Assalaamu 'alaikum,
Tanpa disangka, Iran, yang pernah dan sedang diembago oleh Amerika dan konco-konconya selama puluhan tahun, ternyata kini sukses mengembangkan sendiri, tidak tanggung-tanggung, pesawat tempur Made in Iran yang setara F18-nya USA.
Paling tidak prestasi ini jauh melampaui one-time, kebanggaan, bangsa kita, IPTN, yang sampai saat ini baru mampu membuat pesawat dengan type propeller, itu pun sempet dituker dengan beras ketan ke jiran kita.
Bulan lalu sempet ngomong-ngomong dengan beberapa client.
Konon katanya IPTN itu sekarang kerjanya bikin panci.
Bener gaknya, saya belum tau.
Hal ini terpaksa dilakukan agar terus bisa survive.
Daripada gak ada yang dibuat lagi, sedangkan asap dapur para karyawannya harus tetap ngebul.
Andaikan benar, agaknya bendera setengah tiang harus dikibarkan di instansi keilmiahan kita, tidak cuma di IPTN saja.
Kemana larinya Para Doktor yang dididik dengan biaya tidak murah itu?
Kemana dimanfaatkannya aset-aset dan equipment mahal yang pernah kita miliki?
Kemana harusnya negeri ini diarahkan, kok dengan kemampuan terbatas,kita tetap nekat membuat pesawat terbang dan bukan sesuatu yang langsung berdaya guna serta baik cash flow-nya?
Kemana hilangnya komitmen kita pada Iptek, karena konon katanya dulu IPTN sejatinya dibuat untuk mengangkat martabat Iptek kita.
Coba dehh cari panci di pasar-pasar, kira-kira ada gak yah yang made in IPTN.
Wahh payah salah urus melulu nihh, trus kapan untungnya dong, negeri kita?
Trus kapan benernya manajemen negara di Bumi Pertiwi.
Saya sendiri belum lama ini sempat kaget mendengar berita dari seorang kawan.
Katanya, ternyata negeri kita tidak memiliki pembukuan anggaran yang jelas.
Semisal, utang yang kita dapatbagaimana masuknya, lantas bagaimana pemanfaataanya, then dengan utang itu apa planning kita untuk memberdayakannya agar utang bsa dikembalikan.
Secara simple, mungkin kita bisa berpikir, ada baiknya negara dikelola secara enterpreneur.
Kalau ada modal awal, tentunya ada profit.
Kalau ada utang,tentu ada pengembalian.
Kalau ada dana tentulah ada pembangunan.
Seorang rekan dari Malaysia dulu pernah bercerita, bahwa para Menteri Besar dan Sultan diberi hak otonomi untuk mengelola daerahnya sesuai dengan potensi masing-masing.
Di sinilah jiwa enterpreneur dari para pemimpin daerah dituntut agar daerah tersebut bisa survive.
Indonesia sebenarnya sudah punya konsep otonomi.
Walau yang menyedihkan, ternyata otonomi tersebut malah memunculkan raja-raja kecil baru,dan banyak daerah yang tetap saja menyusu pada Pemerintah pusat.
Bedanya, kalau dulu uangnya dikeruk oleh orang-orang di pusat, namun kini uangnya dilahap oleh para penguasa daerah yang zalim (gak semuanya lho).
Lho, jadi ngelantur terlalu jauh.
Ada yang mau beli panci merk IPTN?
Kalau bener ada, saya mau banget membelinya.
Selain demi menolong IPTN, gak nolak dehh beli panci yang didesain para Doktor-doktor kita, eh eh.
Sudah pasti bakal bagus kualitasnya.
Udah lah, no hurt feeling brurr. No offense.
Wassalaam,
Papa Fariz
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/09/tgl/06/time/153002/idnews/669837/idkanal/10Iran
Pamerkan Pesawat Tempur Produksi Lokal Pertama
Rita Uli Hutapea - detikcomTeheran -
Iran memamerkan pesawat tempur pertamanya yang diproduksi secara lokal. Pesawat ini dipamerkan dalam latihan militer berskala besar.Pesawat pengebom Saegheh ini mirip dengan jet tempur F-18 buatan AS, namun "lebih bertenaga." Pesawat itu dirancang dan diperbaiki oleh pakar-pakar Iran.Demikian diberitakan stasiun televisi resmi Iran seperti diberitakan International Herald Tribune, Rabu (6/9/2006). Pesawat Saegheh tersebut dikatakan mampu membawa roket maupun bom.Komandan Angkatan Udara Iran, Jenderal Karim Ghavami mengatakan, latihan militer itu digelar "untuk memperlihatkan kepada kekuatan trans-regional bahwa kami siap mempertahankan negara kami hingga titik darah penghabisan kami."Dalam latihan perang itu, Iran juga melakukan uji coba sejumlah rudal jarak pendek, sistem pertahanan udara yang baru dan bom-bom laser.Setelah beberapa dekade bergantung pada pembelian senjata-senjata asing, pemerintah Iran menyatakan saat ini pihaknya semakin independen dengan menyediakan sendiri senjata tersebut. Bahkan Iran mengklaim telah mengekspor peralatan militer senilai US$ 100 juta lebih per tahun ke lebih dari 50 negara.
No comments:
Post a Comment