Posted: 7 Maret 2007
Assalaamu 'alaikum,
Saya kagum sekaligus bangga dengan orang-orang kita. Seharusnya mereka masuk rekor dunia di dalam Guiness Book of World Record (besok-besok katanya mau diganti jadi Bajigur Book of World Record, bukan apa-apa Guiness itu kan bir, sedangkan bir adalah haram, jadi lebih enak diganti dengan bajigur:D), dalam kategori ketabahan dan kesabaran. Gimana gak hebat, selalu ditimpa musibah berturut-turut, terutama dalam 3 tahun terakhir, tetap saja masih bisa tegar dan berdiri tegak dalam menghadapi semuanya.
Coba kalo bangsa lain, semisal negeri Jepang atau negeri liliput, yang ada paling cuma meratap dan menyesal saja. Buat kita meratap dan menyesal memang tak ada gunanya. Bukan salah bunda mengandung, barangkali memang kita sudah ditakdirkan begini, yaa so what gitu lho? What to do? Di balik setiap kejadian itu tentunya ada hikmah. Setiap fenomena itu tak lepas dari 2 unsur, yakni YIN (buruk) dan YANG (baik). Sama hal nya dengan makna dibalik suatu tindakan atau kebijakan. Di sini ada 2 unsur juga yang terlibat, yakni Manfaat atau Mudharat.
Paling tidak, dengan rentetan duka ini, kita jadi memiliki mental yang kuat, yang nantinya akan menjadi bekal untuk menjadi bangsa yang besar dan kuat. Bukankah kejayaan suatu kaum itu dipergilirkan? Mana tau kejayaan berikutnya akan bergilir ke bumi nusantara. Kita sudah punya modal dasar yang kuat. Kekayaan alam melimpah ruah, alamnya indah dan jumlah penduduknya banyak. Kini kita dibekali lagi mental yang kuat serta sifatnya yang rajin namun humoris. Tinggal persatuan dan kerja keras saja yang masih harus ditempa. Sudah lengkap kan? Tinggal dimanfaatkan potensi itu menuju ke arah kejayaan di masa depan, ya kan?
Hmm, belum habis duka karena tanah longsor di Manggarai, NTB, gempa di Ranah Minangkabau sudah datang melanda. Namun saat air mata itu belum lagi kering, tadi pagi Garuda Jakarta-Yogyakarta meledak di landasan. Tentunya meledak bersama isi-isinya yang berupa makhluk bernyawa yang mungkin jumlahnya lebih dari 100 orang. Ya udahlah, namanya suratan takdir, mau diapain? So What Gitu lho. Toh kewajiban kita sebagai makhluk hanyalah berupaya sebaik-baiknya dan kemudian tawakkal, sambil tetap meyakini ada hikmah positif di balik semua ini.
Weww, pagi-pagi kok udah cerita yang sedih-sedih. Maaf kalau gak berkenan. Cuma "perenungan sesat" tentang rentetan kejadian akhir-akhir ini. Jadi gak usah diambil hati yah.
Wassalaam,
Papa Fariz
FS account: boedoetsg@yahoo.com
No comments:
Post a Comment