Saturday, June 9, 2007

Salahkah aji mupung itu?

Posted: 31 Juli 2006

Assalaamu 'alaikum,

Sebenarnya kalau akomodasi isteri mereka tidak dibiayai oleh negara, ya ndak masalah,
dan itu urusan pribadi mereka. Namun, karena mereka pejabat publik, selain image-nya jelek,
juga batas antara mana yang dibiayai negara dan yang tidak, menjadi gak jelas.
Tentu saja penerima tamu akan ewuh pakewuh untuk membedakan fasilitas si pejabat publik
dengan isterinya, dan itu sangat musykil adanya.

Hal bawa keluarga saat dinas, sejujurnya banyak dilakukan oleh kita semua, baik dari level
staf sampai level bos, bukankah begitu? Dan apakah itu salah, kalau istri numpang di kamar
suami, tapi tiket pesawat beli sendiri? Aji mumpung udah bukan hal asing bagi kita.
Hanya bedanya kita dengan mereka yah kedudukan kita aja, makanya untuk kasus kita,
ya gak dipolitisir. So what's wrong, gitu lho.

Tapi sudah seharusnya yang pejabat publik itu, tau diri, etis gak etisnya, apalagi mereka kan
diteladani masyarakat dan disorot banyak pihak, ditambah kemusykilan pembedaan fasilitas
VIP dengan orang yang dibawanya. Lagipula mereka itu kan banyak duit. BOKIS dan PELIT
banget sihh, gak mau pergi travel sendiri? Masak orang banyak duit, ngajak isteri pergi aja
pake numpang fasilitas dinas. Malu-maluin, kan?

Then, so what gitu lho, kalo mereka gak peduli dengan hal patut tidak patutnya?
Lantas, bagaimana,s ecara umum, dengan praktek aji mumpung yang hampir dilakukan oleh
semua dari kita? Salahkah? Kalau salah, dimana salahnya? Kalau salah bukankah harus
diberantas tuntas dan tidak diulangi lagi, untuk keseluruhan orang, supaya adil?

Wassalaam,

Papa Fariz

-----Original Message-----

5 Anggota DPR 'Jalan-jalan' ke Iran Bersama Istri
Nurfajri Budi Nugroho - detikcom
Jakarta - Kunjungan kerja ke luar negeri ternyata tidak ingin disia-siakan anggota DPR. Meski tengah menjalani tugas kelembagaan, 4 di antara 5 anggota Komisi I DPR 'jalan-jalan' ke Teheran, Iran, membawa serta istri mereka. Selain Iran, mereka juga mengunjungi India.
Kelima anggota DPR yang berangkat ke Iran adalah Hajriyanto Y Thohari (FPG), Sutadji (FPD), Djoko Susilo (FPAN), Effendi Choirie (FPKB), dan Marcus Silano (FPDI Perjuangan). Di antara kelimanya, hanya Hajriyanto yang tidak membawa istrinya.
Informasi keberangkatan kelima orang ini diperoleh detikcom dari anggota Komisi I DPR yang tidak ingin disebut namanya.
"Kunjungan mereka adalah untuk mengontrol aset-aset negara yang ada di sana, dan untuk mengevaluasi kinerja diplomat," ujarnya saat dihubungi detikcom (30/7/2006).
Anggota DPR ini menyesalkan kunjungan rekan-rekannya ini. Padahal sesuai kesepakatan sebelumnya, tambah dia, hanya 2 orang yang diberangkatkan untuk mengunjungi Iran, dan 2 orang untuk mengunjungi India.
Disebutkan dia, kunjungan ini dibiayai dari anggaran Komisi I. "Dana dari Komisi I," ungkapnya.
Sekjen DPR Faisal Djamal saat dihubungi tidak mengangkat telepon selulernya. detikcom juga kesulitan saat berusaha menghubungi 5 anggota tersebut.

No comments: