Pagi ini saya bingung.
Kok matahari ngilang.
Sinar mentari gak ada, dan langit seperti mendung merata.
Kebetulan rumah saya di puncak bukit Tanah Merah, so scenery yang terlihat bagus dan menghadap timur.
Tapi pagi ini melihat ke kejauhan semuanya serba putih.
Ferry-feery yang melintas di Tanah Merah Port, yang biasanya nampak dari rumah saya, kini boro-boro keliatan, gedung-gedung saja putih semua.
Ahhh, biarin aja, dalam hati saya, biar Singapore merasakan juga paket tahunan dari kita, dan gak cuma kerjanya "merasakan" kenikmatan uang para koruptor kita saja.
Kalau perlu Lumpur Lapindo ditumpahkan ke sini semua dehhh, biar kapok.
Kalo masalah kebakaran lahan, ini mah masalah klasik, yang sebenarnya berpulang kepada niat Penguasakita, mau atau gak sih sebenarnya untuk memberantasnya.
Kasih lahh stiff punishment kepa para pelakunya.
Konon, di balik semua ini adalah cukong-cukong kelapa sawit, yang gak mau modal menebangi hutan.
Kalau tinggal bakar, biayanya pembukaan lahan jauhhhhh lebih murah, dan abunya lebih mudah dibersihkan.
Dan hampir semua orang sudah tau hal itu, dan Pemerintah, yang banyak diisi orang-orang pintar tentunyasudah tau juga.
Tapi kenapa bisa memberantas?
Yahh, kerjanya setengah-setengah sihh.
Apalagi para cukong itu kan, di daerah berkolaborasi dengan penguasa dan centeng setempat.
Tentang polusi di Jakarta, memang sudah parah banget Mas.
Coba anda melintas di jalan layang tol ke arah bandara atau ke arah Rawamangun.
Dari situ gedung-gedung tinggi Jakarta akan terlihat buram di kejauhan.
Bukan lagi rada keputihan, melainkan rada kecoklatan.
Cobalah anda berjalan di pinggirjalan di Jakarta.
Sesampai di rumah ambillah tisu untuk mengelap muka anda.
Niscaya, anda akan terperanjat, sepertinya knalpot pindah ke muka, karena saking hitamnya tisu pengelap muka itu.
Udaranya juga terasa stiff, gak enak.
Yahhh, kok saya jadi pesimis lagi yahh.
Apakah ini memang karena gak ada niatan yang sungguh-sunggu dari Penguasa untuk mengatasinya?
Boleh jadi niat ada, tapi kita mau gimana lagi, kita toh lagi pusing mikirin bencana alam yang terus menerus mendera kita dan memikirkan keterpurukan ekonomi kita.
Mana sempet sihh ngurusin asap knalpot.
Entahlah, tohh, orang-orang di Jakarta tetap enjoy pada kehidupannya dan gak banyak complain.
Barangkali udah capek complain juga, karena tetap aja "ndableg", gak ada action apa-apa.
Masa bodoh, mungkin ini jalan yang paling enak, yang bikin kita gak stress.
Wassalaam,
Papa Fariz
No comments:
Post a Comment