Sunday, January 10, 2010

Presiden kok Cemen? Apa Kata Dunia?

Posted: 5 Oktober 2007

Assalaamu 'alaikum,

Hmm, payah Presidennya "CEMEN". Masak belum apa-apa udah terkesan gak "PD" buat maju dan bersaing di Pilpres berikutnya. Apakah ini strategi "tebar pesona" agar dinilai tidak ambisius untuk tujuan akhir merebut simpati rakyat? Ataukah beliau "ngeper" karena mantan atasannya dah mendeklarasikan diri untuk berkompetisi dan wakilnya kini dah ngasih signal mau pisah, karena juga kepengen jadi orang nomor satu.

Gak "macho banget", belum apa-apa udah loyo. Liat tuh Putin dari Rusia. Dia kepengen maju tapi terganjal peraturan gak boleh lebih dari 2 kali berturut-turut. Tapi dia naruh orangnya untuk 5 tahun ini, lalu 5 tahun berikutnya mencalonkan diri jadi Presiden. Liat tuh Musharraf dari Pakistan, yang meski ditentang tetap PD maju. Liat tuh Badawi, Arroyo, Chen, Bush dll yang selama gak terganjal peraturan, tetap mau maju dan meng-keep posisinya sebagai incumbent country leader.

Gak ada satu pun yang bilang, saya lihat-lihat mau maju apa gak, dan kalau baik barulah maju. Justru yang ada mereka yang pengen maju, gak selamanya dicap rakus atau ambisius, tapi malah dianggap punya kemauan dan tekad baja untuk membawa bangsanya ke arah perbaikan. Apalagi sekarang kontrol dari berbagai pihak sudah bagus. Jadi sudah seharusnya kalo leader yang punya tekad baja untuk membangun bangsa, punya PD untuk tampil memimpin lagi. Kalo belum apa-apa udah ciut, entah dengan tujuan mau tebar pesona atau apa, janggal aja rasanya. Kan dia pemimpin kita, masak sih bisa-bisanya ngomong gak ada PD kayak gitu. APA KATA DUNIA? (icon baru pengganti TANYA KENAPA).

Wassalaam,

Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com

SBY Belum Pasti Maju di 2009
Din Banyak Mendapat Simpati di PDI-P
Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum pasti akan maju kembali dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009. Jika dalam perhitungannya pencalonan itu membawa kebaikan untuk rakyat, bangsa, dan negara, Yudhoyono baru akan maju berkompetisi dalam Pemilu 2009.

"Saya akan kalkulasikan. Kalau saya pikir baik untuk bangsa, negara, dan rakyat, insya Allah saya akan maju. Namun, kalau justru menurut perhitungan saya tidak baik, saya tidak akan maju. Saya sampaikan ini secara jelas dan Allah SWT mendengarkan pernyataan saya pada malam hari ini," ujar Yudhoyono dalam keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/10).

Keterangan pers disampaikan Presiden usai acara buka puasa bersama dengan sekitar 600 pejabat dan undangan lain di Istana Negara.

Sebelum mengadakan keterangan pers, Presiden bersantap malam dengan Wakil Presiden (Wapres) dan sejumlah pejabat di teras belakang Istana Negara. Keterangan pers digelar setelah Presiden dan Ny Ani Yudhoyono mengantar Wapres dan Ny Mufida Kalla meninggalkan Istana Negara. Saat memberi keterangan pers, Presiden didampingi Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng.

Seperti dikemukakan Presiden, pembicaraan soal Pemilu 2009 terlalu dini dimunculkan. Presiden menggunakan pemilu di Amerika Serikat pada tahun 2008 sebagai acuan. Karena merasa masih terlalu dini, Presiden tidak secara pasti dan tegas menyampaikan niatnya dalam Pemilu 2009.

"Saya akan menyampaikan posisi saya secara tepat pada waktu yang tepat. Bisa saja saya akan berkompetisi kembali dan bisa saja saya tidak mencalonkan diri sebagai presiden," ujarnya.

Tentang Sutiyoso
Mengenai mulai munculnya calon presiden, yaitu Megawati Soekarnoputri dan Sutiyoso, dalam Pemilu 2009, Yudhoyono menilainya sebagai sesuatu yang positif dalam demokrasi. "Demokrasi makin mekar. Makin banyak calon, makin banyak pilihan untuk rakyat," ujarnya.

Yudhoyono mengaku tidak merasa terganggu dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang sangat mungkin berpisah dengan dirinya dalam Pemilu 2009. Yudhoyono dapat memahami pernyataan itu karena Kalla sekaligus merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya.

"Hubungan saya dengan Pak Jusuf Kalla tetap baik. Menjadi kewajiban saya dan Pak Jusuf Kalla untuk lebih mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaga untuk menjalankan tugas," ujarnya.

Mengenai pencalonan Sutiyoso, Yudhoyono menghormati hal itu sebagai bagian dari hak Sutiyoso sebagai warga negara. "Tidak etis saya memberikan komentar kepada Pak Sutiyoso yang sekarang masih menjabat sebagai gubernur," ujarnya.

Presiden berharap semua pejabat di jajaran pemerintahan, baik menteri maupun gubernur, yang berkeinginan mencalonkan diri dalam Pemilu 2009 agar mengutamakan tugas-tugas pemerintahan demi rakyat.

Satu partai

Kemarin siang, seusai bertemu Wapres, Wakil Ketua MPR AM Fatwa mengingatkan, untuk pemerintahan yang kuat dan fokus selama masa pemerintahannya, idealnya presiden dan wapres berasal dari partai politik yang sama. Jika tidak memungkinkan, presiden dan wapres merupakan calon yang diusung oleh beberapa partai dalam koalisi permanen.

"Jika tidak dari satu partai politik atau tidak diusung koalisi partai politik yang permanen, di tengah jalan masing-masing (presiden dan wapres) akan membuat hitungan dan pasang kuda-kuda," ujarnya.

Kandidat wapres dari PDI-P
Setelah memastikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri sebagai kandidat presiden pada pemilu mendatang, PDI-P kini sedang mewacanakan pasangan kandidat wapres.
Salah satu kandidat wapres yang banyak mendapat simpati di kalangan PDI-P saat ini adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin.
"Pak Din, cukup banyak mendapat simpati di kalangan PDI-P, apalagi setelah beliau mendorong pembentukan Baitul Muslimin yang menjadi sayap Islam PDI-P," ujar Sekretaris Jenderal PDI-P Pramono Anung ketika bertemu Din Syamsuddin di Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, kemarin.
"PDI-P punya mekanisme yang sudah dibakukan. Soal calon wapres, akan terlihat dalam pandangan umum dari daerah dan cabang pada rakernas ketiga di Solo atau Makassar pada Maret mendatang," ujar Pramono.

Pertemuan tersebut juga dihadiri, Ketua Dewan Pertimbangan PDI-P Taufik Kiemas dan para pengurus sayap Islam PDI-P Baitul Muslimin yang baru terbentuk.
Kemarin sore Jimly Asshidiqie, selaku Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), mengatakan, dirinya ibarat seorang wasit yang harus netral dalam pelaksanaan Pemilu 2009. Oleh karena itu, ia tidak boleh menjadi pemain dalam pemilu mendatang.
Hal itu dilontarkan Jimly menjawab pers sebelum ia mengikuti acara silaturahmi dan buka puasa bersama Presiden dan Wapres di Istana Negara.
Pers sebelumnya bertanya apakah dirinya siap jika dicalonkan sebagai salah satu calon alternatif wapres yang akan mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagaimana disampaikan salah satu pimpinan Partai Demokrat, Rabu.
"Saya ini kan wasit, masa harus ikut main juga. Tidak mungkin," ujar Jimly, singkat.
(HAR/MAM/A/19/INU)

No comments: