Saturday, June 9, 2007

Dari kesewenangan Harley Davidson sampai "surga-neraka"

Assalaamu 'alaikum,

Ada kisah dari milis jiran, tentang wanita vs Harley Davidson...Semua dah pernah liat MoGe ini kan???

Saat berkunjung ke bumi pertiwi, saya kadang melihat rombongan Harley konvoi di jalan-jalan
bahkan sampai ke daerah Puncak. Seneng juga liat motor bagus-bagus, sambil mikir kapan bisa punya
kelebihan uang buat beli yang begituan...Sambil berpikir betapa kayanya sebagian rakyat di Nusantara,
hingga motor yang harganya lebih dari setengah M (jauh lebih mahal daripada mobil Kijang)
bisa cuma dianggap sekedar hobby karena kelebihan uangnya...

Walau dalam hati saya jengkel dengan sikap "sengak" mereka yang nekat melintasi jalan tol
(padahal dah ditulis bahwa jalan untuk kendaraan beroda 4 atau lebih), mengambil jalur orang, dan
bersikap seenak udelnya, layaknya mereka yang empunya negara...Klub Harley yang konon dikomandoi
oleh mas Indro Warkop, memang beranggotakan orang-orang kuat dan berada, makanya mereka berani
petantang petenteng...

Selanjutnya, kadang saya jadi tercenung, dengan perbedaan gap si kaya dan si miskin di sana. Yang satu mampu
beli motor Harley buat sekedar hobby, yang satu harus mengemis di jalan-jalan biar dapat uang
tuk sekedar mengisi perut. Bulan lalu saya sempet berkunjung ke salah satu client saya di daerah Cileungsi.
Dalam perjalanan, saya, yang pergi bersama dengan para Japanese, sengaja meminta Pak Sopir untuk
membelokkan mobil dulu ke Kota Wisata Cibubur, sekaligus cari dinner di sana.

Hmmm, Japanese, teman saya itu terkagum-kagum melihat "kehebatan" dan "kedigdayaan" housing estate
di perumahan itu...Mereka sampai geleng-geleng kepala melihat megahnya istana-istana yang berdiri
di sepanjang rute perjalanan kami. Di Jepang gak mungkin ada yang kayak gini. Di Jepang hampir musykil
bisa punya rumah seheboh ini, gumam mereka. Mereka sempet pusing saat kami lewat pintu
gerbang perumahan itu...Hebat sekali bikin main gate-nya, sampai sempat ditata arsitektur main gate
bernuansa "menopang dunia dengan keindahan", ck, ck, kata mereka.

Lepas lunch di Cibubur kami melanjutkan lagi perjalanan kami, melintasi perumahan rakyat dan menembus
Pasar Cileungsi. Di sini, saya dan mereka geleng-geleng kepala lagi, namun untuk hal yang sebaliknya.
Setelah dibuai sorga dunia di estate Cibubur, kini kami harus menyaksikan deretan perumahan kumuh yang
jaraknya kurang dari 1 km dari deretan estate mewah. Rumah berdinding kayu, jorok dan tak terurus berserakan
di sana-sini, dengan jalan yang gak kalah kotor karena terus tergenang air di musim hujan.

Inilah realitanya. Surga dan Neraka ternyata bisa "hidup berdampingan" di bumi pertiwi...Gap antara si Kaya dan
si Miskin nampak jelas dan kasat mata... Di Indonesia gak sedikit yang, kata istilah orang jiran, "Fxxxing Rich",
karena kekayaannya begitu luar biasa...Namun dengan mudahnya, dapat pula kita dapati si miskin yang boleh
disebut "Fxxxing Poor", karena begitu miskinnya mereka hingga makan sehari sekali pun sudah untung...
Dengan mudahnya orang dapat menyimpulan "Jurang Perbedaan Antara Si Kaya dan Si Miskin Begitu Besar...
Realitanya yang mau tak mau tak boleh kita nafikan, walau saya pribadi gak tau apakah banyak orang yang
aware dan care melihat hal ini, dan barangkali mau memikirkan gimana agar jurang itu bisa menyempit
dan mendangkal di kemudian hari...

Fenomena Fxxxking Rich dan Fxxxing Poor di bumi pertiwi dan Fenomena Kesemena-menaan Mereka Yang
Punya Duit, kadang terasa menyesakkan dada. Sedih melihat kondisi tersebut, namun lebih sedih lagi karena
kita belum bisa berbuat apa-apa untuk mengubahnya...Andai hukum benar-benar ditegakkan dan berwibawa di sana,
tentunya yang punya duit gak akan seenak udelnya dan sewenang-wenang dengan duitnya itu...
Kalau hukum benar-benar ditegakkan dan berwibawa di sana, tetulah korupdi bisa dibarentas tuntas, dan uangnya
bisa dialihkan dan diberdayagunakan untuk hal-hal yang menyejahterahkan rakyat...

Walau begitu, dalam hati saya sempat 'suudzhan' (buruk sangka) dengan orang-orang kita, yakni apakah kita
masih punya moral dan hati nurani, sehingga 2 fenomena itu bisa tetap hidup sedemikian lama dan masih
berlangsung kasat mata hingga saat ini? Dua fenomena yang sebenarnya cuma puncak dari gunung es fenomena
kebusukan dan, maaf "kebobrokan" sebagian dari orang-orang kita...It's OK brur, seorang ustadz yang juga
teman sejawat pernah menyentil agar jangan kebanyakan "menghina" orang kita meskipun mereka memang busuk...
Setuju Pak ustadz, kalau cuma dipikirkan saja gak akan menyelesaikan masalah, bahkan cuma bikin pesimis
dan apatis saja...Lantas, gimana sumbangsih real kita untuk perbaikan "penyakit bangsa" ini??? Ya ya, berpulang
ke diri masing-masing, sesuai dengan kemampuan kita...Namun mulailah dari diri sendiri, dari sekarang dan
dari hal yang kecil-kecil...

Maaf, kalau sudah ada yang pernah dapat email di bawah ini...

Wassalaam,

Papa Fariz

----- Original Message -----

Gerombolan Harley Davidson Makin Memuakkan & Menjijikkan !Dear Funky Mommies yg terkasih. Sebelumnya, saya mohon maafsebesar2nya jika ada kata2 yg kurang berkenan di bawah ini. Maaf jugajika kepanjangan...dan terima kasih sdh sudi membaca..Dear para netters yang budiman..Cerita tentang kearoganan gerombolan Harley Davidson (HD) di jalananmungkin sudah kelewat basi. Sudah berkali-kali menjadi keluhan parapengguna jalan selama ini. (ingat seorang Bapak yang ditabokingerombolan itu hanya karena mobilnya menghalangi arus HD?). Sayasendiri baru saja mengalami kejengkelan luar biasa terhadap paracecunguk itu, Minggu sore (5/2) kemarin di Jalan Cinere Raya.Sore itu, Jalan Cinere Raya yang rusak itu macet seperti biasanya,baik ke arah Sawangan/Parung, apalagi ke arah Jakarta. Sendirian,saya mengendarai mobil dari arah Jakarta ke arah Sawangan. Arus mobilhanya dapat merambat pelan, demikian juga dengan arus kendaraan kearah Jakarta, yang malah lebih padat.Ketika tiba di depan perumahan di dekat Polsek Cinere, terdengarbunyi sirine melengking dan deru suara motor yang sangat gaduh. Taklama kemudian gerombolan cecunguk pengendara Harley Davidson, yangjumlahnya sekitar dua puluhan, tampak dari arah berlawanan (dari arahSawangan kea rah Jkt).Ketika itu saya sempat berpikir positif, "Ah, kalau lagi macet beginimungkin mereka akan lebih sabar dan sopan, berderet rapi mengikutiarus yang memang sedang merambat pelan". Tapi rupanya tidak ! Sayamemperlambat kendaraan karena khawatir tersenggol motor2 mahalmereka, yang mulai menyelip, memasuki ruang di sisi kanan mobil saya.Ketika mobil di depan saya sudah lebih maju, arus motor Harley dariarah berlawanan semakin banyak dan dengan arogannya mengambil kira2sepertiga lajur di depan saya.Para pengendara itu dengan tangannya menyuruh saya lebihminggir ke kiri, padahal sisi jalan sebelah kiri juga sudah mentok.Ketika itu mobil saya sudah hampir sampai bagian jalan yang bottle-neck. Sementara, di sisi kanan mobil saya sudah diisi dengan motor2besar mereka. Jelas, saya enggak mau memaksakan diri lebih mepet kekiri, wong saya bergerak di lajur yang semestinya !! Karena sayaenggak mau ngalah, para cecunguk itu pun gondok dan meraung2kangasnya. Saya lalu balas mengedip2kan lampu jauh mobil saya kpd motor2di depan saya itu. Mereka gak terima. Salah seorang begundal HD lalumenggebrak kap mobil saya.Mungkin, karena saya perempuan, dipikirnya saya takut. Sayabuka jendela mobil sampai habis, dan saya teriak: "Hey, jangan noraklu, gebrak2 ! Elu yang minggir !!"Begundal itu kayaknya tambah panas, dan ngegebrak lagi. Jelas sayaenggak terima. Dengan kepala melongok ke luar jendela, saya punmendampratnya lagi dengan desibel suara makin tinggi (baca:teriak).Terpaksa deh, jadi tontonan para pengendara mobil lain.Tiba-tiba, mungkin karena marah didamprat perempuan (kecil pula),salah seorang pengendara lain yang bertubuh gempal banget melayangkantangannya yang kekar ke arah saya yang masih melongokkan kepala keluar jendela sambil mendamprat. Saya pikir dia belagak ngancam maunempeleng, rupanya spion mobil saya digamparnya dengan kuat sampaiterlipat ke arah dalam.Saya benar2 panas, akhirnya saya maki dia dengan sumpahserapah kasar (yang pertama kali keluar dari mulut saya di tahun 2006ini), tentu dengan teriakan. Saya sebenarnya jarang memaki sekasaritu, paling banter semacam "brengsek atau setan". Tapi magrib yanghampir azan itu, mulut saya seperti kesurupan dan menyemburkan segalamakian2 ekstrim.Ego pun makin nekat. Suara makian saya makin kencang dan dengansegenap kekuatan mengumpulkan ludah di mulut dan menyemburkannya kececunguk2 HD itu. Bete banget, ludah saya gagal mengenai helmbegundal itu dan cuma kena dikit di body motornya. Ketika itu nyarissaja saya mematikan mesin dan turun dari mobil.Pokoknya jengkel luar biasa. Tapi tiba2 sebagian otak sayateringat pada Arundhati, malaikat kecil saya..yang masih 20bulan..Saya teringat juga cerita seorang bapak yang bonyok2digamparin gerombolan HD hanya karena laju motornya terhalang mobilsi bapak.Ego sempet bicara, "ah, gue kan perempuan, mana mungkin merekaberani". Tapi bayangan wajah si kecil di benak saya suksesmengurungkan niat saya itu. Kesal dengan perdebatan bathin sayasendiri dan ulah mereka, akhirnya saya cuma bisa meraung2kan pedalgas mobil, memaki2, dan menyemburkan ludah kembali ke arah gerombolanitu.Sempat kesal, kenapa hari itu lupa membawa batang penyetrum, yangmungkin bisa bikin saya lebih pede kalo turun mobil.Kebencian di dada rasanya betul2 membuncah. Saat melambatkankendaraan untuk memasuki kompleks, satpam kompleks yang kebetulannonton peristiwa itu, cuma bilang: "Yah, sabar ajalah Mbak, maklumorang punya duit, ngerasa yang punya negara. Kita mau apa?" ujarnyadengan wajah setenang telaga.Duh Gusti, apa memang seperti itu yang dipikiran orang seperti paksatpam ? Apa karena mereka berkelebihan materi, lalu bisa gagah-gagahan memamerkan hobi mahalnya, lantas BERHAK untuk mentang2 dijalanan? Terlebih jalanan seperti Jakarta dan sekitarnya yang sudahterbebani dengan kemacetan kronis??! Emangnya, jalan embah Lu, apa ?Masih sulit akal saya untuk menolerir aksi gagah2an mereka yangmentang2 itu. Pikiran kotor saya hanya sempat mengira, merekahanyalah kumpulan begundal2 impoten yang mencari kompensasi denganmengangkangi moge (motor gede). Sehingga, tercapailah ilusi kegagahandiri !! Benar2 memuakkan dan menjijikkan.Seluruh pekerja seks komersial di negeri ini, di mata saya, sangatjauh lebih bermartabat ketimbang begundal2 itu ! Dan, se-ngesel2in-nya abang becak dan supir angkot, saya lebih menaruh hormat padamereka, yang meski sering seenaknya, semua itu dilakukan dalam rangkanyambung hidup di zaman susah ini. Sementara, begundal2 yg sok elititu ?! Huh, itu Harley bisa jadi juga dari hasil duit haram/najis !Apa gak nyadar nuraninya, negaranya udah bangkrut begini, bencana dimana2, busung lapar bececeran, utang LN bejibun ! Eh, masih ajasempet2nya belagak dan mentang2 di jalanan. Menurut saya, NURANIbegundal2 Harley Davidson itu betul2 sudah terlumuri kotoran anjingbuduk. Tingkah mentang2 mereka itu benar2 laknat, hina, nista !Maaf jika kalimatnya terlalu kasar. Saya bukan orang yang berhatimulia, yang begitu penuh kesabaran melihat kearoganan. Saya benar2enggak tahan melihat orang mentang2, apalagi hanya karena punyakekuatan materi, kekuasaan, atau "berseragam". Menurut saya, orang2macam ini seharusnya socially rejected !!Seharusnya, kita yang dimentang2in harus berontak. Jika tidak, merekabukannya rejected, malah akan merajalela. Jika publik kompak serentakmelawan segala aksi mentang2 seperti itu, perilaku arogan semacam itupaling tidak bisa terminimalisasi. Kebiasaan menolerir tingkahseperti itu, lama2 bisa menjadi pemakluman, lalu jadi membenarkan !!Dari pada ngeroyok copet mendingan ngeroyok dan ngabisin mereka.Rekan2 perempuan, sebaiknya justru "memanfaatkan" keperempuanan-nyadengan melawan jika mengalami hal serupa. Karena jika begundal2 itunekat membalas secara fisik kepada kita yang perempuan, mereka justrubisa dikeroyok massa. Kalau ada gerombolan laki2 berantem fisik samaperempuan, boleh jadi secara hukum posisi mereka lemah. Jadi, janganragu, LAWAN !Aparat rasanya kurang bisa diharapkan, karena dengan segepok duit,para aparat malah jadi pengawal begundal2 itu, seperti kebo dicocokhidungnya. Jadi, jangan heran kalau negeri ini suatu saat akan marakoleh vigilante, yg udh benar2 gak tahan (atau malah udah?). Karenaapa yg disebut para pengayom rakyat itu sebagian besar cuma jadianjing penjaga kepentingan para begundal, yg gak cuma gerombolan HD.Jika para netters tercinta ingin membantu "gerakan" anti-kearogananseperti ulah gerombolan HD tsb, sebarkan surat elektronik ini keseluruh rekan, milis2, atau bulletin board di account friendsteranda. Dan, jangan lupa, jangan pernah tolerir ulah arogan begundal HDitu. Semoga, pesan ini sampai pada begundal2 itu.Sekali lagi mohon maaf sedalam2nya moms, dgn postingan yg emosionalini..Love,:: sarie febrianevebrian@yahoo.com

No comments: