Posted: 17 Januari 2007
Assalaamu 'alaikum,
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik.read/tahun/2007/bulan/01/tgl/17/time/094459/idnews/731322/idkanal/10
Bosen yahh bicara tentang politik? Capek gitu brur. Ini ada berita baru yang bikin kita makin capek menggeleng kepala. Dewan Revolusi? Cabut Mandat SBY-JK? Ahh ada-ada saja. Kalau cuma sekedar gerakan murni mengingatkan moral, mungkin masih bisa diterima. Namun kalau sudah sampai ke tahap makar, hmmm, harusnya gak usah ditolerir. Mandat mau dicabut, lantas diserahkan ke siapa? Apakah penerima mandat baru itu yakin mendapatkan dukungan dari rakyat serta memiliki kapabilitas untuk menjalankan Pemerintahan?Kalau mereka merasa didukung dan capable, sekarang kan sudah tahun 2007, dan 2 tahun lagi ada Pemilu, kenapa gak bertarung secara jantan di Pemilu tersebut?
Sekali kita menggulingkan pemerintahan yang sah pilihan rakyat via Pemilu, maka itu akan tercatat dalam sejarah sepanjang masa, dan itu akan terus berulang di masa depan. Ingat lho, sebagian kita memang punya sifat pendendam, dan tentunya akan berupaya membalas bilamana ada chance. Sejarah sudah membuktikan bahwa suksesi di ranah Jawa selalu dipenuhi intrik dan konflik.
Setiap perbaikan butuh proses dan waktu. Masalah yang ada harus di list up dan diangkat untuk dipikirkan solusinya. Gak kebayang gimana runut berpikir orang yang senang motong kompas dan kepengen hasil secara instant. Tukul sekali pun berujar, bahwa ketenarannya kini adalah buah proses perjuangan yang berkepanjangan dan lama. Karenanya dia merasa pantas menerima reward yang dia dapat saat ini. Tukul, pelawak sederhana nan simpel saja, mampu berpikir smart, lantas mengapa para "orang pintar" kita malah tambah ngawur saja?
Gak sedikit yang curiga ini semata "JUALAN" orang-orang yang sudah tersingkir dan pengen ngetop balik. Setidaknya kalau nama mereka terangkat, minimal mereka akan dilirik kembali, dan itu berarti ada yang masuk lagi ke dalam kocek mereka. Di negeri kita, yang namanya avonturir dan oportunis sudah sangat biasa. Alamaakkk ada-ada saja nih. Kalau dirunut lagi tahun 2005-2006, kita selalu dihantam secara bertubi-tubi Natural Disaster, seperti gempa, tsunami, gunung meletus, banjir bandang, kebakaran hutan dll.
Mulai penghujung tahun 2006, kini kita dilanda Human Error Disaster, seperti kasus pesawat jatuh, tenggelamnya ferry, kecelakaan kereta dll. Gak tahun deh tahun 2007-2008, bakal kena disaster apa lagi. Semoga bukan berupa konflik berdarah antar etnis ataupun mewabahnya penyakit menular yang aneh.
Kita sudah sedih dan "capek" ditimpa bencana. So, gak sebaiknya kita semua direpotkan lagi dengan pekerjaan rumah yang aneh-aneh. Tobat dan introspeksi, itulah jalan yang terbaik. Amien Rais pun menenggarai, jangan-jangan bencana yang menimpa kita saat ini, karena datangnya bertubi-tubi, bukanlah bencana yang biasa. Melainkan itu adalah warning dari Allah SWT, karena Allah SWT masih sayang ke kita, makanya kita diingatkan.
Dipikir-pikir, kalau kitanya masih tambeng juga, apa itu gak akan membuat Sang Khalik menjadi semakin murka? Cukup sudah kita direpotkan dengan kasus KKN yang tak kunjung selesai. Yang neko-neko begini, gak perlu dimunculkan. Kalau mau jualan, ya jualan lah yang baik. Yang bisa didagangkan masih banyak, dan bukan dagang hal yang ekstrim nan aneh.
Wassalaam,
Papa Fariz
FS account: boedoetsg@yahoo.com
No comments:
Post a Comment