Posted: 3 Januari 2007
Assalaamu 'alaikum,
Alam tropis memang memberikan "hikmah" yang luar biasa kepada kita semua, yakni sikap hidup yang santai, jauh dari stress (meski kantong cekak), tetap bisa tertawa dan ngguyu dalam kondisiapa pun.
Wajarlah kalau akhirnya lahir grup lawak ternama, yang kadernya masih bertebaran hingga kini, yakni Sri Mulat.
Acara API (Akademi Pelawak Indonesia), yang berlangsung kontinyu dalam 3 tahun belakangan ini, dengan peserta yang membludak, menjadi bukti bahwa potensi "ngelawak" alias "ndagel" alias bikin orang lain "ngguyu" memang luar biasa besarnya.
Sayangnya, potensi ngguyu ini kadang kebablasan.
Kalau Tukul yang ndagel di acara Talk Show,para pemirsa cuma menjadi sakit perut karena tertawa terbahak-bahak.
Namun kalau pihak otoritas yang ndagel melulu, sakit perut para penonton bukan cuma karena leluconnya saja, tapi juga karena gemes, kesel, kadang prihatin dan sebel, kok bisa-bisanya hal yang sebenarnya bukan kategori lelucon, tapi sudah masuk kategori konyol bin bloon itu bisa terjadi.
Oalaaa, speechless banget,tapi itulah realita yang ada.
Mau tau dagelan yang "mungkin lucu" di pergantian tahun ini?
Simak saja daftarnya sbb:
1. Tertipunya milyaran orang dengan informasi yang invalid dari pihak otoritas kita mengenai lokasi jatuhnya pesawat Adam Air.
Konon katanya, pesawat naas ini jatuh di desa Ranguan, dekat Polewali di provinsi baru Sulbar.
Malah, sempat diumumkan bahwa korban tewas adalah 90 orang dan yang selamat 12 orang.
Berita ini dilansir langsung oleh Menhub kita, lantas menyebar ke telinga milyaran orang dipenjuru marcapada ini.
Segala peralatan evakuasi dikerahkan, ribuan orang, baik tim penyelamat dan para wartawan asing dan domestik berbondong-bondong ke sana.
Namun apa hasilnya?
Ternyata yang mereka dapatkan cuma "kotak kosong berisikan tulisan besar-besar, KETIPU NIH YEE".
Alamaaak, usut punya usut ternyata info ini berasal dari katanya dan katanya.
Dari tukang ojek, nelayan dll, yang di dengar Dandim, lantas diteruskan ke atasannya dll.
Duh, mau ditaruh di mana muka kita, untuk kasus sepenting ini, masak gak ada cek dan ricek dan cuma berdasar atas katanya dan katanya.
Wuihh, media asing pun sampai ada yang tegamenyindir kepandiran kita ini.
2. Kelaparannya ribuan jemaah haji kita di Padang Arafah
Bahkan konon ditenggarai ada 1 orang yang tewas dan beberapa yang jatuh sakit, karena kelalaian ini.
Yang amat disayangkan, di padang Arafah, gak ada jajanan anak SD yang dijual, yang minimal bisa dijadikan pengganjal perut para tamu Allah SWT.
Sabotase? Macet di jalan? Atau apalahp enyebabnya, siapa yang peduli.
Faktanya suplai makanan terputus.
Hal konsumsi itu adalah hal yang paling mendasar dan urgen.
Apa pun alasannya, peristiwa kelaparan ini diliput oleh banyak orang di mancanegara, dan apa pun alasannya pula, ini menggambarkan kekacauan manajemendan planning kita, entah itu kesalahan dalam penunjukan ataupun dalam pengawasannya.
3. Silang pendapat antara polisi dengan Ketua BNN dalam hal narkoba di kasus Alda Risma
Faktanya, Alda, penyanyi yang sempat kondang dengan lagu "Aku Tak Biasa" itu meninggal secara tak wajar di hotel di kawasan Menteng.
Dari darah dan urinenya ditemukan kandungan morphin yang sangat tinggi, plus 25 suntikan maut di sekujur tubuhnya.
Polisi menggerebek rumah sang pacar dan menemukan bubuk dalam yang dikemas dalam plastik kecil di dalam sebuah karung seberat 10 kg.
Serta merta polisi menyatakan itu adalah narkoba.
Namun lucunya selang beberapa hari kemudian, kepala BNN yang orang Bali dengan lantang berkata, itu bukan narkoba, melainkan bubuk hio untuk upacara ritual keagamaan.
Publik menjadi terperanjat.
Kok bisa? Andai benar apa perkataan ketua BNN itu, nampak jelas kebodohan dan kecerobohan para penegak hukum.
Mengapa mereka bisa begitu bodoh gak bisa membedakan bahwa itu adalah narkoba atau bukan dan mengapa mereka bisa begitu ceroboh dengan serta merta mengumumkan ke publik berikut dugaan bermainnya sindikat narkoba di situ?
Tapi andaikan pernyataan ketua BNN itu salah, maka patutlah dicurigai apa maksud petinggi BNN ini mengeluarkan pernyataan demikian.
Apakah ini ada unsur politis untuk meng-coverdosa dari seorang biksu Budha Tibet, agar kasus ini tidak mengakibatkan citra miring di kalangan para rahib Budha, bahkan kepada para pemeluknya?
Dan mengapa pernyataan itu baru dikeluarkan menunggu beberapa hari setelah polisi memberikan keterangan dari versinya?
Sedemikian susahkah membedakan bahwa suatu bubuk itu narkoba atau bukan?
Whatever lah, yang jelas satu di antara dua, entah itu polisi atau ketua BNN, ada yang berbohong ataupun "sangat gak cerdas".
4. Tertangkapnya Ferry, pacar sang artis di Singapura
Suatu pertanyaan simpel diajukan oleh abang saya, saat saya berbincang-bincang dengan dia hari Minggu lalu.
Kenapa Ferry bisa ditangkap dan dibawa ke Indonesia, sedangkan para koruptor gak bisa, walau keduanya sama-sama kabur ke Singapore?
Saya cuma tersenyum sambil menjawab,bedanya yang satu bawa uang yang satu gak.
Para koruptor kabur ke sana dengan membawa uang milyaran bahkan trilyunan rupiah.
Konon katanya, kalau ada bawa dana 5 milyar saja, dan ditanamkan ke unit khusus penampungan di sini, maka orang tersebut di"garansi" bakal mulus menerima status Permanent Resident.
Pemerintah sini memang bokis.
Di dalam negeri, berupaya menegakkan anti korupsi agar banyak investor yang tertarik untuk menanam modal di sini.
Namun terhadap aliran uang haram dari tetangga besarnya, mereka selalu tutup mata, dengan mengatakan ada kewajiban melindungi kerahasiaan data nasabah, dan "gak mau tau" darimana uang sang nasabah itu berasal.
Mati-matian, sampai kiamat, perjanjian ekstradisi gak bakal terwujud antara Singapore dan Indonesia, dengan beragam alasan.
Sedang Ferry, paling datang ke sini cuma dapat visa gratis 14 hari.
Begini mungkin analisanya, selain gak bawa duit, kasusnya sensitif, berbuat kriminal, apalagi berkaitan dengan narkoba,berabenya lagi kalo Ferry nantinya terbukti anggota sindikat narkoba.
Wah itu mencemarkan sekali. Sesuai dengan prinsip "bokis", maka gak ada untungnya melindungi Ferry apalagi sampai memberikannya status resident.
Terhadap Ferry, kita cuma bisa bilang "Kasian Deh Lo".
Ada juga sih yang bilang, Ferry itu bukan ditangkap melainkan menyerahkan diri.
Boleh jadi bener,karena doi terpaksa harus menyerahkan diri, wong visa gratisnya cuma 14 hari saja kok di sini.
5. Berantemnya ZM, wakil ketua DPR dengan partainya karena kasus poligami
ZM dipecat, alasan utamanya apalagi kalau bukan karena ber-poligami ria.
Alasan lainnya, bener ataugak nya, terkesan, dilengkapi apa adanya, dan obvious banget gak bisa menutupi alasan utamaber-poligami ria.
Partainya partai gurem, jadi kurang menarik untuk dibahas.
Cuma lucu saja, andai benar pemecatan itu lantaran hal poligami.
Kesannya poligami itu adalah suatu tindakan kriminal bahkan terorisme, padahal agama menghalalkan hal ini.
6. Divonis bebasnya Pollycarpus, tersangka eksekutor aktivis HAM, Munir
Begitu lemahkah dakwaan jaksa terhadap dia dan begitu payahnya kah jaksa hingga tak mampu memaksimalkan bukti dan saksi yang ada di seputar kasus ini?
Ataukah karena kasus ini adalahkonspirasi tingkat tinggi di dunia inteljen, yang atas nama negara, maka lebih baik mengorbankan satu nyawa daripada negara dikisruhkan oleh dia yang dianggap pengganggu ketentraman bersama?
Faktanya Munir tewas karena keracunan arsenik.
Faktanya pula Polly dihukum karena kasus pemalsuan surat tugas.
Orang awam pun bingung, kalo gitu ngapain si Polly ini ngebela-belain sampai harus memalsukan surat tugas segala demi datang sebentar ke Singapore untuk "mendampingi" Munir?
Kalo gitu ngapain si Polly bela-belain mengontak para petinggi inteljen dan juga tiba-tiba bersikap SKSD terhadap Munir dan rajin mengontak Munir sebelum beliau meregang nyawa?
Pada awalnya, saya sempat berpikir, betapa bodohnya inteljen kita, mengapa harus membunuh seorang aktivis saat dia berada di pesawat?
Suatu tindakan yang bodoh, karena lingkup pesawat sangatlah kecil, dan dengan mudah akan dapat diketahui siapa yang dicurigai menjadi eksekutornya.
Namun akhirnya saya mengerti, mengapa pesawat yang dijadikan ajang eksekusi? Bukan apa-apa,kalau kejadian ini terjadi di daratan, dengan mudah sang korban akan segera dibawa ke RS, untuk kemudian di netralisir keracunannya itu.
Kalau sang korban selamat, malah jadi berabe nantinya.
Tapi kalau dilaksanakan di atas pesawat apalagi sedang menempuh perjalanan jauh di ketinggian yang gak memungkinkan mendarat kembali, tentulah hampir bisa dipastikan sang korban akan tewas.
Peralatan medis di pesawat sedemikian minimnya, sehingga tak akan mampu menetralisir kasuskeracunan Arsenik ini.
Mau pilih sang korban pasti mati tapi mudah terungkap ataukah mau pilih sang korban bisa diselamatkan namun kasus sulit terungkap?
Akhirnya pilihan jatuh ke yang pertama.
Yang terpenting si korban mati, dan nantinya tingga diputuskan missing link-nya.
Kasus kematian karena operasi inteljen sebenarnya bukan hal yang baru. Toh, beberapa bulan belakangan ini koran diramaikan oleh kasus kematian aktivis Rusia penentang Presidennya, oleh racun dan radiasi Paladium.
Dan pihak otoritas Rusia sendiri sudah siap cuci tangan, dengan segala sangkalannya dan daya upayanya melindungi orang yang dituduh sebagai eksekutor.
Walau bagaimana pun, sekalipun terhadap kasus operasi inteljen, pada akhirnya, mau gak mau dan suka gak suka, kita tetap harus berpegang pada asas not guilty until proven guilty.
Barangkali, ada yang lain, yang punya daftar dagelan yang lebih lucu.
Wassalaam,
Papa Fariz
No comments:
Post a Comment