Sunday, October 28, 2007

Referensi tentang Jatiluhur

Posted: 21 September 2007

Assalaamu 'alaikum,

Luas Jatiluhur adalah 8300 hektar dan bukan 830 hektar. 8300 hektar itu sama dengan 83 km2. Dengan ketinggian air rata-rata 100 m, volume airnya total kira-kira 8,3 milyar m3 atau 8,3 trilyun liter. Andaikan waduk ini jebol, dengan asumsi seluruh air hanya tumpah ruah di Jakarta, maka Jakarta yang segede Singapore dengan luas 600 km2 dan dianggap seluruh permukaannya ada flat (rata), maka seluruh Jakarta seluas 600 km2 itu akan tenggelam 14 m. Apabila ada lembah di Jakarta, maka lembah itu akan jadi danau. Jakarta boleh jadi akan terhapus dari peta dunia nantinya.

Begitu kira-kira gambaran betapa banyak volume air di situ. Ini juga jadi gambaran begitu kokohnya dinding waduk. Dalam referensi di Wikipedia, disebutkan Waduk itu dibuat dengan bantuan ahli Prancis. Saya lihat 6 turbin di PLTA Juanda memang bernama Prancis, namun di prasasti Jatiluhur ditulis dibuat dengan bantuan ahli Italia. Daya terpasang pada 6 turbin adalah 187 MW dan memproduksi 1000 kWH per tahun.

Sebagai perbandingan PLTN Muria yang masih wacana punya daya 1000 MW. 10 tahun lalu saya pernah berkunjung langsung ke sebuah PLTN di Kagoshima. Luasnya cuma "secuprit" tapi daya yang dihasilkan sudah ratusan kWH. Di situ saya baru ngeh bahwa nuklir gak sekejam seperti bom atom Hiroshima dan Nagashima, yang monumen kenangannya juga pernah saya kunjungi langsung 10 tahun lalu. Melainkan manfaatnya juga luar biasa, dan mungkin menjadi satu-satunya energi alternatif puluhan atau ratusan tahun ke depan. Semua reaksi inti di bintang dan matahari adalah reaksi fusi nuklir (penggabungan inti atom ringan). Manusia kini baru hanya mampu membuat reaksi fisi nuklir (pembelahan atom berat).

Reaksi fusi jauh lebih luar biasa dan tenaga yang dihasilkan pun jauh lebih hebat, karena bahan bakarnya yakni atom helium dan hidrogen tak tebatas jumlahnya. Secara tak langsung sebenarnya Allah SWT telah mengajarkan dan memberi petunjuk pada manusia bahwa energi tak terbatas itu namanya nuklir dan diperlihatkannya langsung melalui bintang-bintang di jagat raya, termasuk matahari kita.

"Gun" alias senjata memang gak ada yang salah, yang salah adalah the Man behind the Gun. Nuklir itu sisi jahatnya adalah bom nuklir, dan sisi jahatnya adalah PTLN. Jadi nuklir itu bisa jadi jahat tapi bisa juga jadi baik. Sayang yang saat itu gaung hebatnya terdengar adalah sisi jeleknya, utamanya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Kalau memang yang salah di rencana PLTN kita adalah SDM kita beserta sifat korup bangsa, maka itu yang harus diperbaiki dan bukan energi nuklirnya. Kalo kaki yang lecet, janganlah kepala yang dipijat. Walau barangkali semuanya masih menunggu timing agar kita bisa mengerti mana yang manfaat mana yang mudharat dengan akal pikiran yang kita miliki. Tentunya juga nunggu timing kapan kita perlu PLTN dan apakah saat ini sudah waktunya?

Anyway, yang pasti keperluan akan energi besar di masa depan adalah sebuah keniscayaan.

BTW, Referensi sedikit tentang Jatiluhur adalah sbb:

http://id.wikipedia.org/wiki/Waduk_Jatiluhur http://www.pu.go.id/Ditjen_SDA/ditjen_desa/warta/Nov%20Des/waduk_jatiluhur.htm

Ini salah satu kutipannya pada website PU di atas:

Membanggakan, karena pada awal pembangunannya kondisi keuangan negara saat itu yang baru memasuki era kemerdekaan sudah berhasil memulai proyek besar dengan SDM di bidang teknik yang juga masih sangat minim. Jadi, Jatiluhur merupakan proyek pengairan terbesar yang pernah dikerjakan bangsa ini dan ditangani langsung oleh teknisi-teknisi bangsa sendiri. Luhur, karena di sana terdapat bangunan-bangunan yang disimbolkan sebagai angka keramat bangsa Indonesia, yaitu 17-8-45. Ini merupakan kreasi seorang tokoh paling ber-peran dalam proyek ter-sebut, Prof. Dr. Ir. Sediyatmo.

Wassalaam,

Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@yahoo.com

No comments: