Sunday, June 10, 2007

One last word untuk kehalalan yang dihebohkan

Posted: 11 Desember 2006

Assalaamu 'alaikum,

Ada kirimin dari milis tetangga, yakni berupa surat terbuka dari Ida Arimurti, penyiar radio kondang, kepada Aa' Gym.
Barangkali surat tersebut merupakan gambaran hati masyarakat kebanyakan, khususnya kaum hawa.
At the end, apa pun alasannya, poligami itu adalah hak pribadi Aa' Gym, dan merupakan sesuatu hal yang dihalalkan oleh agama.
Jadi kenapa harus dihujat?
Mungkin,kalau mau coba kita pahami, masyarakat kita yang terlihat letih secara psikis, mencoba mencari figur panutan yang bisa diteladani (kenapa gak Rasulullah SAW saja yah?).

Akhirnya ketemulah figur sang Aa', yang santun, mesra, mengedepankan keteladanan, tidak keras dll.
Manakala figur"melanggar" apa yang tidak sesuai dengan pemikiran mereka, masyarakat menjadi kecewa dan meradang.
Hamzah Haz juga berpoligami, dengan 3 isteri.
Bung Karno bahkan punya 6 isteri resmi.
Lantas mengapa hanya Aa' Gym saja yang diributkan?
Karena beliau adalah figur panutan bagi sebagian masyarakat sehingga pengagumnya menjadi tidak rela lantas marah dan kecewa.
Bagaimana pun juga, sekalipun poligami dihalalkan, negatif image masih melekat di pandanganmasyarakat kita.

Walau maksudnya baik (karena apa yang dibolehkan Allah SWT adalah hal baik), namun celah poligami ternyata dimanfaatkan oleh sebagian pelakunya, yang mungkin, maaf, hanyauntuk mengumbar hawa nafsu saja.
Kemudian poligami ditempatkan pada frame logika-logikaan, dimana akhirnya gak ketemu apa itu yang namanya keadilan dunia dalam poligami.
Then, apa pun adanya, Aa' Gym adalah seorang ustadz, yang mungkin juga hafiz Qur'an dan barangkali masuk kategori ulama.
Beliau juga salah satu yang mengajarkan ilmu agama ke masyarakat.
Guru saja memiliki kedudukan yang mulia, apalagi beliau yang mengajarkan ilmu agama ke kita?

Sedih dan prihatin juga saat mendengarkan hujatan-hujatan tentang beliau.
Apalagi beliau tidak melalukan tindak kejahatan atau aib apa pun.
Poligami bukanlah aib, dan dihalalkan.
Kalau mauprotes, ekstrimnya, seharusnya ditujukan kepada Allah SWT atau pun Rasulullah SAW.
Sedih mendengar seorang ustadz tidak dihormati, bagaikan nila setitik rusak susu sebelanga.

Kemarin di salah satu acara TV, saya kaget juga dan cuma mengelus dada.
Istri pertama Aa' Gym, disebut Teh Ninih, namun Aa' Gym, tidak lagi dipanggil Aa' Gym atau pun KH Abdullah Gymnastiar.
Melainkan Gymnastiar saja.
Keterlaluan sekali rasanya.
Kemudian, konon, ketika di Batam, beliau diboikot oleh ibu-ibu yang menghadiri ceramahnya.
Ketika beliau naik podium, ibu-ibu langsung pergi meninggalkan arena.
Beredar pula SMS yang berisi ajakan memboikot beliau.

One last word, kasus poligami ini membuka mata kita mengenai sejauh mana kondisi pemahaman keberagamaan kita dan kondisi masyarakat kita.
Tidak bisa dipungkiri, masih banyak yang belum paham mengenai hal agama.
Tidak bisa ditolak fakta bahwa sebagian besar masyarakat kita adalah Islam abangan atau sekuler.
Mengapa poligami yang halal malah diperdebatkan?
Mengapa selingkuh, prostitusi yang nama aslinya zina bisa lebih diterima di masyarakat? Mengapa KKN alias kolusi, korupsi dan nepotisme kini dianggap bisa dan biasa bahkan secara tak resmi menjadi bagian dari budaya kita?

Ini PR bagi para ustadz dan ulama untuk memperbaiki kehidupan dan pemikiran masyarakat kita.
Secara politis, partai Islam dan partai berbasis massa Islam harus berupaya lebih keras agar dapat meraih suara terbanyak dalam Pemilu mendatang.
Toh, memang faktanya, partai hijau hanya mampu meraih suara total di bawah 40%.
Semoga polemik ini bisa segera disudahi dengan lapang dada.
Secara pribadi, saya beranggapan, fenomena ini ibaratnya halilintar, menggelegar secara tiba-tiba dan sebentar, untuk kemudian lenyap tak berbekas.
Sudah sikap dan sifat kita ber-halilintar, dan selama ini memang begitu adanya.
Barangkali sebentar lagi ada polemik lain yang muncul yang akan "menenggelamkan hebohnya poligami Aa' Gym.

Tepatlah tindakan Aa' Gym untuk cool down saat ini.
Sebentar lagi kehebohan itu juga akan lenyap.
Walau kita tak tau apakah lenyapnya kehebohan itu akan diikuti oleh pudarnya pamor ustadz dari Geger Kalong ini.

Hmm, bukankah belajar ilmu agama itu tak harus bergantungpada popularitas dari si pembawanya, melainkan pada substansinya?
Gak usah takut, dakwah akan tetap jalan, meski ada ataupun tanpa seorang Aa' Gym, dan saya yakin Aa' Gym juga tidak akan takut walaupun harus kehilangan popularitasnya.

Wassalaam,

Papa Fariz
FS account: boedoetsg@yahoo.com

Subject: Ida Arimurti Surat Untuk Aa' Gym Date: Thu, 07 Dec 2006 09:53:09 +0700 From: To: References: cukup untuk memberikan sedikit "Jeweran" buat beliau Surat Untuk Aa' Gym Aa Gym yang baik, ketika mendapat kabar kalau Aa menikah lagi,saya tertawa. Geli sekali rasanya mendengar kabar itu. Setelah Dhani Dewa, kini Aa yang dikatakan beristri dua. Gosip memang makin aneh saja ya, Aa... Saya tidak percaya. Saya tahu, Aa begitu mencintai Teh Ninih. Di mata Aa, Teh Ninih begitu sempurna.Setiap melihat foto keluarga Aa, dengan tujuh anak dan Teh Ninih yang tersenyum bahagia, selalu ada airmata yang bergulir di sudutmata saya. Aa membuat saya begitu bangga. Teh Ninih memberikan saya ilham tentang bagaimana mencinta. Melahirkan tujuh anak di zaman ketika memiliki banyak anak telahmenjadi semacam"aib", tak ada kata lain untuk menjelaskannya, kecuali pengabdian cinta. Maka, saya tidak percaya gosip itu. Tidak mungkin Aa akan begitu. Aa itu kiai saya, guru saya, kakak, ayah, dan teladan saya. Aa pasti tidak akan mengecewakan saya. Ketika Aa menggelar jumpa pers di kantor Daarut Tauhid, di Jakarta, Sabtu lalu, saya bersorak gembira. Akan terjawab semuanya, batin saya. Akan terang betapa bodohnya pembuat gosip itu. Saya bayangkan, Aa akantertawa, Teh Ninih akan terkikik manja, dan memeluk Aa. Ketika melihat Aa dan Teh Ninih muncul, dengan busana satu warna, wajah yang bercahaya,hati saya makin bahagia. Sungguh Aa, tiap kali melihat Aa dan Teh Ninih tampil bersama, saling mengerling dan tersenyum, selalu ada haru dan tangis di mata saya. Aa membuat sayabegitu bersyukur dan bahagia. Saya tidak percaya, kerling dan senyum itu akan Aa berikan juga untuk Teteh yang lain.... Aa terlihat lebih muda. Apa karena tanpa sorban ya, Aa? Dan Teh Ninih, kenapa jadi tampak lebih tua. Mata Teh Ninih berkerjapan, tapi dia menyunggingkan senyuman. Aa tahu, saya mulai was-was saat itu. Melihat sorban yang lepas, hati saya cemas. Melihat banyaknya senyum Teh Ninih, dada saya berbuih. Saya mulai menduga, ya Tuhan... apakah kabar itu benar? Apakah benar Aa telah menduakan Teh Ninih, Mbak dan Ibu saya? Tolong Tuhan, tulikan aku sementara... Aku tak sanggup mendengarnya. ..Dan airmata saya berloncatan. Saya sesenggukan.Wajah Aa yang cerah di teve dikaburkan airmata saya. Sungguh Aa, saya tidak bisa menerima. Saya sakit, sakit... Setiap melihat Teh Ninih, airmata saya langsungberloncatan.Saya tajamkan pendengaran, saya ingin tahu, apa alasan Aa,apa kekurangan Teh Ninih? Tapi sampai akhir jumpa pers itu, tak ada satu pun dalih yang bisa mengeringkan airmata saya. Aa menyebutkan TTM, teman tapi mesum, dan seks bebas, yang kinijadi dianggap biasa. Aa, saya kaget. Dari Aa-lah saya tahu TTMitu teman tapi mesum. Sebelumnya saya kira hanya teman tapi mesra.Apakah Aa menilai kemesraan sama dengan kemesuman? Aa juga menyebut,keputusan itu lahir dari keprihatinan karena poligami dianggap sebagai perbuatan tidak benar, sering dicemooh, bahkan diperlakukan tidak sebagaimana mestinya. Istri kedua dianggap sebagai perebut suami orang. Aa tampaknya ingin mendudukkan posisi poligami, inginmenunjukkan bahwa istri kedua tidak selamanya buruk. Maaf Aa, saya tidak terharu dengan penjelasan itu. Aa yang baik,saya lalu mencari tahu siapa Rini, Alfarini Eridani itu. Maaf Aa, saya tidakbisa menyebut Rni dengan panggilan Teteh. Bagi saya, hanya ada satuTeteh untuk Aa, Teh Ninih. Saya lalu tercengang. Bukan Aa, bukan karena dia mantan model. Bagi saya, tidak penting latar belakang seseorang. Bukankah Aa dulu juga bukan seorang kiai? Bukankah pernikahan Aa dengan Teh Ninihlah, yang merupakan anak kiai pondok, yang mengubah hidup Aa? Saya hanya takjub pada kesaksianbanyak pihak bahwa sudah sejak awal Rini itu Aa istimewakan. Rini bebas di MQ, dengan status tidak jelas. Bisa jadi marketing, sekretaris, atau kerja serabutan. Pengistimewaan Rini oleh Aa dan adik Aa, Abdurrahman Yuri (Aa Deda) itu terbaca sesama pengurus MQ,dan mereka mengira Aa dekat karena ingin mencarikan jodoh untuk Rini. Mereka juga tidak merasa aneh, ketika Julilalu, Aa pun meminta Rini jadi "pejabat" saat membentuk unit pelayanan terpadu bank syariah di ponpes Daarut Tauhiid. Tapi, sebagaimana terungkap di banyak media, akhirnya semua kaget, ketika Aa memilihkan diri Aa sendiri sebagai jodoh untuk Rini. Aa yang baik, maaf jika saya berburuk sangka. Ketika Aa mengatakan telah lima tahun mempersiapkan dan mendiskusikan dengan Teh Ninih untuk berpoligamami, apakah Rini yang Aa persiapkan? Apakah masuknya Rini ke MQ beberapa tahun lalu bagian dari persiapan itu? KH Miftah Farid mengatakan, Aa menikahi Rini untuk menyelamatkannya dari rerebutan pengurus Daarut Tauhiid. Kenapa harus diselamatkan, Aa? Apakah kalau Rini dinikahi karyawan Aa, hidupnya berada dalam bahaya? Atau, apakah Aamerasa dapat berlaku lebih adil daripada mereka yang memperebutkan Rini? Aayang baik, maaf jika saya masih bertanya-tanya. Benarkah Teh Ninih sudah memberi izin dan ikhlas? Kalau begitu, mengapa sewaktu menikahinya Aa tidak mengikutkan Teh Ninih? Mengapa tidak ada satu pun keluarga Aa yang datang? Juga adik Aa, Abdurahman Yuri (Aa Deda) yang dekat dengan Rini, kemana? Kata KH Miftah, setelah ijab itulah baru Aa memberitahu Teh Ninih, benarkah? KH Miftah juga mengatakan, saat itu Aa hanya nikah agama, dan perlu waktu untuk dicatatkan ke KUA, menunggu izin tertulis dari Teh Ninih, begitukah Aa? Jadi Aa, benarkah Teh Ninih memberi izin dan ikhlas karena pernikahan itu telah terjadi? Izin dan keikhlasan yang datang karena tak lagi dapat berbuat apa-apa? Aa yang baik, benarkah ketika Senin (4/12) di saat Aa memberikan tausyiah untuk pengurus MQ Coorporation, Teh Ninih dan Rini dudukberdampingan, dan keduanya tidak bercakapan juga bersalam? Juga, kenapa ketika acara usai, Rini ingin segera berlalu, sampai Aa memanggilnya, "Ibu Rini..." agar dia mau bergabung? Sungguhkah Teh Ninih belum dapat menerima Rini, Aa? Sekali lagi maaf jika saya berburuk sangka. Saya hanya ingin menumpahkan isi hati saya, jutaan pertanyaan yang membebani,biar saya dapat menerima Aa, dengan ringan, dengan enteng, seperti Aa yang ringan, riang, ketika menjelaskan pernikahan itu. Aa yang dirahmati Allah, di telinga saya saat ini, masih terdengar pengakuan Teh Ninih, Minggu, usai tausyiah itu. Teteh mengaku klenger saat tahu Aa telah menikah. Tiga bulan setelah pernikahan itu, Teteh juga mengaku belumkenal Rini ... Aa, entah kenapa, sayaselalu menangis melihat ketabahan Teh Ninih. Teteh saya itu, yang juga sayaanggap Mbak dan Ibu saya, demikian kuat menahan perasaannya. Ia hanya tersenyum, dan menjawab dengan persetujuan Aa. Teteh mengajarkan kepada saya, tentang cinta seorang wanita, yang tak terbagi, tak berpamrih. Dan saya kian menangis, saat melihat Aa acap sekali memeluknya, menciumnya, merangkulnya, lebih sering dari apa yang biasa Aa tunjukkan. Pikiran naif saya selalu berkata, "kenapa bisa lelaki yang demikian sayang dan cintanya, tapi memadu istrinya..." Maaf Aa, sekali lagi maaf, saya tidak bisa berbicara halus seperti Aa, tidak bisa sesabar seperti Aa. Itulah sebabnya, ketika Teh Ninih berkata, "Saya berkeyakinan, apa yang tampaknya menyakitkan belum tentu seburuk yang terlihat.." saya tambah menangis. Saya membaca, TehNinih telah mengatakan isi hatinya kepada saya. Karena apa yang dikatakan Teh Ninih bisa dibaca sebaliknya, "apa yang tampak menyenangkan, mengikhlaskan, berpelukan, bahagia, belum tentu seindah yang terlihat.... " Aa yang baik, maaf kalau saya tampak kecewa. Maaf kalau sayatidak bisa mengerti, saya hanya tahu, betapa kian kuat cinta saya kepada Teh Ninih... Best Regards, "Morning greetings doesn't only mean saying 'Good Morning'. It has silent message saying that I remember you when I wake up. Wish you have a Great Day!" -- Ida Arimurti Jangan lupa simak IDA ARIMURTI&FRIENDS SENIN HINGGA JUMAT di 99,1 DELTA FM Jam 4 sore hingga 8 malam dan kirim sms di 0818 333 582.

No comments: