Sunday, October 28, 2007

PLTN gagal karena gak ada positive thinking?

Posted: 3 September 2007

Assalaamu 'alaikum,

http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/03/time/142224/idnews/824932/idkanal/10

Hmm, repotnya kalau suatu "fatwa" hanya didasarkan pada "perasaan" semata tanpa menilik dulu pertimbangan ilmiahnya dan manfaat ke depannya. Ini sama dengan kasus saat jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) pada awalnya ditolak oleh ulama setempat karena takut dengan efek negatif dari industrialisasi terhadap masyarakat santri setempat.

Apakah memang PLTN itu bakal menjadi barang berbahaya buat kita semua? Ini yang perlu didalami serta disosialisasikan lebih jauh. Kita menolak PLTN, tapi justru Iran yang kepengen punya PLTN malah gak diperbolehkan oleh bangsa-bangsa di negeri matahari terbenam. Cepat atau lambat, in future, agaknya nuklir menjadi salah satu pilihan, meski efek terburuknya sangat jauh lebih parah dibandingkan efek Pembangkit Listrik lainnya.

Agaknya kisruh PLTN ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh KETIDAKPERCAYAAN bangsa kita terhadap attitude dan kemampuan bangsa sendiri. Karena tidak dipercaya, maka tidak akan ada Percaya Diri yang muncul. Image kita terhadap bangsa sendiri, bahwa bangsa kita ini belum mampu secara Iptek untuk menangani hal-hal canggih, dan sikap Korup yang sudah mengakar itu bakal membawa bencana buat kita andaikan PLTN diwujudkan nantinya. Kebayang kah anda kalo semen buat dinding PLTN yang harusnya 3 sak, dikorup jadi 1 sak, hingga bikin kebocoran radiasi nantinya? Hmm, pemikiran kayak gini suatu hal yang naif.

So, piye toh, kalo kita selalu gak percaya dengan bangsa sendiri dan berpikiran minder melulu? Atau adakah PLTN ini memang belum waktunya buat kita? Kalau memang bukan PLTN lantas apa dong solusi buat pemenuhan energi kita? PLTA perlu lahan yang luas, sedangkan harga tanah sudah dipermainkan para bajigur calo. Ongkos pembebasan tanahnya lebih besar. Gas dan minyak sudah dipakai karena masih disubsidi. Batubara malah mengotori lingkungan dan berefek polusi udara. Kalau tenaga panas bumi gak efektif. Solar sel juga kurang gede hasilnya. Tenaga angin juga susah diharapkan karena bergantung pada iklim yang kini senantiasa berubah.

Lantas apa dong solusinya? Faktanya pemenuhan kebutuhan energi di Jawa saja baru kurang dari 70%. Kalau terjadi byarr pett diomeli sana-sini. Tapi mau bangun yang canggihan, malah dipesimisi. Walah, iki mbulet dadi ne. Sekali lagi, kekisruhan memang berpangkal dari TIDAK PEDE-nya kita dan tidak percayanya kita akan kemampuan menangani teknologi canggih dah kekuatiran karena KKN yang sudah mengakar di kita.

Tidak Pede inilah yang membuat kita ada di dalam lingkaran setan untuk gak maju-maju, di situ-situ aja. Solusinya tetp gak ada, yang ada semua ngedumel. Harusnya pihak penentang juga ngasih alternatif PLT apa yang pantas, dan adakah logis terwujud nantinya dan memang efektif secara ilmiah. Sudah saatnya kita berbicara secara ilmiah dan bukan berdasarkan feeling belaka. Kadang feeling suka berubah, suatu ketika senang tapi di saat lain sebel.

Berpikir logis dan ilmiah nantinya juga akan membuat Pede kita muncul, yakni Pede punya teknologi canggih dan malu kalo dicap korpusi melulu. Ndak tau deh levelteknologi kita sebenarnya sampai semana. Ndak tau deh, kapan kiranya KKN yang memupus rasa percaya diri kita bakal hilang lenyap. Mbulet dan bikin puyeng jadinya.

Hmm, entah kenapa saat ini saya lagi pengen banget PD dengan kemampuan bangsa sendiri dan kebaikan kita semua. Kata sobat saya yang seorang ustadz muda, salah satu pemicu kemajuan adalah kita berpikir positif (positive thinking) terhadap segala sesuatunya. Kena juga nasehatnya dengan kasus PLTN ini, yah, IMHO. Yah akhirnya gak Pede karena kita gak positive thinking terhadap bangsa sendiri.

Wassalaam,

Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com

No comments: