Sunday, June 10, 2007

Wamil vs plonco dan arogansi militeristik

Posted: 28 Februari 2007

Assalaamu 'alaikum,

Wamil/NS (National Service) vs Plonco/Mapras, mana yang baik?

Kebetulan saya diingatkan seorang teman tentang manfaat NS yang pernah dia lihat secara aktual di SDM-nya. Hasil lain dari NS, selain membuat kita berfisik sehat dan kuat, mental kita juga dilatih. Yakni dididik kebersamaan, tanggung jawab, kerja keras, lebih menghargai orang lain dan kesempatan, mempunyai wawasan yang lebih luas, serta sikap nasionalisme yang bagus dan disiplin yang tinggi. Pendeknya, banyak hal positif yang bisa diraih.

Lantas kenapa wacana NS alias Wamil tidak di-golkan saja? Bukankah per-plonco-an dan Mapras zaman saya kuliah dulu, yang merupakan "satu bentuk penindasan serta balas dendam dari senior", jauh lebih gak bermanfaat, dan justru bisa digantikan dengan Wamil? Katanya dididik untuk lebih solider, tapi apa iya nantinya begitu? Gimana kalau ada yang sakit hati dan akhirnya balas dendam ke juniornya. Semoga kini sudah gak ada lagi.

Saya lihat di Jepang, Singapore dan Malaysia gak ada Plonco gaya urakan gitu, karena memang gak ada manfaatnya. Malah mahasiswa sunguh-sungguh dikenalkan dengan kehidupan kampus, orientasinya dan tentang kampus itu sendiri dll. Walau memang, salah satu sisi positif Mapras kita, ya ada kenangannya. Sisi negatifnya, nyawa anak orang sampai ada yang hilang karena kebablasan.

Wamil/NS vs Plonco, mana yang lebih baik?

Namun, ada satu hal yang saya heran. Di beberapa lembaga pendidikan sipil sekali pun yang dididik disiplin bergaya militer di sana, tapi kok hasilnya malah penindasan yang lebih kasar dan jahat? Tengoklah kasus STPDN dulu, lalu kasus di Akmil, dan kasus-kasus lain yang tertutup. Apakah jangan-jangan konsep "militeristik" di Indonesia juga udah salah? Makanya banyak jebolan TNI yang dalam kesehariannya petantang-petenteng, bagai dia yang punya negara sendirian. Kenapa yah?

Minggu lalu, saat pulang ke Jakarta, saya sebel berat lihat mobil ber-plat nomor militer seenaknya masuk jalur busway. Bete banget ngeliatnya, brur. Kalo mobil sipil sudah pasti ditahan. Tapi ini lain, apa polisi berani menilangnya? I don't think so lah. Sikap arogan gini apa yah akar masalahnya? Adakah hubungannya dengan kesejahteraan mereka yang kurang juga? By the way, penindasan di pendidikan militer sebenarnya gak hanya terjadi di kita, tapi juga di AS sekali pun. Hanya mungkin kualitas dan kuantitasnya tidak separah kita.

So, ada 2 permasalahan:

1. NS/Wamil vs Plonco, mana yang baik? Kenapa Wamil gak dipakai menggantikan plonco saja? Atau mungkin dalam pandangan kita plonco-lah yang justru lebih besar manfaatnya.

2. Kenapa jebolan militer kita gak sedikit yang kasar dan arogan abis? Adakah yang salah dalam konsep pembinaan mental di kita?

BTW, tau gak hal yang paling nyebelin lagi? Ya itulah orang-orang sipil, yang masuk laskar-laskar atau organisasi kepemudaan, yang bergaya militer serta petantang-petenteng bahkan lebih arogan daripada militer aslinya. Alamakk, pada sakit kali yeee.

Wassalaam,

Papa Fariz
FS account: boedoetsg@yahoo.com

No comments: