Saturday, June 9, 2007

Freeport: enough, it's enough, mengapa kau tega membodohi kami?

Posted: 2 Maret 2006

Assalaamu 'alaikum,

Pagi ini secara kebetulan, saya yang biasa rajin menonton Liputan 6 Pagi SCTV,
malah menggeser channel dan menikmati Nuansa Pagi RCTI. Kebetulan memang
hanya 2 channel Indonesia inilah yang bisa ditangkap di negeri jiran nan mungil ini.
Dan kebetulan pula, di program RCTI ini dipaparkan riwayat singkat mengenai
Freeport, yang kini tengah mengundang kontroversi, dipicu oleh sikap "angkuh"nya
menggusur para penduduk lokal menampung limbah "emas jarahan" mereka...
Berikut ini saya rangkumkan riwayat Freeport dan kiprahnya di bumi Papua...

Tahun 1936, secara tak sengaja, para peneliti dari Belanda yang hendak melihat
kondisi es di puncak pegunungan di Papua, menemukan kekayaan tembaga
dalam jumlah melimpah...Oleh sang peneliti, lokasi tersebut dipetakan, namun
karena pemerintah Belanda tidak tertarik mengelolanya, akhirnya catatan
tentang keajaiban bumi Papua itu "tidur" di perpustakaan Belanda saja.

Freeport, yang berdiri pada tahun 1912, pada awalnya hanyalah perusahaan
"sederhana" penambang belerang saja, yang kemudian mengembangkan sayapnya
dengan membuka pertambangan Nikel di Kuba pada tahun 1940. Namun kemudian
tambang Nikel ini diambil paksa oleh Fidel Castro. Setelah hasil dari berbagai
tambang mereka mengalami penurunan, (entah bagaimana) berbekal catatan
peneiliti Belanda, tahun 60-an mereka menelusuri bumi Papua...

Alangkah menakjubkannya, karena di situ ditemukan kandungan tembaga
13 juta ton di atas permukaan tanah (tinggal ngeruk doang, gak perlu capek-capek
menggali) dan 14 juta ton di perut bumi!!! Luar biasa, dan ini menjadikan Tembagapura
menjadi TAMBANG EMAS KETIGA TERBESAR DI DUNIA. Tahun 67, mereka
menandatangani kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia, dan diberi hak kelola
selama 30 tahun, walau saat itu Papua belum resmi jadi milik Indonesia
(inipun konon diperdebatkan juga keabsahannya, menyangkut status Papua saat itu).

Tahun 1972, Freeport melakukan ekspor perdana konsentrat tembaga. Karena saat
itu USA sedang berperang habis-habisan dengan Vietnam, harga tembaga melangit,
dan penambangan tembaga digenjot besar-besaran. Alhasil Freeport menangguk
keuntungan yang sangat besar, dan menjadi perusahaan raksasa nan kaya raya...
Dengan kekayaannya itulah Freeport mengakuisisi Mc Moran Oil and Gas, dan
mengubah namanya sendiri menjadi Freeport Mc Moran...

Gunung Rumput di Tembaga Pura, yang boleh disebut pula sebagai Gunung Emas,
mulai dikelola oleh Freeport pada tahun 1988...Kandungan emas di gunung ini
sebenarnya juga telah ditemukan tahun 1936 oleh peneliti Belanda tersebut, namun
konon Freeport lebih tertarik mengelola tembaga (ahhhh, orang bodoh juga bilang emas
lebih mahal dan lebih menarik dan menguntungkan daripada tembaga, makanya
emas, dan bukannya tembaga, yang disebut logam mulia)...

Setelah tambang tembaga-nya adalah yang terbesar ketiga di dunia, tahukah anda
bahwa tambang emas di Freeport itu ternyata kini merupakan
TAMBANG EMAS TERBESAR DI DUNIA!!!
Tahukah anda berapakah keuntungan yang di dulang Freeport dalam 3 tahun terakhir ini?
Baca yah, ini LABA BERSIH dari Freeport, dan bukan sales ataupun laba kotor.
Tahun 2002 NETT PROFIT-nya adalah US$ 127 million, alias 1,27 trilyun rupiah.
Tahun 2003 NETT PROFIT-nya menjadi US$ 162 million alias 1,62 trilyun rupiah.
Tahun 2004 NETT PROFIT-nya melompat ke US$ 934 million, alias 9,34 trilyun rupiah.
(Itu yang dibukukan lho, gak tau yah kalo laporan keuangannya dikadalin juga).

Bagaimana dengan tahun ini dan seterusnya??? Gak bisa dipungkiri lagi, keuntungannya
akan menggila...Pada Januari 2001, harga Tembaga hanyalah US$ 2.13/kg saja.
Pada Januari 2005, harga Tembaga sudah menjadi US$ 3.70/kg dan kini meroket
(pada Januari 2006) menjadi US$ 5.43/kg alias 250% dibanding 5 tahun sebelumnya!!!
Harga emas pada awal 2001 masih sekitar US$ 9000/kg, meningkat menjadi US$15900/kg
di awal tahun 2005, dan kini melangit sampai ke US$ 18900/kg!!!
Jangan ditanya berapa besarnya keuntungan yang dikeruk oleh tambang emas terbesar
di dunia dan tambang tembaga terbesar ketiga di dunia saat ini...
(mengenai harga metal, cek aja di www.kitco.com dan www.lme.com).

Tahukah anda, berapa besar saham kita Pertambangan Paling Ajaib di dunia tersebut???
81.2% sahamnya adalah milik Freeport Mc Moran...
Pemerintah kita melalui PT Freeport indonesia hanya memiliki 9.4% saham saja!!!
Sisa saham sebesar 9.4%, dimiliki oleh Indocopper Investama, yang ternyata
100% saham perusahaan ini dimiliki oleh Freeport Mcmoran juga!!!
Janjinya tahun 2005, saham Indocopper akan dilepas semua oleh Freeport, tapi kini
tahun 2006 sudah memasuki bulan ketiga, tetap saja dipegang oleh Freeport (ada apa nih?)...

So, intinya, 91,6% dimiliki oleh Freeport Mc Moran, dan Pemerintah kita cuma punya
saham sebesar 9.4%!!! Lantas berapa yang sampai ke rakyat Papua, yang kini meradang,
karena walaupun ditempati oleh tambang luar biasa itu namun hidupnya tetap melarat???
Gak tau dehh, udah pasti dipotong sana sini alias dikorupsi diberbagai level.
Air pancuran gunung yang sedemikian melimpah dan nikmat, mungkin hanya setetes saja
yang bisa mereka reguk, begitu mungkin perumpamaannya...

Walau kontrak Freeport rencananya habis tahun 1997, pada tahun 1991, kontrak tersebut
diperbaharui dan Freeport mendapat lisensi baru untuk mengelola selama 30 tahun,
plus opsi 2 x 10 tahun...Dengan demikian Freeport berhak bertengger di bumi Tembagapura
secara resmi sampai dengan tahun 2041!!! Mungkin mereka akan terus bercokol di sana,
sampai mereka menyadari bahwa bumi Tembagapura sudah habis dikeruk dan gak ada
lagi yang bisa diberdayakan...Di saat itulah mungkin mereka akan mengembalikan ke kita,
yang cuma bisa meratapi kebodohannya saat itu...

Hmmm, saya cuma bisa geleng-geleng kepala manakala mengetahui fakta-fakta ini...
Boleh jadi fakta-fakta lain yang masih tersembunyi akan lebih mengagetkan dan menyayat
hati ini yang sedang pilu melihat nusantara, si kaya yang miskin, yang terus-menerus
dilanda oleh bencana...

Dalam hati saya menangis bathin, menangis bathin karena 2 hal:
1. Ingin menyaksikan Indonesia yang gemah ripah lon jinawi, tata tentrem kerta raharja.
Mungkin, walau kini masih berpijak di seberang sini, saya terlalu cinta Indonesia,
sehingga gak tega melihat rakyat sana menderita, namun saya belum mampu berbuat apa-apa
untuk menolongnya (sorry nihh pribadi banget yahh)...
2. Sakit hati menyadari mengapa kita ini begitu bodoh dan dibodohi-bodohi orang.
Kita begitu kaya potensi hartanya, namun begitu miskin jiwa dan pikirannya.

Apa yang terjadi dengan kita, sebagai contoh dengan kasus Freeport ini???
Apakah karena kita ini terlalu bodoh, tidak punya pengetahuan, skill dan teknologi,
hingga akhirnya memasrahkan tambang ajaib itu untuk dikelola bangsa lain dan hanya
pasrah menikmati remahan-remahan hasilnya saja?
Apakah karena ada pembesar-pembesar kita yang hatinya busuk, tega menjual negara,
dan mengantongi komisi pribadi hanya untuk menggendutkan perutnya sendiri (laknat banget!!!).
Apakah karena kita terlalu naif dan mental terjajah, hingga dengan mudah bisa "dibohongi"
oleh kaum dari negeri matahari senja sana???
Masih banyak kasus-kasus sejenis di berbagai belahan nusantara, di mana kekayaan alam kita
dikeruk dan kita cuma dapat serpihan tak berarti yang cuma bisa buat mengganjal perut saja...

ENOUGH, IT'S ENOUGH, marilah kita didik anak-anak kita, masa depan negeri kita,
agar kelak jadi anak yang cerdas dan mampu menguasai teknologi dan memiliki skill
dan pengetahuan yang luar biasa untuk mengelola hasil kita demi kesejahteraan kita sendiri...
ENOUGH, IT'S ENOUGH, cukuplah sampai generasi kita saja yang bodoh dan
dibodoh-bodohi orang sedemikian rupa, bagai kerbau dicunguk hidungnya...

Berpikir dan berkata saja mungkin tidak akan menyelesaikan masalah ataupun mengubah
kondisi...Planning yang baik, niat sungguh-sungguh dan karya nyatalah yang akan sanggup
membalikkan semua keadaan, tentunya disertai dengan sikap Tawakkal kepada-Nya...

Wassalaam,

Papa Fariz

No comments: