Saturday, June 9, 2007

Tersirat di balik yang tersurat

Assalaamu 'alaikum,

Hi Alls,

Sebelumnya saya minta maaf kalau sebagian (besar) dari netters di milis ini merasa tersinggung
atau marah dengan email terdahulu yang pernah saya lontarkan...

Sebenarnya dalam email tersebut, sasaran tembak saya sudah jelas, dan itu ada 2, dan sebenarnya
lebih mengacu kepada individu yang bersangkutan, serta tidak bisa ingin meng-generalisir.

Terus mengapa saya melontarkan dalam bentuk yang "heboh"???
Tujuan saya semata, hanya ingin mengangkat isu ini dan agar kawan-kawan bisa lebih jadi pemerhati
serta bisa sharing information dan pendapat. Saya yakin banyak yang punya informasi dan pendapat
bagus yang sayang sekali kalau tidak bisa dikonsumsi oleh kita.

Salah satu jalan untuk "meramaikan", yang sifatnya sangat konvensional tapi masih diminati
oleh kita adalah dengan jalan "meledakkannya" ataupun melahirkan "tokoh antagonis".
Lihat deh, aktualitas di kita sampai saat ini, sesuatu biasanya baru dibereskan setelah di "blow up".
Harus cari perhatian agar dapat perhatian. Itulah realitas yang ada. Biasanya dari pemikiran yang
kontroversial akan muncul pendapat-pendapat kritis. Dengan kata lain, terkadang hal-hal kontrovesial
diperlukan untuk "memaksa" hal kritis itu keluar.

SO, SAYA HARAP REKAN-REKAN BISA MEMAHAMI
APA YANG TERSIRAT DI BALIK YANG TERSURAT.

Kemudian mengapa saya tidak menuliskan kembali hal kualitas? Karena itu sudah rahasia
umum, dan semua sudah tau bagaimana dengan sang Presiden saat ini, sehingga banyak yang
menginginkan pergantian pemerintahan. Agar bangsa kita bisa lebih cepat maju dan sejajar
dengan bangsa-bangsa lain. Kadang saya pribadi, sering kali merenung, kapan kiranya bangsa
kita mencapai kemajuan setaraf dengan yang telah dicapai bangsa-bangsa di utara, minimal
setara dengan jiran kita di Asia Tenggara. Walau saya juga sedih karena sebagai pribadi yang
lemah, saya belum bisa memberikan sumbangsih apa-apa kepada bangsa.
Saya pribadi mengakui kok banyak wanita yang berkualiatas di sana, yang lebih baik
daripada kaum pria-nya.

Tentang ulama yang ada, saya pribadi kadang kecewa adanya "oknum" yang inkonsisten serta
yang mencoba mencari "kesempatan" dari kondisi yang ada. Walau mungkin beliau punya alasan
dan pertimbangan sendiri yang mungkin jauh lebih baik dan maju daripada yang kita duga.
Dan ini juga berkaitan dengan posisi mereka sebagai pemimpin ummat.
Namun saya yakin, masih banyak kok ulama yang patut diteladani, masih ada ustad Aa' Gym dll.
So memang tetap gak bisa digeneralisir, hanya please jangan bikin orang awam bingung.

Then tentang gender, memang nash agama sendiri memang menyebutkan lelaki adalah
pemimpin bagi wanita, dan nash itu gak bisa ditawar-tawar.
(Maaf terkesan saklek yah). Walau begitu penafsirannya tergantung pada sudut pandang dan kondisi
yang ada. Mengenai nash, saya gak akan menafsirkan sendiri karena ilmu saya gak mencukupi.
Tapi saya coba lontarkan apa yang mungkin masih jadi kontroversi di mata umum.
Dan saya pribadi yakin seyakin-yakinnya, nash itu ada karena mengikuti apa yang sudah
menjadi sunatullah (hukum alam).

At last, saya pribadi minta maaf kepada rekan-rekan yang terganggu dengan email saya sebelumnya.
Khusus untuk Bibip, please keep moving on, jalani terus apa yang anda yakinkan. Tanpa keyakinan
usaha kita gak akan mencapai sukses.
Sekali lagi maaf, apabil maksud tersirat di balik yang tersurat, yang sebenarnya ingin saya lontarkan,
malah membuat rekan-rekan terganggu. Niat dan tujuan yang ada, terkadang gak sampai kalau
cara yang dipakai "kurang benar".

Wassalaam,

Thanks and best regards,

Papa Fariz

No comments: