Posted: 2 Oktober 2007
Assalaamu 'alaikum,
Minggu lalu, sambil ngabuburit, saya sempet-sempetin meriksa mainannya Paiz kecil. Ada satu mainan, yang lumayan bagus yang pernah saya kasih, yakni mobil F1 yang digerakkan dengan remote control. Sayangnya, karena udah bosan dan punya mainan baru yang lain, mobil F1 ini jarang disentuh si kecil. Karena babenya juga suka mainan ber-remote control, akhirnya saya ambil dan cek mainan itu.
Ada satu hal yang mengejutkan saya. Bagian penutup baterei tampak terlihat kembung, dan alangkah terkejutnya setelah saya buka bagian itu. Baterei tampak membengkak dan dengan ukuran barunya itu, dia sanggup mendorong dan mengubah bentuk penutupnya. Terlihat pula cairan keluar dari dalamnya, dan sanggup menghancurkan kaleng pembungkus baterei. Walau begitu warna dan brand baterei masih nampak jelas, dan saya ingat bahwa baterei tersebut memang baterei murah buatan China yang saya beli di pasar malam beberapa bulan lalu.
Hmm, mengerikan memang baterei murah dari China. Masih jauh lebih bagus baterei lokal buatan kita seperti ABC, Eveready dll. Memang dianjurkan apabila barang elektronik tidak dipakai, baterei sebaliknya dilepas, dan ini berlaku pula pada mainan. Tapi walaupun kita lupa melepas baterei, biasanya kalo yang kita pakai adalah semisal ABC, sejauh ini tidak pernah ada problem semisal kebocoran.
Yahh apa mau dikata. Yang bikin jengkel lagi, cairan dari baterei itu meng-korosi kutub terminal baterei pada mainan. Bukan cuma terjadi penumpukan bahan korosif (garam karat) di situ saja, melainkan, terminal negatif dari besi melinting itu juga putus. Kalo dah gini hancurlah mainan ber-remote control itu. Mainan ber-baterei memang boros baterei, karenanya ketika di pasar malam ditawarkan baterei
berharga murah dengan jumlah banyak, dibarengi rasa ingin mencoba, saya gak menampik tawaran itu.
Wew, saya jadi ingat dengan pepatah ada harga ada barang. Produk China memang murah harganya. Namun sialnya gak semua yang murah itu bagus. Kalo dihitung malah kerugian yang kita dapat. Harga baterei gak sebanding dengan harga mobil F1 itu. Ini bisa juga diambil hikmahnya bahwa terkadang kita harus melihat cost secara keseluruhan dan bukan unit price saja. Di rumah pun, saya selalu berpatokan
dan mengajarkan bundanya anak-anak, kalo mau beli barang yang bakal dipakai lama dan awet, jangan beli yang murah. Tapi untuk case barang yang jarang dipakai, atau gak terlalu penting, silahkan dipilih yang murah meriah.
Gak sedikit orang yang hanya melihat unit price on spot. Karena murah, lalu langsung dibeli, kalo rusak terpaksa harus beli lagi. Kalo dihitung-hitung, beberapa kali beli baru akan lebih besar biayanya dibandingkan dengan beli yang mahal tapi sekali beli. Barang mahal pun, kalau kita hitung lama pemakaian lantas dibagi dengan satuan waktu, maka nilainya juga gak mahal per satuan. Namun memang, terkadang untuk mengeluarkan uang dalam jumlah besar sangatlah berat, apalagi kalau kita punya banyak keperluan lainnya.
Murah meriah memang jadi salah satu alasan memilih produk China. Namun melihat kasus dari baterei di atas, berhati-hatilah memilih barang produk China daratan sana. Melamin murah yang banyak dijual berbentuk mangkok, piring dll, dan banyak digemari oleh orang kita, sangat mungkin larut dalam suhu tinggi untuk kemudian bercampur dengan makanan yang kita makan, padahal zat itu berpotensi memicu
kanker. Mattel, raksasa mainan USA menarik jutaan barangnya karena produk mereka yang dibuat di Cina ditengarai dicat dengan cat yang mengandung timbal, zat yang menghambat pertumbuhan mental. Masih banyak lagi contoh lainnya. Walau gak sedikit yang menduga penarikan itu lebih bermuatan politis.
Anyway hati-hati dengan buatan Cina, jangan sampai kita karena murah, tapi ternyata hasil akhirnya kita rugi. Apalagi kalau barang itu ternyata berbahaya. Biarin keluarin duit sedikit lebih, asal nyaman dan aman, meski pada akhirnya harus dilihat case per case juga. Ada yang punya pengalaman sejenis tentang jebloknya kualitas produk Cina? Maunya sih udah murah, tapi nyaman dan aman serta berkualitas bagus. Halah, bokis lagi ini, padahal kita semua tau ada uang ada barang.
Wassalaam,
No comments:
Post a Comment