Saturday, June 9, 2007

April Mop dari AS dan Aussie

Posted: 3 April 2006

Assalaamu 'alaikum,

Konon katanya, 2 April alias hari Minggu lalu alias kemarin, menurut AS dan Aussie akan ada teror di Jakarta dan Bali.
Seharian saya nongkrong di depan TV dan internet (yang bener nih?), tapi kabar bad news itu gak kunjung tiba.
Padahal saya sudah wanti-wanti bundanya anak-anak untuk gak jalan-jalan ke tempat keramaian, terutama yang banyak bulenya, karena barangkali kabar tersebut benar adanya.
Barangkali dan barangkali lagi.

Pak Kapolri sempat membantah bahwa beliau gak pernah dapat kabar ancaman itu, meski Pak Polisi akhirnya keliatan sekali meningkatkan pengamanan di sana-sini.
Ah lagi-lagi, isu, itu semua hanya isu.
Trus saya liat kalender saya, eh, hari ini tanggal 3 April, trus kemarin 2 April, dan isuitu diterbitkan sebelum 2 April.
So? Seribu juta topan dan badai, kutuk saya dalam hati, jangan-jangan ini cuma: APRIL MOP, dari AS dan Aussie.
Iya kali ah.
Anyway, lagi-lagi, isu itu cuma isapan jempol.

Dipikir-pikir, teroris gak akan bodoh untuk membocorkan waktu penyerangannya, dengan sengaja.
Kalaupun memang teror bom itu terjadi, bukankah kita sebenarnya patut curiga kepada si penyebar isu itu?
Keakuratan informasi itu apakah memang karena kecanggihan inteljen mereka dan kebolotan inteljen kita, ataukah mereka sendiri yang bermain di situ, minimal antek-antek mereka yang bermain di situ.
Yang namanya operasi inteljen, sangatlah tega, bahkan kalau perlu memakan temannya sendiri.

Aussie, tetangga kulit putih kita di kawasan Aspac, memang makin hari makin keliatan "iseng dan bandel"nya ke Bumi Pertiwi.
Minggu lalu, harian mereka menerbitkan kartun SBY yang berpeci hitam berekor sedang men-sxxxmi pria hitam yang diasumsikan sebagai orang Papua, sambil berkata, "Don't take this the wrong way".
Sudah secara otomatis, pemerintah Aussie pun serta mertacuci tangan dengan mengatakan ini negara demokratis, apa aja boleh, sembari menolak bertanggung jawab.
Sudah rahasia umum, banyak orang Aussie yang mendukung pemisahan Papua dari nusantara sekaligus untuk melemahkan bumi pertiwi.
Konon katanya,pertemuan reguler untuk mendukung merdekanya papua dilakukan oleh lembaga-lembaga ornop di sana.

Asal tau saja, surat dari PM John Howard lah, salah satu yang mempengaruhi Habibie untuk mencetuskan referendum di Timtim, yang berujung pada pemisahan propinsi termuda ini dari Indonesia.
Dan kini semua sudah tau, saat ini Aussie sangat menikmati isi perjanjian baru dengan Timtim mengenai pengurasan kekayaan alam di Timor Gap.
Lagi-lagikah tentang KETAMAKAN SUMBER ENERGI?

Tapi saya yakin, Aussie gak akan berani "sekurangajar" sekarang pada masa Indoensia di bawah Pak Harto di awal 90-an.
Kalau dia kurang ajar seperti sekarang, boleh jadi keesokan harinya, merah putih sudah berkibar di Darwin.
Coba deh simak,mulai kapan para "tetangga" kita berani kurang ajar ke kita?
Ya tentu semenjak kita jadi lemah, dengan pemerintahan yang lemah,yang terus dirundung malang beragam bencana.
Orang lemah memang paling enak di BULLY.

BTW, simaklah berita di website berikut ini:http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/04/tgl/03/time/105721/idnews/569249/idkanal/10Konon katanya Inggris akan mempertimbangkan invasi militer, untuk membantu saudara mudanya, AS, menyerang Iran.
Gak terbayang, apa jadinya dunia ini nanti, tentunya kita semua akan lagi-lagi terpuruk ke dalam resesi ekonomi dunia.
Harga minyak akan menjulang lagi, yang bakal menyebabkan pemerintah dan rakyat kita akan semakin tercekik saja.

Emas dan Perak pun kini sudah mencapai harga tertinggi dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Selain karena dipicu oleh turunnya nilai USD, ini juga karena mengkhawatirkan ketidakpastian situasi di Middle East.
Beli lah emas hari ini sebanyak-banyaknya,barangkali sebentar lagi harganya bakal melonjak tajam, apalagi kalau memang invasi ke Iran benar-benar diwujudkan.
Mungkin, dalam perhitungan Paman Sam, Iran benar-benar menggiurkan.
Cadangan emas hitam di sana, adalah yang kedua (atauketiga) terbesar di dunia di bawah Arab Saudi.

Paman Sam memang seorang peminum emas hitam yang rakus, hingga dia perlu pasokan barang itu sebanyak-banyaknya, entah dengan cara apa pun, agar dirinya tidak kehausan.
Apalagi Iran dipandang sebagai negara penyendiri, karena dia juga berstatus sebagai negara Islam Syiah, yang akhirnya akan membawa mereka jadi lonely fighter nantinya.
Tidak akan ada yang mau membela Iran, mungkin begitu perhitungan Paman Sam.
Tapi, barangkali kali ini, rakyat di negeri Islam lainnya, yang sudah muak dengan kelakuan semena-mena dari Paman Sam, tidak tahan lagikali ini.
Meski berbeda paham, boleh jadi banyak yang tidak akan tinggal diam nantinya.
Entahlah semoga perang itu tak akan pernah terjadi.
Namun wallahu 'alam bissawab.

So, JADI GAK RAME-RAME NGUMPULIN EMAS?

Wassalaam,
Papa Fariz

No comments: