Posted: 17 Agustus 2007
Assalaamu 'alaikum,
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/17/time/161628/idnews/818541/idkanal/10
Masih ingat kasus pembunuhan high profile atas Dirut Asaba berikut centengnya yang Kopassus itu? Kasus ini melibatkan Gunawan Santoso, yang bulan lalu tertangkap di Plaza Senayan, setelah sempat kabur dari penjara dengan menyuap sang sipir, serta sempat tinggal di Singapore. Terdakwa lainnya adalah eksekutor dari Pasukan Khususnya Marinir, yakni Letda Syam Ahmad Sanusi dan Kopda Suud Rusli, yang juga sempat kabur dari penjara TNI. Letda Syam kini telah tewas tertembak pagi tadi. Kopda Suud Rusli, tahun lalu tertangkap dan digelandang bak hewan ternak. Suatu tindakan yang memicu sentimen sinis dari TNI AL, khususnya Korps Marinir terhadap TNI AD, yang mentang-mentang korbannya adalah prajurit Kopassus.
Taukah anda apakah yang menyedihkan dari kasus ini?
Ya, fenomena para militer kita yang merangkap sebagai centeng para cukong-cukong. Letda Syam dan Kopda Suud ketika menjadi eksekutor, totalnya cuma dibayar 2 juta rupiah saja oleh si Gunawan. 2 juta berdua tuk ngebunuh? Hmm, serendah itu harga nyawa di Indonesia? Hmm, serendah itukah mental para pasukan khusus dari militer kita. Yang dibunuh juga bukan main-main, melainkan pasukan khusus TNI AD juga.Adakah yang salah dengan militer kita, hingga mau-maunya dengan uang sedikit bisa menjadi budak suruhan yang bengis? Bedanya militer dengan preman memang tipis. Kalo ente kasih uang, mereka akan loyal ke kita. Bedanya dua golongan ini, yang satu resmi dan punya senjata, dan yang lain gak resmi serta cuma serabutan. Tapi wataknya gak beda, kadang kagak otaknya, dan suka sewenang-wenang bagaikan yang punya negara ini.
Sudah jadi cerita basi kalau militer dan polisi kita menjadi centeng di klub malam maupun para cukong. Para cukong sengaja mengempan para petinggi militer dengan duit, dan sebagai imbalannya, usahanya yang mungkin banyak miring, bisa punya beking dan selalu dilindungi. Bahkan ada lho konglomerat yang jadi "penguasa Indonesia" sesungguhnya, karena dia udah mem-feed lalat ijo dari dulu, begitu konon katanya. Makanya bisnis dia aman-aman saja. Tapi gimana dengan para kopral? Tikus kecil cuma bisa makan tikus kecil, gak mungkin makan macan. Makanya mereka lebih memilih jadi centeng di klub malam, diskotik dll.
Ditenggarai seringnya konflik antara militer dan polisi, bukanlah sesimpel urusan kebanggan angkatan. Melainkan sudah menyangkut urusan dapur juga. Kopral militer kasian, kini disuruh kembali ke barak. Organisasinya gak boleh berbisinis lagi, sehingga tambahan duit pun susah didapat. Satu-satunya jalan ya giat jadi centeng. Tapi polisi sejak pisah dari TNI, makin bertingkah. Selain pecicilan, konon mereka juga ngerebut jatah jadi centeng diskotik. Padahal polisi bisa dengan mudah dapat duit dari mana-mana. Yang di lalu lintas, bisa dari tilang. Yang di bagian lain, dari pengaduan. Otomatis, polisi duitnya lebih banyak, dan lebih terkenal, apalagi kalo lebih doyan lagi nangkepin selebritis. Dijamin masuk TV deh.
Tapi kalo kopralnya militer? Kasian banget deh mereka. Liat tuh rumahnya kecil-kecil, tambahan duit aja gak ada. Makanya naik bus pun boleh gratis. Di dekat rumah saya ada Kompleks Kostrad. Ya kasian aje liat kondisi rumah mereka. Idelais boleh, loyalitas boleh, tapi kalo urusan perut terganggu, gimana bro. So, gak heran lah muncul kasus dengan 2 juta rupiah mau jadi soldier of fortune. Di TNI yang kaya memang cuma petingginya, bahkan banyak banget yang jadi pejabat, meski otaknya mungkin ngepas banget, karena ngomong English aja pada gak becus, dan kalo nalar suka lambat. Kalo kondisi kopral gak diperbaiki, mentalnya bisa payah melulu.
Kini gimana dengan kondisi militer kita, yang anggarannya teus menerus dipotong? Ya itulah, entah gimana ke depannya. Yang jelas amat sangat memprihatinkan. Hanya dengan 2 juta mereka sudah jadi pembunuh bayaran. Itu kan pertanda secara ekonomi mereka kepepet banget. Yang juga bikin jengkel, kenapa para polisi dan militer selalu arogan di kita, hingga seperti yang punya negara?
Au deh, cuma sedih aja liat kondisi kayak gitu. Gimana kalo kita diserbu bangsa lain yah dengan mental militer yang kayak gitu? Moga-moga mayoritasnya gak begitu.
Wassalaam,
Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com
No comments:
Post a Comment