Itu orang di dalam gerbong kereta udah kayak ikan sarden dikalengin. Padat banget di dalam, jangan mikir kursi, lorong kereta saja udah penuh oleh orang-orang yang duduk maupun tiduran. Tapi kenapa masih pada nekat.<br /><br />Bus pun gak kalah gaswat kondisinya. Belum lagi macet di perjalanan yang amit-amit jabang baby. Berjam-jam di dalam bus, yang sekali pun ber-AC, tentulah bagaikan neraka. Macet ada di mana-mana, capeknya jangan ditanya. Gak kebayang kalo kita yang dapat duduk di tengah, selagi macet abis di tol, tiba-tiba kebelet pipis. Apa jadinya yah? Harus ngelewatin "ribuan" orang sebelum sampai ke pintu bus. Kalo yang cowok masih mending. Di mana-mana bisa pipis. Kalo yang cewek, piye toh? Ataukah memang pada gak kepikiran kebelet pipis lagi yah?<br /><br />Pesawat pun kondisinya sami mawon. Ngeliat terminal domestik, udah kayak ngeliat pasar malam. Padat dan riuh. Pesawat memang bukan barang mewah lagi, dan sudah banyak orang dari beragam kalangan yang merasakannya. Untuk yang pakai budget airlines, di situ gak ada nomor bangkunya. So, katanya, begitu masuk langsung pada berebutan tempat duduk. Di pesawat jenis ini, makanan gak diperbolehkan. Tapi kalo mau ngebeli di dalam, harganya ampyun, buat yang koceknya ngepas. Kapal laut pun begitu juga, kondisinya penuh abis. Makanannya katanya gak enak, sekelas makanan narapidana.<br /><br />Yang gila, mudik naik motor pun jadi ngetrend dan semakin bertambah dari tahun ke tahun. Naik motor suami isteri plus 2-3 anak, di motor bebek, dengan bawaannya yang luar biasa gede. Jarak ke Semarang, Yogya dan Surabaya sekalipun, yang sekitar 500-1000 km, tetap ditempuh meski dengan muatan berlebih. Wuih, naik motor 20 km aja rasanya pantat udah jadi panas banget, apalagi 500 km, sambil bawa gelendotan yang super berat. Bahaya memang iya, namun motor punya kelebihan bisa selip sana-sini.<br /><br />Mau mudik pake jalan apa pun, pakai moda transportasi apa pun, tetap saja sengsara, dan bisa dibilang "gila" bila dibandingkan dengan kondisi normal. Tapi kenapa jutaan orang demikian bela-belain untuk tetap bisa pulang kampung meskipun harus menderita dan sengsara dulu di sepanjang perjalanannya?<br /><br />Hmm, setelah terdampar di negeri orang, akhirnya saya "mengerti" juga tentang arti pentingnya mudik. Memang lain berlebaran di negeri sendiri dan negeri orang. Apalagi sebagai wong Jawi, yang punya semboyan mangan ora mangan ngumpul dan enggan merantau, kehadiran Ibu, Bapak, saudara dan kerabat besarlah artinya di hari itu. Jadi ingat kenangan semasa tinggal di negeri utara dulu. Saat itu tiap lebaran, kami shalat di sekolah Indonesia atau KBRI. Bahkan yang tinggalnya di kota lain, bela-belain cabut kerja atau kuliah demi bisa ngumpul dengan sesama orang Indonesia.<br /><br />Ada keharuan dan suasana tersendiri di situ. Usai sholat KBRI biasanya menghidangkan makanan gratis, yang paling gak bisa mengobati kerinduan akan masakan tanah air. Tak lupa, para operator telepon menyajikan servis telpon 3 menit gratis ke tanah air. Semua pada antri berulang-ulang. Seneng rasanya bisa denger suara ortu nun jauh di seberang sana, sambil mohon maaf dan keihklasan dari beliau, Abis itu biasanya kami jalan-jalan bareng entah kemana. Walau begitu memang lain rasanya, lebaran di antara keluarga dan para kerabat serta orang yang kita kenal.<br /><br />Begitu pula yang dialami oleh para perantau dari daerah yang bermukim di Jakarta, meski sukses maupun tak sukses. Ibaratnya hidup setahun itu hanyalah demi untuk satu hari, yang namanya Idul Fitri. Sepanjang tahun, kaum kecil maupun kamu besar kerja keras banting tulang mengumpulkan uang. Uang tabungan itu dibobok saat Idul Fitri. Berlebaran di kampung sana bisa ketemu dengan orang tua, sanak saudara dan juga teman-teman sepermainan dulu. Lebaran sambil ebrnostalgia, dan memang sepahit apa pun pengalaman, toh akhirnya menjadi terlalu manis untuk dikenang.<br /><br />Itulah yang saya rasakan juga ketika ada di negeri rantau. Syukurlah jiran ini jaraknya cuma 1,5 jam dari my home town, Jakarta via pesawat terbang. Gak mungkin rasanya gak pulang pas lebaran. Di negeri utara dulu gak bisa pulang karena keterbatasan waktu, dan juga pertimbangan biaya. Pertama pulang berlebaran di tanah air, setelah 10 lebaran di negeri orang, memang mengharukan. Seneng sekali bisa berkumpul dengan orang tua dan saudara. Berkunjung ke sana-sini, ke tetangga, ke teman-teman, setelah sekian lama di rantau. Ada spirit lain di situ, yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata.<br /><br />Sekalipun kadang bangsa kita dibilang "jelek", ada satu nilai yang sebenarnya patut dibanggakan dari bangsa kita. Nilai itu bernama silaturrahmi, dengan kembaran dan turunannya berjulukan kekeluargaan, gotong royong, saling tolong menolong, tepo seliro dll. Itulah spirit dasar yang kita muncul, yang ibaratnya muncul dan di "refresh" kembali di hari raya nan suci itu. Termasuk di dalamnya yang terpenting spirit untuk berkumpul lagi dengan keluarga dan handai taulan. Spirit itulah yang membedakan lebaran di kampung dan di rantau. Spirit itulah yang mendorong kenapa semuanya ngebela-belain untuk tetap harus pulang kampung meski harus sengsara dan menderita di perjalanan. Ada yang hilang dan sepi, ketika kita harus berlebaran di rantau orang. Bedanya saya dan sebagian orang kita merasakan rantau itu adalah di negeri lain, sedangkan sebagian yang lain merasakan rantau adalah Jakarta.<br /><br />Bagi orang yang lahir dan besar di Jakarta seperti saya, balik ke Jakarta saja sudah cukup dan keinginan untuk mudik ke tempat mbah di kampung di pedalaman Jawa sana masih kurang kuat. Beda kasus dengan orang tua saya, atau orang yang tinggal maupun besar di Jakarta, namun lahir di "Jawa" (maksudnya kota atau kampung di pulau Jawa). Rasa ingin mudik jauh lebih besar. karena di sanalah mereka dilahirkan. Sekalipun saya orang Jawa dan tetap orang Jawa, tanah kelahiran saya adalah Jakarta. Karenanya meski tetap mengaku orang Jawa, yang dirindukan bukanlah kampung mbah, melainkan Jakarta. Buat yang tinggal di Jakarta tapi lahir di daerah, apalagi orang tua masih di daerah tentulah yang dirindukan adalah daerah.<br /><br />Mudik memang menyimpan banyak makna. Dan mudik meneguhkan bahwa peranan suatu kekuatan rohani alias spirit adalah begitu besar hingga sanggup menggerakkan seseorang untuk bertindak bahkan di luar batas kemampuannya sekalipun. Mudik memang menyimpan banyak cerita. Inilah yang bagi saya pribadi adalah nikmat yang besar yang susah saya dapatkan saat berada nun jauh di rantau di negeri utara sana. Kalau memang tak ada halangan sama sekali, tentulah semua orang kepengen mudik. Malah kali ini boleh jadi bukan orang yang mudik yang dibilang "gila", melainkan orang yang gak "mudik"lah yang justru dibilang gila. Walau hal ini gak berlaku lurus untuk orang yang sudah lama tinggal dan menetap di suatu wilayah di rantau, seperti misalnya orang tua kita sendiri. Spirit mudik memang menakjubkan dan mampu menggerakkan jutaan orang serta mampu mengalahkan segala rasa derita di sepanjang jalan mudik.<br /><br />Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.<br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz<br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com<br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-90812972351086426152010-01-10T06:42:00.001-08:002010-01-10T06:42:49.707-08:00Cewek Tempel di balik proyek dan KKNPosted: 7 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br />http://www.youtube.com/watch?v=0buDScDu8eI<br /><br />Tinggi semampai, seksi, cantik dan putih. Kalo kata host talk show ini, nilainya 9,9. Suaranya dan tawanya pun manja dan menggemaskan. Sosok yang secara fisik bisa dibilang nyaris sempurna. Trus apa kerjanya dengan anugerah fisik yang nyaris tanpa cacat ini? Jawabnya, misalnya atasannya mau memenangkan suatu tender atau proyek, maka dia ikut serta. Kalau ada dia, ya nanti proyeknya jadi gol deh. Gimana caranya? Ya di entertaint dong, timpalnya singkat. Yaa, status aslinya memang seorang mahasiswi, namun di balik itu dia juga merangkap sebagai seorang lady escort.<br />Lady escort, sebenarnya bukan barang langka, dan di negeri lain juga ada. Di nusantara, konon katanya peran lady escort, selain kick back money, memang sangat besar untuk menggolkan suatu tender. Fenomena begini memang sudah sangat sangat biasa. Saya sendiri bosen juga mendengar, bapak yang suka mengantar saya kalau saya lagi tugas di Jakarta, sering cerita bahwa dia acap kali mengantar tamu bapak-bapak pejabat dari daerah. Kalo datang ke sini, kelakuannya seperti raja. Yang bikin driver ini sebel, karena dia harus begadang demi menunggu sang pejabat tiap malam hura-hura di Mangga Besar. Ini salah satu kisah nyata dari para pejabat kehutanan Borneo.<br />Yaaa, pejabat kita memang gak jauh dari yang namanya selangkangan. Entah itu mau namanya karaoke, ataupun pijat-pijatan, ataupun ngegedek di diskotik, ujung-ujungnya ya sami mawon, si otong gak mau bobo ndirian. Siapa yang bayarin? Tentunya ini adalah bagian dari entertaintment. 5 juta semalam pun tuk karaoke gak masalah. Ceweknya juga gak murah biayanya. Satu orang sekali booking nemenin dah 400 ribu.<br />Kalo kelonan lain lagi tarifnya. Itu belum termasuk tips buat cewek itu dan tambahan buat sang mami. Bahkan ada yang kerjanya cuma Polisi Hutan saja, di sini sampai bisa "memelihara" lady escort. Siapa lagi kalo bukan klien yang bantu sandang pangan sang cewek. Dinas cuma 2 hari, tapi jalan-jalannya 5 hari, sudah tentu uang dinasnya jadi 7 hari dan itu dibiayai oleh pajak yang dibayar oleh rakyat. Busyeet deeeh.<br /><br />Kalo kurang duit, gak usah bingung, tinggal telpon klien, langsung deh ditransfer berapa puluh juta pun yang diminta. Jangan heran kalo pejabat daerah datang kemari seneng banget ngeborong barang dari mulai butik mewah di Plasa Senayan sampai barang di pasar grosir Mangga Dua dan Tanah Abang. Duitnya kayak kagak ada meterannya. Mungkin di rumahnya punya pohon duit kali yahh.<br />Apakah semua itu gratis? Di dunia ini gak ada yang gratis. Apalagi kalo dah berkaitan dengan pejabat dan cukong bejat kayak gini. Bukan lagi ada udang di balik bakwan, tapi ada lobster di balik bakwan. Untuk kasus pejabat kehutanan kayak gini, ya imbalannya apalagi kalau bukan HPH dan pembalakan liar. Ada tuh yang udah di sidang, dari tamunya driver saya ini, karena tuduhan korupsi 51 milyar! Ya, maksudnya dia nerima uang dari kliennya gitu.<br />Pejabat kehutanan mungkin cuma dapat barang sekelas peanuts. Jangan tanya untuk proyek umum lain di Indonesia. Silahkan cari sendiri. Mantan KSAD si Hartono, lucunya malah mencak-mencak ketika ketauan nerima rumah berharga milyaran dari si cukong Henry Leo. Rumahnya dibalikin dan ngotot itu pemberian secara pribadi. Kalo pemberian kok gede banget? Apa memang gak motif lain di balik pemberian itu? Mungkin si Hartono kesel, hadiah sekelas "peanuts" buat dia aja diributin. He he, kita semua emang gak tau, kalo pejabat kita memang doyan makan duit. Sampai-sampai mantan Kabulog, Wijanarko, nyimpen 150 juta tunai di kamar mandi. Padahal pengamen yang dapat gopek aja susah bentar lagi mau diberangus dari jalanan. <br />Itulah realita kita. Lady Escort, Kick Back Money, "Hadiah" Super, menggejalan dimana-mana. Gak usah malu kalo kita yang mengaku punya agama, ternyata pada kenyataannya dibelit oleh fenomena KKN yang akut. Boleh jadi julukan negeri korup dengan peringkat 153 di dunia adalah kampanye negatif untuk kita. Walau kita sebenarnya sadar, suka atau gak, KKN memang sudah mendarah daging dan sudah jadi bagian kehidupan dan budaya yang bisa kita terima.<br />Aturan dari Langit sebenarnya jelas, cuma ada hitam atau putih, alias pahala atau dosa. Tapi kita semua seneng bikin jadi grey alias gak jelas, lalu diberi alibi macam-macam. Orang Jepang bilang, seribu dalih pun mudah dibikin. Makanya banyak pejabat mengklaim klien ngasih hadiah milyaran dengan ikhlas. Hari gini mikir ikhlas untuk hadiah segede gitu? Yang ngasih aja susah payah nyari duit seperak, mana masih sih cukong itu mengikhlaskan hadiah itu?<br />Trus gimana solusinya? Gak boleh menyerah dalam menegakkan kebenaran. Meski ganjalannya banyak dan susah banget. Liat saja, anggota KY sekalipun ternyata ikut-ikutan KKN padahal dia seharusnya mengawasi hakim kita dari tindak KKN. Memang dunia serasa terbalik. Tapi biarlah, toh sebagai makhluk kewajiban kita cuma berbuat yang terbaik. Semuanya adalah Kuasa Ilahi dan semuanya sudah digariskan oleh-Nya. Karenanya jangan pernah berhenti dan lelah menyuarakan kebrengsekan otak kita. Bukan maksud bikin pesimis, melainkan sebagai reminder bahwa penyakit itu masih ada dan kita gak boleh putus asa mengobatinya.<br />Yah itulah realita di negeri kita. Mau gimana lagi. What to do? Ada yang pernah denger cerita tentang escort-escort-an Lady?<br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-629960420115561422010-01-10T06:38:00.000-08:002010-01-10T06:39:03.383-08:002 Pilihan untuk sekte sesatPosted: 6 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/06/time/020001/idnews/838657/idkanal/10<br /><br />Lagi rame nih ribut-ribut kasus sekte Al Qur'an Suci di Bandung, karena 2 orang pengikutnya dilaporkan hilang oleh orang tua mereka. Sekte ini sepertinya model baru dari gerakan Inkarussunnah, yang tidak mengakui kebenaran Sunnah Rasul, dan hanya mengakui kebenaran Al Qur'an. Terhadap sekte-sekte sesat seperti ini, manakah yang sebenarnya patut dipilih? <br />1. Apakah melibas mereka dengan alasan kewajiban menegakkan Dien Allah dari perusakan dan penyesatan sebagain golongan orang yang sesat itu? 2. Ataukah membiarkannya dengan alasan persatuan-kesatuan umat dan memprioritaskan masalah lain yang mungkin lebih penting, seperti kerusakan akhlak dll?<br />Sikap umat Islam terpecah mendua. Khususnya terhadap para golongan yang dianggap nyeleneh namun telanjur besar dan terkenal, seperti misalnya JIL, NII, Ahmadiyah dll. Kalo sekelas Lia Aminudin mah peanut itu, disikat juga chincai. Kalau dibiarkan, bukankah itu akan menggerogoti akidah umat? Tapi kalo dilibas, bukankah umat jadinya selalu terkesan gontok-gontokan dan terpecah belah.<br />Yang mana yang lebih baik dan yang mana lebih prioritas? Satu lagi, siapa yang berhak menetapkan bahwa golongan nyeleneh itu sesat dan siapa yang punya hak otoritas untuk menindaknya? Adakah MUI yang dianggap berhak untuk mem-fatwakan sesat atau tidaknya? Adakah MUI sudah diberi otoritas untuk menindaknya? Pada kasus Darul Arqam dulu, CMIIW, Pemerintah jiran yang langsung menindaknya padahal waktu itu Darul Arqam sudah termasuk besar dan bahkan kuat secara ekonomi. Walau ada yang menuduh alasan politis, tapi Arqam berhasil dikerdilkan. Di Indonesia Pemerintahnya lebih terkesan lepas tangan dan gak mau campur terlalu jauh, demi menghindari hujatan cawe-cawe sana-sini, apalagi kalau yang dihadapi kelompok yang dianggap nyeleneh tapi sudah terlalu besar, seperti JIL, NII, Ahmadiyah dll. Karenanya gak heran, akhirnya sebagian umat harus bertindak sendiri bahkan cenderung anarkis, terhadap mereka yang dicap sesat.<br />Yang terpenting, siapa yang punya otoritas menentukan sesat tidaknya suatu ajaran, dan apa tindakan terbaik terhadap mereka yang dianggap sesat itu serta apa definisi dan standar sesat itu? Ini untuk menghindari tuduhan"kesewenang- wenangan" dari berbagai kalangan. Apakah si sesat itu harus ditobatkan dan bagaimana kalau mereka gak mau tobat? Apakah harus dihancurkan tempat ibadahnya dengan alasan menjadi virus masyarakat, ataukah diusir dari wilayah situ atau bagaimana? Di zaman Rasulullah, yang mengaku nabi palsu alias membawa ajaran sesat ya diperangi.<br />Selain 2 pilihan itu, adakah pilihan lainnya terhadap si sesat? Barangkali ada yang punya sharing pemikiran dan info.<br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-16626632866054742592010-01-10T06:34:00.000-08:002010-01-10T06:35:39.792-08:00Presiden Cemen dan Kata Dunia 2Posted: 5 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /> <br />Insya Allah nangkep apa yang hendak disampaikan Mas Eddy. Maklum sama-sama wong Jawi.<br />Dan wong Jawi dalam bicara atau nulis itu gak selalu pakai "pisau satu", tapi bisa juga "pisau dua". Dalam artian gerak pelurunya gak selalu linear, bisa jadi carp, eksponensial dll, sehingga sasaran sesungguhnya gak selalu yang ada di garis lurus. :)<br /> <br />Itulah keunikan nusantara, yang punya pakem sendiri, baik dari alam maupun sifat orang-orangnya, yang kadang sulit didapati di negeri lain. Kalau sesuatu itu teramat beda dari yang lain, pilihannya hanya dua, apakah sesuatu itu luar biasa ataukah itu anomali. Moga-moga kita masuk yang luar biasa. Walau begitu keunikan itu harus tetap dipertahankan sebagai ciri khas budayanya.<br /> <br />Hanya saja, terkadang gerak zaman sudah lain dan menyeret-nyeret apa yang ada di karakteristik kita. Maunya tetap seperti apa adanya, namun jaman begitu kejam, dan yang berlaku hukum rimba. Disinilah fighting spirit itu harus perlu, apalagi andaikan kita duduk sebagai leader yang perlu mengobarkan fighting spirit itu. Mungkin dia gak salah dan mungkin maksudnya baik dengan bersifat bersifat humble. Namun sayangnya gak semua orang belum tentu punya pemikiran sampai ke sana.<br /> <br />Level pemahaman orang berbeda, dan ketika kita semua perlu fighting spirit untuk berjuang, sifat multi tafsir, meski mungkin niatannya baik, hanya akan menimbulkan kebingungan karena<br />memang gak semua orang mampu menangkap secara jernih. Nabi SAW pun pernah bersabda<br />berbicara kepada seorang sesuai dengan kemampuan orang itu menerimanya. Di saat kritis,<br />perlu fighting spirit yang efektif, bisa dibayangkan apabila justru yang disampaikan adalah hal yang bersifat multitafsir dan praduga dan bukan sesuatu yang pasti dan tegas. Sesuatu yang benar memang belum tentu baik ketika penempatannya tidak tepat atau timingnya tidak tepat.<br /> <br />Muteer-muteerr dikit, tapi semoga nangkep yahh. Anyway sayang banget kalo sosok yang selama ini keliatan bersih dan idealis, tiba-tiba pada akhirnya nanti harus melemah. Ya kita tau lah siapa calon-calon lainnya. Bukan buruk sangka, tapi tegakah anda kalo lagi-lagi negeri kita jadi "bancakan"? Itu aja sih, jangan sampai lagi-lagi bancakan yang sebenarnya mulai bisa ditekan malah muncul kembali pada akhirnya.<br /> <br />Wassalaam,<br /> <br />Papa Fariz Web Blog: http://papafariz.blogspot.com FS Account: boedoetsg@hotmail.com<br /><br />----- Original Message ----- <br />From: Eddy Prabowo <br />Subject: RE: [Legiun-70] Presiden kok Cemen, Apa Kata Dunia?<br /><br />IMHO ya Om dan Tante:<br /> <br />Budaya Jawa (atau Jawa Tengah), memang relatif kalem, diam, tenang, telaten, sabar, nrimo.<br />Ada yang menangkap ini sebagai sinyal-sinyal berikut:<br />- tidak PD<br />- tidak menghargai diri<br />- tidak berani maju<br /> <br />Ada yang tanya, kenapa sih penyebabnya?<br />Gue mencontohkan seperti ini: <br />Pada jaman dahulu kala, sepuluh orang tinggal di pulau yang subur. Mata air banyak. Pohon buah-buahan banyak. <br />Sungai banyak. Ikan banyak. Hewan yang bisa dimakan banyak. <br />Karena sumber daya alam yang banyak ini, sepuluh orang ini tidak pernah berebut. <br />Kalau satu orang mengambil buah-buahan di pohon yang satu, yang lain cari pohon lain.<br />Selalu cukup. <br /> <br />Nah, sifat-sifat inilah yang terlihat khas.<br />Padahal sebenarnya jaman sekarang nggak begitu-begitu banget.<br />Karena sekarang sumber daya alam terbatas. <br />Sekarang, uang (sebagai alat pembayaran yang sah) juga terbatas. <br /> <br />Akhirnya, generasi orang suku Jawa Tengah juga nggak kalem lagi, nggak diam lagi, nggak tenang lagi, nggak sabaran lagi.<br />Yang agresif jumlahnya cukup kentara/signifikan.<br />Yang nekat, juga kentara.<br />Yang main hajar/bacok juga kentara.<br />Yang sabar, tenang, kalem, telaten juga masih ada.<br />Yang pura-pura tenang dan kalem juga ada.<br />Yang pura-pura beringas juga ada.<br /> <br />Akhirnya, tidaklah bijak jika hanya melihat gaya/style saja. <br />Inti di dalamnya kita tidak tahu. <br />Intrik-intrik di dalam sono juga kita tidak tahu. Atau belum tahu :-)).<br /> <br />Okeh Friends. Sekian saja.<br />##<br />to avoid criticism: do nothing, say nothing, be nothing #elbert hubbardPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-14147059490709919622010-01-10T06:30:00.000-08:002010-01-10T06:31:08.939-08:00Presiden kok Cemen? Apa Kata Dunia?Posted: 5 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />Hmm, payah Presidennya "CEMEN". Masak belum apa-apa udah terkesan gak "PD" buat maju dan bersaing di Pilpres berikutnya. Apakah ini strategi "tebar pesona" agar dinilai tidak ambisius untuk tujuan akhir merebut simpati rakyat? Ataukah beliau "ngeper" karena mantan atasannya dah mendeklarasikan diri untuk berkompetisi dan wakilnya kini dah ngasih signal mau pisah, karena juga kepengen jadi orang nomor satu.<br /><br />Gak "macho banget", belum apa-apa udah loyo. Liat tuh Putin dari Rusia. Dia kepengen maju tapi terganjal peraturan gak boleh lebih dari 2 kali berturut-turut. Tapi dia naruh orangnya untuk 5 tahun ini, lalu 5 tahun berikutnya mencalonkan diri jadi Presiden. Liat tuh Musharraf dari Pakistan, yang meski ditentang tetap PD maju. Liat tuh Badawi, Arroyo, Chen, Bush dll yang selama gak terganjal peraturan, tetap mau maju dan meng-keep posisinya sebagai incumbent country leader.<br /><br />Gak ada satu pun yang bilang, saya lihat-lihat mau maju apa gak, dan kalau baik barulah maju. Justru yang ada mereka yang pengen maju, gak selamanya dicap rakus atau ambisius, tapi malah dianggap punya kemauan dan tekad baja untuk membawa bangsanya ke arah perbaikan. Apalagi sekarang kontrol dari berbagai pihak sudah bagus. Jadi sudah seharusnya kalo leader yang punya tekad baja untuk membangun bangsa, punya PD untuk tampil memimpin lagi. Kalo belum apa-apa udah ciut, entah dengan tujuan mau tebar pesona atau apa, janggal aja rasanya. Kan dia pemimpin kita, masak sih bisa-bisanya ngomong gak ada PD kayak gitu. APA KATA DUNIA? (icon baru pengganti TANYA KENAPA). <br /><br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.com<br /><br />SBY Belum Pasti Maju di 2009 <br />Din Banyak Mendapat Simpati di PDI-P<br />Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum pasti akan maju kembali dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009. Jika dalam perhitungannya pencalonan itu membawa kebaikan untuk rakyat, bangsa, dan negara, Yudhoyono baru akan maju berkompetisi dalam Pemilu 2009. <br /><br />"Saya akan kalkulasikan. Kalau saya pikir baik untuk bangsa, negara, dan rakyat, insya Allah saya akan maju. Namun, kalau justru menurut perhitungan saya tidak baik, saya tidak akan maju. Saya sampaikan ini secara jelas dan Allah SWT mendengarkan pernyataan saya pada malam hari ini," ujar Yudhoyono dalam keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/10). <br /><br />Keterangan pers disampaikan Presiden usai acara buka puasa bersama dengan sekitar 600 pejabat dan undangan lain di Istana Negara. <br /><br />Sebelum mengadakan keterangan pers, Presiden bersantap malam dengan Wakil Presiden (Wapres) dan sejumlah pejabat di teras belakang Istana Negara. Keterangan pers digelar setelah Presiden dan Ny Ani Yudhoyono mengantar Wapres dan Ny Mufida Kalla meninggalkan Istana Negara. Saat memberi keterangan pers, Presiden didampingi Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng. <br /><br />Seperti dikemukakan Presiden, pembicaraan soal Pemilu 2009 terlalu dini dimunculkan. Presiden menggunakan pemilu di Amerika Serikat pada tahun 2008 sebagai acuan. Karena merasa masih terlalu dini, Presiden tidak secara pasti dan tegas menyampaikan niatnya dalam Pemilu 2009. <br /><br />"Saya akan menyampaikan posisi saya secara tepat pada waktu yang tepat. Bisa saja saya akan berkompetisi kembali dan bisa saja saya tidak mencalonkan diri sebagai presiden," ujarnya. <br /><br />Tentang Sutiyoso <br />Mengenai mulai munculnya calon presiden, yaitu Megawati Soekarnoputri dan Sutiyoso, dalam Pemilu 2009, Yudhoyono menilainya sebagai sesuatu yang positif dalam demokrasi. "Demokrasi makin mekar. Makin banyak calon, makin banyak pilihan untuk rakyat," ujarnya. <br /><br />Yudhoyono mengaku tidak merasa terganggu dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang sangat mungkin berpisah dengan dirinya dalam Pemilu 2009. Yudhoyono dapat memahami pernyataan itu karena Kalla sekaligus merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya. <br /><br />"Hubungan saya dengan Pak Jusuf Kalla tetap baik. Menjadi kewajiban saya dan Pak Jusuf Kalla untuk lebih mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaga untuk menjalankan tugas," ujarnya. <br /><br />Mengenai pencalonan Sutiyoso, Yudhoyono menghormati hal itu sebagai bagian dari hak Sutiyoso sebagai warga negara. "Tidak etis saya memberikan komentar kepada Pak Sutiyoso yang sekarang masih menjabat sebagai gubernur," ujarnya. <br /><br />Presiden berharap semua pejabat di jajaran pemerintahan, baik menteri maupun gubernur, yang berkeinginan mencalonkan diri dalam Pemilu 2009 agar mengutamakan tugas-tugas pemerintahan demi rakyat. <br /><br />Satu partai <br /><br />Kemarin siang, seusai bertemu Wapres, Wakil Ketua MPR AM Fatwa mengingatkan, untuk pemerintahan yang kuat dan fokus selama masa pemerintahannya, idealnya presiden dan wapres berasal dari partai politik yang sama. Jika tidak memungkinkan, presiden dan wapres merupakan calon yang diusung oleh beberapa partai dalam koalisi permanen. <br /><br />"Jika tidak dari satu partai politik atau tidak diusung koalisi partai politik yang permanen, di tengah jalan masing-masing (presiden dan wapres) akan membuat hitungan dan pasang kuda-kuda," ujarnya. <br /><br />Kandidat wapres dari PDI-P <br />Setelah memastikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri sebagai kandidat presiden pada pemilu mendatang, PDI-P kini sedang mewacanakan pasangan kandidat wapres. <br />Salah satu kandidat wapres yang banyak mendapat simpati di kalangan PDI-P saat ini adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin. <br />"Pak Din, cukup banyak mendapat simpati di kalangan PDI-P, apalagi setelah beliau mendorong pembentukan Baitul Muslimin yang menjadi sayap Islam PDI-P," ujar Sekretaris Jenderal PDI-P Pramono Anung ketika bertemu Din Syamsuddin di Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, kemarin. <br />"PDI-P punya mekanisme yang sudah dibakukan. Soal calon wapres, akan terlihat dalam pandangan umum dari daerah dan cabang pada rakernas ketiga di Solo atau Makassar pada Maret mendatang," ujar Pramono. <br /><br />Pertemuan tersebut juga dihadiri, Ketua Dewan Pertimbangan PDI-P Taufik Kiemas dan para pengurus sayap Islam PDI-P Baitul Muslimin yang baru terbentuk. <br />Kemarin sore Jimly Asshidiqie, selaku Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), mengatakan, dirinya ibarat seorang wasit yang harus netral dalam pelaksanaan Pemilu 2009. Oleh karena itu, ia tidak boleh menjadi pemain dalam pemilu mendatang. <br />Hal itu dilontarkan Jimly menjawab pers sebelum ia mengikuti acara silaturahmi dan buka puasa bersama Presiden dan Wapres di Istana Negara. <br />Pers sebelumnya bertanya apakah dirinya siap jika dicalonkan sebagai salah satu calon alternatif wapres yang akan mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagaimana disampaikan salah satu pimpinan Partai Demokrat, Rabu. <br />"Saya ini kan wasit, masa harus ikut main juga. Tidak mungkin," ujar Jimly, singkat.<br />(HAR/MAM/A/19/INU)Papa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2090732027192030220.post-58141408622196419962010-01-10T06:23:00.000-08:002010-01-10T06:24:31.283-08:00Ibu muda didenda 2 Milyar gara-gara download 24 laguPosted: 5 Oktober 2007<br /><br />Assalaamu 'alaikum,<br /><br />http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/05/time/093946/idnews/838229/idkanal/10<br /><br />Gileee, ati-ati nih brur, gara-gara download 24 lagu via internet, seorang ibu muda didenda 2 milyar rupiah. Kejadiannya di Amrik, gimana dengan di Indonesia dan di jiran sini yah? Apa bakal kayak gitu juga. Kalo sampeyan pakai multiply, di situ orang bebas upload dan download MP3. Apakah itu termasuk ilegal juga? Kalo iya, Multiply juga salah dong, kan dia penyedia fasilitasnya. Kite mah cuma end user aja.<br /><br />Dulu waktu masih ada Kazaa, Napster, Audio Galaxy dll, kadang saya download dari situ. Cuma sekarang buat apa download? Kalo kepengen beli aja CD MP3 di Jakarta atau Batam. Dengan 10 ribu sudah bisa dapat 100 lagu, top gak tuh? Coba deh kalo ente nge-download dari internet, berapa biaya dan waktu yang diperlukan. Tetep aja gak bisa ngalahin MP3 pirate version di Batam dan Jakarta kan?<br /><br />Kalo CD MP3 yang 10 ribuan itu ilegal, lantas kenapa marak di mana-mana dan gak ditindak? TANYA KENAPA. Dosa gak yah pakai atau download yang ilegal? Weww, au ahh gelap, pan kocek kite terbatas brur. So what gitu lho?<br />Wassalaam,<br /><br />Papa Fariz <br />Web Blog: http://papafariz.blogspot.com <br />FS Account: boedoetsg@hotmail.comPapa Farizhttp://www.blogger.com/profile/03960987425905073818noreply@blogger.com0