Posted: 8 Maret 2007
Assalaamu 'alaikum,
Isu gender adalah "isu basi" yang mungkin bikin "sebel" sebagian orang. Rita Subowo berhasil memenagkan pemilihan Ketua KONI secara dramatis.
Profil beliau: http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/r/rita-subowo/index.shtml
Satu lagi wanita muncul sebagai pemimpin. Suatu hal yang sebenarnya cukup langka, namun kini coba digaungkan agar kaum Adam rela berbagi. Contoh yang cukup fenomenal kini adalah naik Nancy Pelossi sebagai pemimpin Kongres di USA, alias orang kuat nomor tiga di negeri Paman Sam.
Wanita jadi pemimpin? Apakah itu tidak "menyalahi fitrahnya" yang memiliki "9 perasaan dan 1 pikiran", terbalik dengan kaum Adam? Sebenarnya apa sih batas emansipasi itu, karena ada yang menafsirkan kebablasan bahwa semua yang dilakukan oleh pria boleh dan bisa dilakukan oleh wanita? Nah lho, benarkah demikian? Kalau iya untuk apa makhluk itu diciptakan ada yang pria dan ada yang wanita?
Saya jadi tertarik dan ingin tau lebih dalam backgorund dan tafsir dari nash: "Lelaki adalah pemimpin bagi wanita". Apakah hal ini hanya berlaku untuk urusan rumah tangga semata ataukah memang berlaku umum? Bagaimana andaikan sang wanita itu smart dan elegan, apakah dia masih layak jadi seorang pemimpin? Satu lagi, sejujurnya, gak sedikit di hati kecil lelaki, dan mungkin di hati sebagian wanita pula, yang "gak sreg dan gak rela" kalau dipimpin oleh wanita. "Janggal dan kurang gimana gitu lho", rasanya. Karenanya jangan heran, isu gender pun berkembang di kala Pilpres kita dulu, namun anehnya, dengan pragmatisnya, jadi dibolehkan demi menggusur presiden sebelumnya.
Lelaki adalah pemimpin bagi wanita, sampai mana lingkup ini berlaku? Di lingkup keluarga, sejelek-jeleknya sang suami dan pekerjaannya, dia adalah kepala rumah tangga dan normalnya, ogah bahtera keluarganya dibiayai sang istri, bahkan dia tidak boleh ngutang dari istri demi memberi nafkah. Apakah konsep ini berlaku umum di luar keluarga, dengan mengacu pada penafsiran nash di atas yang diperdebatkan oleh banyak orang?
Silahkan, secara mudahnya dan sebagai contoh, anda nilai sendiri kepemimpinan presiden wanita kita dahulu, dan mungkin pemimpin wanita lainnya. Saya jadi ingat cerita kocak teman saya, tentang Ali G., yang disemprot habis-habisan oleh kaum feminisme saat menanyakan manakah yang mereka rasakan lebih feel safe, apakah dipiloti kaum adam ataukah kaum hawa?
Hmm, isu lelaki adalah pemimpin bagi wanita, menarik untuk dikaji penafsiran dan lingkupnya. Dan juga hal sampai sebatas mana wanita dan emansipasinya itu dikembangkan dan tidak disalah-kaprahkan.
BTW, Siti Aisyah kalau tidak salah pernah jadi Panglima Perang (CMIIW). Apa karena penghormatan sebagai istri Nabi ataukah gak ada lagi kaum pria yang mampu memimpin perang saat itu? Namun lantas, mengapa di banyak negeri Muslim, justru wanita tidak menonjol di luaran, apalagi untuk kepemimpinannya, dengan berkaca pada case Siti Aisyah?
Wassalaam,
Papa Fariz
FS account: boedoetsg@yahoo.com
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0702/24/or/3338320.htm
No comments:
Post a Comment