Assalaamu 'alaikum,
Hi Alls, sorry yahh kalo kepanjangan...
Sebenarnya ada satu hal lagi yang kini seperti api dalam sekam, namun lenyap
ditelan oleh hingar-bingarnya berita seputar Pemilu dan Capres.
Hal apa tuh??? UAN...Ujian Akhir Nasional, pengganti Ebtanas.
1. Apa sih tujuan UAN?
Menurut mantan Menko Kesra Pak Yusuf Kalla, dan Mendiknas Pak Malik,
UAN ini bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Konon mutu pendidikan kita sudah gak karuan, sampai-sampai kalah kualitas
oleh Vietnam (apalagi kalo dibandingkan dengan Malaysia, Thailand and Singapore).
2. Dimana letak kontroversinya?
a. Untuk tahun 2004, ada 3 mata pelajaran yang soalnya dibuat dan disuplai oleh Pusat.
Yakni: MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA dan ENGLISH.
Gak peduli sekolah itu ada di pedalaman Irian, di puncak gunung Kerinci, ataupun
di dekat shopping center seperti 70 tercinta, pokoke semua sama.
Syarat kelulusannya minimal nilai 3 mat-pel ini adalah 4.01.
b. Andaikan sang siswa gagal mendapat nilai 4.01 untuk salah satu mat-pel itu,
maka siswa tersebut dianggap tidak lulus, dan harus mengulang lagi seluruh
mata pelajaran selama 1 tahun, alias tinggal kelas (mabok gak tuhh brursss....)
Meski mat-pel lain (kira-kira total lebih dari 15 mat-pel), nilainya bagus-bagus,
tetap dianggap tidak lulus, kalo salah satu dari 3 mat-pel di atas dapat di bawah 4.01.
c. Bedanya dengan tahun 2003:
Tahun 2003, standar untuk 3 mat-pel itu 3.01, meski begitu rata-rata nasional
hampir 10% siswa gagal memenuhi syarat di atas.
Tahun lalu, yang gagal memenuhi standar, tetap diberi STK (Surat Tanda Kelulusan).
So, mereka tetap dianggap lulus dan boleh melanjutkan ke jenjang kuliah.
d. Usulan sitem baru UAN baru muncul Februari lalu dan langsung diterapkan
bulan Mei ini (mepeeetttt bangeeettt coyyy...)
3. Hal lain yang diramaikan orang:
a. Para pelajar, terutama di daerah-daerah banyak yang stress dan sakit,
ngebayangin gak lulus dan harus mengulang setahun lagi...Apalagi dah mepeett nihh...
b. Tahun lalu yang cuma 3.01 saja sudah 10%, kalo 4.01 pasti lebih banyak lagi.
Sekolah-sekolah bakal kelimpahan anak-anak yang gak lulus...
Bise-bise sebangku bertiga...bise-bise pinjem gedung Balai Rakyat buat nampung
kelimpahan murid...
c. Buat yang gak mampu, tambah kebayang pusingnya nyari dana kalo si anak
gak lulus. Ongkos pengeluaran bertambah setahun lagi, padahal as we know,
biaya pendidikan gak murah. Masuk SMA 70 saja konon kini butuh minimal
5 JUTA PERAK!!! Uang SPP gratis, tapi iuran lainnya tambah banyak ragamnya
dan membengkak...Wah gue jadi inget cerita temen gue, dia ngasih sumbangan sukarela
iuran POMG cuma 5 ribu sebulan, dan ini ditolak oleh Pak Guru. Teman gue
protes, katanya sukarela, kok ditetapkan??? Ada yang punya pengalaman sama???
d. Gak logis, daerah pedalaman Irian, pedalaman Banjarmasin (bener kan Han)
dll, masak dianggap sama kualitasnya dengan 70 yang ada di tengah kota Jakarta?
Yang di pedalaman itu, dana kurang, perlengkapan kurang memadai, bisa belajar
aja sudah syukur, bahkan bayak gedung sekolah yang reyot, dan gentengnya
bolong-bolong...Mane mungkin bisa disamakan???
e. Buku pelajaran ganti melulu, sistem pendidikan masih ngawur dan guru-gurunya
masih gak berkualitas...Trus gimana mau mutu naik??? Masak seeh ada Bu Guru
yang kerjanya tiap hari cuma nyuruh sang murid nyatat tulisan di papan tulis.
Kalo ada tes untuk Guru, banyak tuhh guru-guru yang gak masuk standar...
Tapi pahlawan tanpa tanda jasa ini juga protes, lha wong kesejahteraannya
aja morat-marit, gaji kecil. Apa salah kita ngobyek di luar. Kalo dapur gak ngebul,
anak isteri mau dikasih makan apa? Udah murah minta bagus...itu mah cuma
ada di alam idealis...Bener juga sih, gimana bisa konsen kalo kesejahteraan
gak terjamin...Di Jepang dan Singapore, guru selain dihormati karena memberi
ilmu, kesejahteraannya terjamin, karena mereka dianggap sangat sangat penting.
Mereka lah yang membentuk generasi muda harapan bangsa. Kalo gurunya
gak benar dan gak berkualitas, ya habislah bangsa itu...
Ujung-ujungnya yahh DILEMA DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA...
Ingin mutu tinggi dengan mencetak SDM tapi ekonomi payah, dana kurang dan dikorup...
Padahal agar ekonomi baik, harus ada SDM yang bagus...
Kalau dikait-kaitkan yah larinya ke ekonomi juga...
Kini sudah ada selentingan kabar untuk MENG-KAMPAR-KAN JAKARTA,
berkaitan dengan UAN ini...
Ayoo, yang punya adekkk , sodara, tetangga dll di SMP dan SMA,
gimana neeh kalo mereka sampai bener-bener gak lulus skull???
Wassalaam,
Thanks and best regards,
Papa Fariz
No comments:
Post a Comment