Posted: 14 Maret 2007
Hari ini saya "sedih banget". Di Jakarta baru saja terima cerita mengenaskan tentang bagaimana gilanya orang-orang kehutanan kita mengelabui kita semua. Dari mulai cara mereka minta ijin membabat hutan, ngedugem di Mabes buat entertainment-nya, sampai bagi-bagi rejeki dari hasil ngebodongin bangsa kita sendiri. Ceritanya panjang, saya coba kisahkan kalo dah balik ke meja saya.
Ini baru hutan, dan belum yang lain. Dunia realita memang terasa pahit untuk didengar dan terlalu kejam untuk dirasakan. Namun itulah realita yang kita tak bisa nafikan keberadaannya. Buat saya pribadi, solusi yang kita pikirkan hanyalah sebatas WACANA di awang-awang, kalau memang gak bisa disebut OMDO alias Pepesan Kosong belaka.
Karena memang realitanya, seperti "tak ada yang sudah kita perbuat". Weww, sudah demikiankah bejatnya negara dan orang-orang kita ini? Sudah demikian munafik kah kita ini, mengapa titel haji dan muslim pun tak mampu menghalangi kita berbuat maksiat? Nyatanya memang begitu, dan rasanya kita lebih baik gak tau lebih jauh tentang borok-borok negeri kita sendiri.
Sebab kalau kita tau lebih dalam, niscaya secara spontan boleh jadi kita akan berujar: Pantes ini "negeri terkutuk" yang "dikutuk Tuhan", gak salah deh kalo kita memang banyak mengalami bencana begini.
Part of Solution itu yang bagaimana dan apa realnya? "Rasa frustasi" sih ada melihat kondisi, namun perjuangan tak boleh berhenti. Bukankah kewajiban manusia hanyalah berikhtiar. Allah tidak jahat, namun kita lah yang terlalu picik dalam menelaah apa yang dimaksud takdir itu, padahal sesungguhnya kita bisa melakukan tindakan preventif untuk "takdir" yang bukan takdir sesungguhnya itu.
Mas Boedoet aka Papa Fariz
No comments:
Post a Comment