Posted: 2 Juli 2007
Assalaamu 'alaikum,
Tahukah anda apakah bedanya garpu dengan gunting lipat kecil? Yang jelas yang satu alat bantu makan, sedangkan yang lain, kalau dipakai buat akan, maka kita akan dibilang wong duann.
2 minggu lalu, saat kembali ke Jakarta, di pemeriksaan terkahir sebelum boarding, saat di mesin X Ray, saya dipanggil oleh staf security. Katanya ini lho sampeyan bawa gunting lipat kecil. Lantas boarding pass saya diminta, dan nama serta nomor kursi saya dicatat sembari disuruh tanda tangan. Iya deh, nurut aja, pikir saya. Walau dalam hati sempat mengumpat, "siauww banget nih", itu kan gunting kecil kesayangan gue, yang sekali pun kecil, tapi berguna banget sewaktu-waktu. Biasanya tuh barang masuk bagasi, tapi hari itu memang siauw, kelupaan.
Tapi gak apa, itu cuma gunting, yang gak perlu dijaga hidup mati seperti keping keberuntungannya Gober Bebek. Toh pak satpam cuma menjalankan tugasnya dan semuanya sudah tertera jelas bahwa benda tajam dilarang masuk ke kabin. Namun, kalau dipikir-pikir, ada yang lucu. Kenapa garpu besi boleh ada di kabin, bahkan dibagikan kepada para passenger sebagai alat bantu makan. Garpu dan gunting sama-sama benda tajam, lantas kenapa perlakuannya harus dibedakan?
Taukah anda, bahwa sejak pertengahan tahun 90-an, di Jepang, para maskapai penerbangan tidak boleh lagi menyajikan alat makan dari besi, dan semuanya harus diganti dengan alat makan dari plastik. Pasalnya waktu itu ada kejadian yang heboh. Seorang yang rada-rada "sedeng", mengajarkan kita fungsi lain dari garpu. Dia memakai garpu tersebut untuk menyandera kru pesawat sekaligus menyandera pesawat beserta isinya selama beberapa lama. Garpu itu memang benda tajam, dan kalo ditusukin ke bagian tubuh dengan keras, pastilah darah akan keluar.
Satu Jepang tegang semua, dan drama pembajakan ini diliput dalam siaran langsung semua TV di sana. Akhirnya drama tersebut berakhir dengan penyerbuan special forces dari kepolisian Jepang. Lucunya, sang reporter wanita heboh banget dan histeris dengan keberhasilan pembebasan pesawat. Katro banget sih. Wong pembajak cuma bawa garpu doang, ya terang aja kalah. Itu kan belum seberapa dibandingkan dengan drama pembajakan pesawat Woyla kita di Bangkok tahun 1981, di mana para pembajak menenteng senapan mesin dan granat. Kopassus kita ternyata mampu menyelamatkan penumpang, dan menembak mati semua pembajak, meski ada pula prajurit kita yang gugur.
Dipikir-pikir, aneh saja, kenapa garpu boleh diedarkan di dalam kabin. Aneh bin ajaib. Syukurlah gak ada yang berpikiran gila seperti wong edan di Jepang itu. Sudah seharusnya dipikirkan penggantian ke alat makan dari plastik. Itu juga demi penghematan brur. Bukan apa-apa, penumpang dari Indonesia, punya satu kebiasaan unik, yakni ngebungkus sebagai oleh-oleh alat-alat makan dari pesawat. Wahh, awalnya gak kebayang, tapi suatu ketika saya nekat dengan agak heran, melihat tindakan seorang ibu-ibu membungkus sendok dan teman-temannya. Kata sang Ibu, gak papa kok Mas, kita kan sudah bayar mahal. Semua pada begitu kok. Ya udah deh, mending kita ikutan ngebungkus juga.
Garpu dan gunting sama-sama tajam, hanya herannya beda aja perlakuan terhadap. Hmmm, gak penting yah ngebahas beginian. Kalau orang udah niat jahat, bukan cuma garpu yang bisa dipakai buat ngebajak, koper pun barang kali bisa dipakai buat mentung orang. Weleh-weleh jangan sampai ngalamin deh, Lebih enak hidup tenang dan nyaman, dan semua terorisme emang harus dibasmi tuntas.
By the way, ada gak yang berani ngetes ngebawa masuk garpu ke dalam kabin? Kira-kira bakal disita gak yah garpu itu?
Wassalaam,
Papa FarizWeb blog: http://papafariz.blogspot.com/
FS account: boedoetsg@yahoo.com
No comments:
Post a Comment