Monday, January 11, 2010

Ngawurnya mereka

Posted: 24 Oktober 2007

Assalaamu 'alaikum,

Kiriman dari seorang teman tentang sedikit dari kutipan pendapat Ulil dan Sumanto. Masya Allah, Na'udzubillah min Dzalik. Beberapa tahun lalu saya pernah jalan bareng dengan beliau berdua yang kebetulan datang ke sini. Kasian dikasih tempat nginep di Hotel 81 Geylang euiy. Sebagai teman jalan, asyik-asyik aja, meski secara pemikiran saya bersebrangan dengan mereka.

Hmm, gimana yahh. Pada akhirnya saya nangkap kesan, pesan sponsor begitu kuat di belakang mereka. Ya, mereka manusia biasa yang perlu makan dan survive juga. Sedang di sisi lain, gak ada makan siang yang gratis. Keduanya bergerak di LSM yang penuh kucuran uang dari sana. Siapa sih yang mau distop kucurannya. Gitu kali yah kesimpulan akhirnya. Saya gak percaya kalau mereka beralasan ingin memperbarui agama semata, tentunya ada agenda dan pihak di belakang mereka. Gak pengen menuding, ini cuma kesan saya pribadi saja, karena dulu adalah suatu hal yang rasanya gak masuk akal gimana mungkin orang mau "menggadaikan" dan mengacak-acak agamanya sendiri. Ataukah ini buah pemikiran idealisme dan ide brilyan mereka untuk menafsirkan lagi "secara lebih benar" tentang agama itu, terlepas dari masalah uang? Tapi tega sekali pendapat mereka terhadap Al Qur'an. Malah jadi kasian dengan mereka, gimana nanti pertanggungjawabannya kepada Allah di alam sana.

Tapi sesungguhnya, orang pinter nyeleneh bukanlah hal yang asing. Seorang sohib sewaktu buka puasa di Bedok dulu pernah bercerita bahwa gak sedikit dari temannya yang mengkaji Al Qur'an, justru malah menjadi atheis. Di kalangan ilmuwan juga sama, yang atheis gak sedikit bahkan tak jarang malah alergi dengan yang namanya agama. Secara keilmuwan, di abad pertengahan dulu, terjadi pertentangan antara ilmuwan dan gereja. Gereja keukeuh dengan paham Geosentris, sedangkan ilmuwan berpendapat bahwa bumi mengitari matahari. Hasil akhirnya kita tau bumi memang berotasi dan berevolusi. Gimana mungkin agama bisa berbeda dengan kenyataan? Itu berarti bahwa agama itu salah. Itulah salah satu contoh salahnya agama mereka, dan sayangnya mereka gak kenal Islam.

Demikian realitanya. Adakah paham nyeleneh itu boleh dibiarkan dengan alasan perdamaian dan kebebasan serta demokrasi. Hati yang menentang, justru nanti dicap fundamentalis dan ekstrimis, bahkan teroris. Nah lho.

Wassalaam,

Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com


"Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar." (Ulil Abshar Abdalla, dari majalah GATRA, 21 Desember 2002).

"Jika kelak di akhirat, pertanyaan di atas diajukan kepada Tuhan, mungkin Dia hanya tersenyum simpul. Sambil menunjukkan surga-Nya yang Mahaluas, di sana ternyata telah menunggu banyak orang, antara lain; Jesus, Muhammad, Sahabat Umar, Gandhi, Luther, Abu Nawas, Romo Mangun, Bunda Teresa, Udin, Baharudin Lopa, dan Munir!" (Sumanto Al-Qurtuby, dari buku Lubang Hitam Agama).

a.. "Bahkan sesungguhnya hakekat Al-Qur'an bukanlah 'teks verbal' yang terdiri atas 6666 ayat bikinan Utsman itu melainkan gumpalan-gumpalan gagasan." (hal. 42) b.. "Al-Qur'an bagi saya hanyalah berisi semacam 'spirit ketuhanan' yang kemudian dirumuskan redaksinya oleh Nabi." (hal. 42) c.. "Seandainya (sekali lagi seandainya) Pak Harto berkuasa ratusan tahun, saya yakin Pancasila ini bisa menyaingi Al-Qur'an dalam hal 'keangkeran' tentunya." (hal. 64) d.. "Di sinilah maka tidak terlalu meleset jika dikatakan, Al-Qur'an, dalam batas tertentu, adalah "perangkap" yang dipasang bangsa Quraisy (a trap of Quraisy)." (hal. 65)

No comments: