Sunday, October 28, 2007

Buat apa sih konfrontasi?

Posted: 3 September 2007

Hmm,

Saya baru Mei lalu, istri dan anak saya yang liburan ke Singapore sini, saya ajak jalan-jalan ke Malaysia. Singapore kecil, adanya cuma belanja aja, jadi ngebosenin, tukas istri saya. Karenanya tempat favorit doi adalah Kuala Lumpur. Tiap kali datang ke sini, kami memang selalu pergi ke Kuala Lumpur. Di sana makanannya murah-murah, barang-barang juga murah. Kalo gak percaya silahkan pergi sendiri ke Petaling Street, Masjid India, jalan Bukit Bintang dll.

Kami kalau ke sana senang tinggal di hotel sebelah KLCC. Jalan ke sana-sini, biasanya naik taksi. Bayarnya murah, bahkan pernah juga bayar RM 3 alias 7500 perak. Di Jakarta mana boleh segitu. Jalan-jalan di taman KLCC atau naik ke KL tower juga oke. Maunya ke Genting, tapi sayang di KL lumayan banyak tempat yang dikunjungi, jadi gak keburu ke sana.

Hmm, gak ada tuh yang namanya cerita seperti di bawah. Apakah Mas di bawah ini sial aja? Malaysia adalah negeri serumpun, dan juga banyak yang Muslim. Sebagai Muslim tentunya mereka tau bahwa semua Muslim bersaudara. Kalaupun ada friksi, itu wajar, dan bisa diselesaikan dengan baik-baik. Wong berumah tangga saja antara suami isteri bisa cekcok kok. Sebagai pendatang, Insya Allah kalau kita memegang prinsip "Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung", kita akan selamat. Ambil saja yang positifnya, gak usah berpikir njlimet apalagi, berpikir instant untuk melebihkan sesuatu yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin.

Client saya banyak di Malaysia dan saya kerap berkunjung ke sana. Orang yang saya temui banyak yang baik-baik, malah boleh dibilang gak berangasan atau emosian seperti sebagian orang kita. Orang Melayu kan pada dasarnya santai dan cenderung "malas". Ini saya pelajari dari dulu karena pernah beberapa tahun satu asrama dengan mereka di negeri utara sana. So? Buat apa konfrontasi? Gak ada gunanya, kalo memang bisa diselesaikan dengan damai. Kalau terjadi perang, siapa yang untung? Yang bikin senjata lah, karena buatannya laku terjual. Boleh jadi dia tertawa-tawa, apalagi yang berantem kan sama-sama Muslim. Janganlah nila setitik, rusak susu sebelanga, bukankah begitu pesan dari nenek moyang kita.

So? Salam dari Singapore.

Wassalaam,

Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com

No comments: