Saturday, June 9, 2007

Salim grup dkk invest 30 trilyun rupiah di India

Posted: 1 Agustus 2006

Assalaamu 'alaikum,

Kerongkongan saya sempat tercekat saat membaca salah satu artikel di
harian The Strait Times selepas makan siang ini. Di situ diberitakan bahwa
Salim Group telah bergandengan tangan dengan 2 perusahaan raksasa India
untuk membangun massive infrastructure project di negara bagian West Bengal,
India. Besarnya investement tersebut, tidak tanggung-tanggung, yakni
US$ 3 billion alias sekitar hampir 30 trilyun rupiah. Sebelum Salim Gropu, Lippo
Group juga telah berinvest di Singapore di bidang property, senilai 12 trilyun rupiah.

Investasi Salim dan 2 konco India nya itu meliputi pembangunan 2 specific economy
zone, berikut jalan tol sepanjang 100 km, kota baru Kalkota West, industrial area,
berikut sarana dan fasilitas penunjangnya. Dengan serta merta, begitu perjanjian
diteken, Pemda setempat langsung mencanangkan pembangunan new airport dan
new deep water sea port, untuk menunjang zona ekonomi yang direncanakan itu.

Sebagai businessman, sangatlah wajar, Salim dan juga para businessman lainnya
untuk melirik ke belahan dunia mana pun yang mereka suka, asalkan itu berarti fulus
bakal berlimpah membanjiri mereka. Bukankah dalam hukum kapitalis, tujuan utama
orang berusaha atau berbisnis itu adalah menanamkan modal atau memutar uang,
untuk mendapatkan keuntungan buat dirinya?

Menyejahterahkan rakyat adalah bukan kewajiban pengusaha, tapi itu kewajiban
Pemerintah dan negara. Ketika rakyat di daerah yang ditambang menuntut minta
diperbaiki infrastuktur di sana, sesungguhnya itu bukan kewajiban pengusaha untuk
membangunnya, tapi kewajiban Pemerintah setempat. Walau memang untuk
kulonuwonnya memang seharusnya pengusaha juga menyadari membagi sedikit
profit mereka untuk membangun daerah setempat, sebagai tanggung jawab sosial,
meskipun bukan kewajiban mereka yang utama.

Lantas bagaimana dengan investasi Salim Group di India? Silahkan menilai sendiri,
walau agaknya terasa ironis, mengapa malah uang tersebut di"buang" ke negeri lain,
sementara negerinya sendiri sedang terseok-seok menahan laju kepergian investor
yang kian deras, dan tertatih-tatih untuk bisa bertahan hidup karena saking "miskin"
nya negeri yang seharusnya kaya itu. Apakah yang ada di balik semua itu? Apakah
itu semata hanyalah kepentingan bisnis semata, yakni cari profit tanpa peduli harus
dari mana? Ataukah karena mereka enggan berurusan dengan birokrasi di negeri
sendiri yang begitu rumit dan njlimet, belum lagi ditambah dengan todongan upeti
sana-sini yang juga tak kalah besarnya? Belum invest tapi sudah nombok, dan itu
mulai berlaku dari perurusan ijinnya. Walau begitu boleh jadi ada yang mencap
mereka tidak berjiwa nasionalis.

Sayang sekali rasanya, negeri kita ternyata tidak menarik sebagai tempat investasi
meski investor itu orang kita sendiri. Apanya yang salah di bumi nusantara?
Sebenarnya, sekalipun mereka berinvestasi di negeri orang, tidak masalah,
toh Temasek Holding dll pun juga berinvestasi di luar negaranya. Namun masalahnya,
adakah profit dari yang mereka dapatkan dengan investasi di negeri orang itu,
kembali ke bumi pertiwi, untuk diputar di sini dan dipakai membangun negeri kita?

Asal tau saja, dana parkir kita di luar negeri jumlahnya mencapai RIBUAN TRILYUN
rupiah. Suatu jumlah yang berlipat-lipat dari APBN kita yang cuma berkisar
dibawah seribuan trilyun. Suatu jumlah yang lebih dari cukup untuk melunasi
hutang-hutang kita. Alasan klasik dana itu tidak balik adalah ketidakstabilan kurs
rupiah, ditambah kebutuhan para pengusaha untu mengimport barang yang semuanya
dilakukan dalam US$. Padahal rupiah juga tidak stabil, mungkin salah satu faktornya
karena kita tidak punya cukup banyak uang untuk menopang rupiah.

Lantas, bagaimana kewajiban sosial untuk membangun negara dan menyejahterahkan
rakyat? Huhhh, siapa peduli, emang gue pikiran!!! Tau deh, nanti dikira su'udzhan lagi.
Begitulah fenomena yang ada di antara kita. Mbulet banget nyari solusinya.
Kalau anda jadi pengusaha besar, bagaimanakah sikap anda nantinya?

Wassalaam,

Papa Fariz
__._,_.___

No comments: