Saturday, June 9, 2007

Profesionalisme jurnalisme Islam

Posted: 5 Januari 2006

Adalah hal yang strategis sekali kalau kita bisa masuk dan berkiprah di media massa.
Bukankah media massa dengan berita, artikel, opininya dll berfungsi sebagai wahana pembentuk opini masyarakat.
Saya pribadi selalu membaca media massa dari 2 pihak yang berbeda, semisal Republika (Islam) dan Kompas (sekuler, katanya Katolik?) dll.
Dari situ kita bisa merasakan perbedaan pemberitaan, headline dlldari suatu media massa bergantung opininya...

BTW, beberapa tahun lalu, saya mendengar isu-isu bahwa Kompas merupakan singkatan dari Komando Pastur, yang dimiliki oleh PK Ojong, Dirutnya Jacoeb Oetama, diprint oleh Gramedia Group.
Yang mana konon katanya kalau kita membeli Kompas, sebagain uangnya akan masuk ke dana Gereja dan untuk kegiatan mereka.
Namun sekalipun ada kabar seperti ini, mengapa Kompas tetap menjadiharian dengan oplah terbesar di Indonesia, yang nota bene mayoritas penduduknya adalah Muslim?
Mungkin secara simpel kita bisa tarik kesimpulan:

1. masyarakat kurang care dengan hal seperti itu, yang penting mereka bisa baca berita, entah dari sumber mana saja, dimana berita yang diharapkanadalah lengkap, full cover dan menarik kalimatnya dll.
2. koran berbau Islam, seperti Republika, berita, tampilan dll nya kurang menarik, makanya orang islam abangan enggan membelinya.

Kalau kita bandingkan secara fisik, Republika itu tipis, beritanya terlalusingkat dan tulisan, kalimatnya kurang menarik, begitu sejujurnya.
Kalo bahasa tukang gorengan, lebih baik beli Kompas daripada Republika, karena jumlah halamannya lebih banyak, padahal harganya hampir sama.
Kalo bahasa orang kantoran, Kompas terlihat lebih profesional dan lebih bisa memenuhi selera pembaca, dan lebih elegan.

So, what;s wrong? Mungkin dari pihak kita sendiri bisa lebih bersikap profesional untuk menampilkan ke khayalak, bukan cuma menuntut khalayakmenuruti kehendak mereka dengan kabar-kabar yang dihembuskan.
Di sinilah pentingnya strategi, ya kan???
Barangkali ada yang punya contoh sukses strategi media massa Islam.

Papa Fariz

No comments: