Saturday, June 9, 2007

Mitos sang maestro dan maestro vs mitos

Posted: 5 Juli 2006

Assalaamu 'alaikum,

The history repeated itself, and the myth has come back...

Sejarah dan mitos memang bagaikan saudara kembar yang kehadirannya saling melengkapi...
Sejarah terus berulang dan di saat itulah sang mitos selalu hadir mendampingi sang sejarah...
Gegap gempitanya dukungan puluhan ribu penonton dan membahananya euforia rasa juara
dari puluhan juta bangsa Aria, ternyata tak mampu mematahkan kedatangan sang mitos...
Azzuri berjaya, dan Jerman pun menangis pilu, tak kuasa menahan kepedihan dikalahkan sang mitos...

Sore lalu, sebelum beranjak meninggalkan kantor, seorang rekan sekerja menanyakan prediksi saya
tentang Panser bertarung melawan Azzuri...Saya cuma menjawab, sejarah telah bercerita
kepada kita, dalam 4 kali pertemuan di Piala Dunia, Jerman tak pernah menang melawan Italia...
2 kali menang dan 2 kali seri untuk Italia, dan 2 kemenangan itu dikenang oleh dunia
dalam famous game Semifinal 1970, yang berakhir dengan skor 4-3 dan Final 1982,
dengan skor akhir 3-1, untuk Italia. Apalagi mitos jawara di tahun Anjing masih menaungi tim Azzuri...

Namun, andaikan pertandingan berlanjut sampai ke adu penalti, besar kemungkinan, Jerman lah
yang akan melaju...Mereka tidak pernah kalah dalam adu penalti...Dalam 3 adu penalti terakhir,
Jerman berhasil menceploskan 17 dari 18 kali kesempatan...Sementara Italia tak pernah menang
dalam 3 adu penalti terakhir...Di tahun 90, mereka menangis di depan publiknya karena takluk
pada Argentina...Tahun 94, Roberto Baggio membuat rugby gol, untuk menghempaskan Italia
di hadapan Brasil, dan tahun 98 lagi-lagi mereka terpuruk KO di tos-tosan 11 meter...

Pertandingan hampir usai, jarum jam sudah menunjukkan menit ke-119...Semua pemain Jerman
hampir merasa lega, semua supoter Jerman hampir tersenyum puas...Karena mitos memang
mengatakan mereka jawara di adu penalti, dan baru saja memenangkan "judi penalti" itu beberapa
hari yang lalu dari tim kuat benua lain...Nampaknya mitos jawara akan berpaling ke mitos
adu penalti...Sayang sekali andaikan hal itu terjadi...Bagi saya, Italia memang lebih layak didukung,
selain karena di situ bercokol AC Milan tim kesayangan saya, pemain Italia hampir semuanya dikenal
orang, tidak seperti pemain Jerman, yang baru muncul dan terasa asing disebut di telinga kita...
Syukurlah 2 gol di dying minutes menghantarkan kemenangan tim Azzuri...Bagaimana pun jua Azzuri
memang lebih pantas menang, karena menguasai bola 57%, dan melancarkan lebih banyak tembakan
ke gawang, serta terlihat lebih agresif...

Sang mitos kini telah melangkahkan kakinya ke Berlin...90 menit atau lebih, ditunggunya lagi,
agar semua khalayak menolehkan kembali wajahnya kepada sang mitos...

Namun, adakah yang mampu meredam kedigdayaan sang mitos???

Jawabnya ada, dan sejarah telah menunjukkan clue-nya...Dia lah sang MAESTRO...
Tahun 58, kehadiran sang Maestro yang kini dikenang sebagai pemain sepakbola terbesar
sepanjang masa, si Mutiara Hitam Pele, berhasil menghancurkan mitos tempat juara...
Sang mitos memang hanya bisa dikalahkan oleh seorang yang luar biasa yang berjuluk Maestro...

Kini diri sang Maestro hanya ada pada Zinedine Zidane, anak imigran yang pernah membawa Prancis
menjadi juara dunia 8 tahun lalu...Kalau berbicara masalah gelar, mungkin Zidane lah yang paling
komplet...Saat membawa nama negara, dia telah berhasil mempersembahkan gelar juara dunia,
juara Eropa dan juara Piala Kontinental...Di tingkat klub, dia telah meraih gelaran di liga domestik,
Champions League, piala liga, Toyota Cup, Super Cup dan segenap raihan lainnya...Tak ada
seorang pemain pun yang sanggup menyamai prestasi Zidane...Tidak juga Pele, tidak juga Maradona,
tidak juga Cruyf, tidak juga Beckenbauer dan tidak juga Platini...Karenanya pernah ada yang
menobatkan dia sebagai pemain sepakbola terbaik sepanjang masa...

Namun, mampukah sang Zidane, bersama timnya menembus babak final, tanpa memperoleh kembali
kartu kuning, untuk kemudian menghancurkan keberadaan sang mitos???
Ataukah mungkin muncul seorang mitos baru dari kubu Portugal, laksana kemunculan Bintang Kejora
Pele, di tahun 58 di Swedia, meski saat itu dia masih berusia 17 tahun??? Boleh jadi si Torpedo kecil,
Christiano Ronaldo, akan menobatkan dirinya sebagai sang maestro baru yang sesungguhnya,
yang akan meluluh-lantakkan sang mitos dalam hitungan hari...Otherwise, sang mitos akan tersenyum
kembali merayakan kehadiran dan kedigdayaannya di kota tua Berlin, bersama sang Azzuri...

Kita tunggu kehadiran sang Maestro, yang semoga dia adalah Zinedine Zidane,
untuk meremuk-redamkan kedigdayaan sang Mitos...
Kalau memang dia berhasil menaklukkan sang Mitos, maka dia sendirilah, yang akan mengikuti
jejak Pele, untuk menjadi sebuah mitos baru...Yahhh MITOS SANG MAESTRO...

Wassalaam,

Papa Fariz
gaksukadangakpercayasangmitos,karenaitubakalmendukungsangmaestro

No comments: