Sunday, January 10, 2010

Potensinya besar, namun sayang "tidak diorganisir"

Posted: 5 Oktober 2007

Assalaamu 'alaikum,

Di Singapore ada satu organisasi yang namanya IPA (Indonesian Professional Association). Teman se-almamater saya yang juga suami dari seorang IMASer menjadi pengurus terasnya. Kegiatannya lumayan banyak katanya, dan beberapa waktu lalu juga mengadakan seminar di KBRI. Pernah cek juga ke website-nya, memang lumayan bagus dan profesional, karenanya mereka berani mengutip membership fee. Kalau sudah mengutip uang begini, tanggung jawabnya besar dan gak main-main. Bukan bermaksud SARA, liat-liat lagi, pengurusnya dan anggotanya kebanyakan WNI keturunan, yang mungkin juga mayoritas WNI di jiran nan mini ini.

IMAS sebenarnya gak kalah hebat. Ada country manager, ada staf Parlemen, ada pengusaha, ada ustadz, ada ahli networking, ada programmer kompuer, ada engineer, ada doktor dll. Pokoknya hebat deh, dan saya gak sungkan kalo menceritakan tentang kehebatan teman-teman yang saya kenal di Singapore, ke teman-teman saya di Indonesia. Paling gak bisa jadi contoh sukses gitu maksudnya. Karena IMAS secara SDM gak kalah hebat, tapi kenapa yahh IMAS masih berupa OTB (Organisasi Tanpa Bentuk)? Padahal IMHO, kualitas SDM-nya, barangkali lebih dari IPA yah.

Orang-orang sedulur kampung babe dan nyak saya, bikin suatu organisasi setengah resmi. Kalo resmi-resmi-an repot soale skalanya masih tingat sedulur sa' kampung. Kalo resmi-resmian, nanti juga repot karena apakah anggotanya mau terikat dengan hak kewajiban, termasuk urusan iuran dll, dan harus ada AD/ART dan pengurus yang mungkin perlu gaji. Akhirnya yang dipakai memang setengah resmi. Kalo gak resmi nanti gak teratur geraknya soalnya. Di kumpulan setengah resmi ini, tentunya ada yang dituakan walau statusnya bukan ketua. Pakde ini yang memimpin pertemuan, kalau ada yang nikahin, dia jadi perwakilan keluarga dll. Kegiatannya yang reguler adalah arisan bulanan. Kalau ada hajatan, biasanya pada dateng semua. Namanya lumayan keren dan seneng aja dengernya, "Paguyuban Keluarga Wonoenggal". Yahud gak tuh?

Bapak-bapak itu dulunya dari kampung Wonoenggal dan merantau di Jakarta. Wonoenggal cuma kampung kecil di kota kecil Kutoarjo, di selatan jawa Tengah. Kini banyak yang kerjanya mapan, baik sebagai polisi, pegawai bank, pemerintahan, swasta dll. Walau saya yakin tetap saja gak bakal lebih hebat dari SDM-nya IMAS. Yang orang kampung sanggup bikin Paguyuban setengah resmi. Yang warga keturunan mampu mempelopori pembentukan organisasi umum nan sekuler yang profesional. IMAS yang warganya malah ditunjang dengan Insya Allah ilmu agama yang mumpuni, sejujurnya IMHO lebih berpotensi untuk jadi penggerak bahkan kalau perlu dalam bentuk organisasi resmi sekelas IPA, minimal ya sekelas Paguyuban orang kampung Wonoenggal.

Kata Imam Ali, kejahatan yang terorganisir akan dapat mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Tapi ternyata ber-organisir itu bukan perkara mudah, Buktinya sekali pun SDM nya sudah sangat mumpuni ternyata yang berupa paguyuban pun tetap susah dibentuk. Weww, Papa Fariz bukan organisator dan jarang ikutan organisasi apalagi sampe jadi pengurusnya, makanya kadang bingung aja, sebenarnya apa yah kendala organisasi atau paguyuban itu. Atau paling enak kita seperti sekarang, bebas dan lepas, karena pada sibuk, sedangkan organisasi itu butuh komitmen. Memang enak sih bebas dan lepas, dan ini lebih diminati. Namun kalo bebas dan lepas, rasanya sulit untuk mampu memberikan sumbangsih lebih besar karena mungkin jadi "kurang teroganisir".

Ataukah mungkin silaturrahmi dan networking itu gak harus dalam bentuk organisasi yahh? Enthalah, hanya sebuah refleksi melihat fenomena organisasi, kebetulan lagi ngabisin bacaan buku yang bercerita bahwa kesuksesan berbisnis gaya mereka adalah karena ditunjang oleh organisasi. Satu sama lain saling menolong dengan karena teroganisir dan karena keberadaan organisasi itu. Tapi barangkali organisasi memang gak penting dan merepotkan yahh? Bukankah yang enak yaah nikmati aja yang bebas lepas. He he, ini kan tipikal orang tropis, yang santai dan nrimo serta puas akan apa adanya. Memang enjoy namun jadinya susah mengejar ketertinggalan.

Mohon maaf kalau gak berkenan.

Wassalaam,

Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com

No comments: