Saturday, June 9, 2007

Masih imut-imut tapi sudah amit-amit

Posted: 7 Agustus 2006

Assalaamu 'alaikum,

Hati-hati untuk anak anda terhadap tayangan movie, TV, video game dll yang berbau kekerasan.
Boleh jadi hal itu akan terlalu jauh merasuk ke pikiran mereka.
Walau faktor utamanya, tetap tak lain dan tak bukan adalah keluarga yang berantakan (broken home) dan lingkungan sekitar yang penuh kekerasan.
Movie horror dan action biasanya mengumbar darah dan kekerasan secara gampangan.
Video game pun tak mau kalah menyajikan cruelty yang kadang menjijikkan, dan tentunyasekaligus mengerikan.
Namun sayang seribu sayang, kemajuan teknologi malah justru dipakai untuk menebarkan hal negatif tersebut di sana-sini, tanpa sensor yang berarti.Siapa lagi yang akan menyensor hal itu, kalau bukan kita sendiri?

Wassalaam,

Papa Fariz

Seumur Hidup bagi Dua Bocah Pembunuh Balita

PRESTON - Dua bocah yang masing-masing berusia 11 tahun yang menculik,menyiksa dan membunuh seorang bocah lain berumur dua tahun dan masihbelajar berjalan. James Bulger, Kamis kemarin dijatuhi hukuman seumurhidup dipenjarakhusus anak-anak. Prakiraan semula hukuman yang akan dijatuhi hanya 20tahun.Kasus terjadi akhir Februari lalu itu mengejutkan publik dunia dan dianggap sebagai kejahatan anak-anak paling kejam dalam kurun waktu dua setengah abad ini. Hakim Morland memutuskan dua bocah itu, Robert Thompson dan Jon Venables, yang memasuki sejarah kejahatan Kamis kemarin, sebagai pelaku pembunuhan termuda di Inggris dalam waktu dua setengah abad terakhir. Dan kejahatan mereka sebagai "tindakan kejam yang tiada bandingnya dan sadis". Toh kedua bocah itu tetap saja nekad menyatakan dirinya tak bersalah atas tuduhan hakim.Menteri Dalam Negeri Michael Howard, yang menyatakan "ngeri" atas kasus itu, memutuskan untuk memenjarakan dua bocah itu dalam unit khusus dan sebuah rencana hukuman akan dirancang, yang akan mentransfer mereka kelembaga rehabilitasi kaum muda bila mereka tumbuh dewasa kelak.Paman korban, Raya Matthews usai mendengarkan keputusan hakim langsung berteriak : "Bagaimana sekarang rasanya, hei..kamu bajingancilik ?" Dua bocah itu tampak terdiam, duduk tak bergemingmendengarkan putusan hakim. Mereka menangis tetapi tangisnya takdigubris pengunjung.Para pekerja social perawatan anak-anak segera mengawal keduanyadengan cepat keluar dari ruang sidang, menuruni tangga gedungpengadilan dan dimasukkan ke dalam mobil tahanan yang dikerumunibanyak orang. Keduanyalangsung dilarikan ke penjara di mana selama inimereka mendekam sejak peristiwa pembunuhan bulan Februari lalu.Drama kejahatan yang terjadi di kota Preston di Inggris bagian utaraitu, telah menimbulkan kesedihan mendalam pada keluarga-keluargaKorban dan menimbulkan keprihatinan pada keluarga pelakunya. Namunberita itu muncul sebagai berit utama di berbagai suratkabar diseluruh dunia.Hakim Morland, yang menyatakan "eksploitasi kekerasan dalam film video boleh jadi menjadi bagian dari ulah kedua bocah itu," menghukum Keduanya atas titah Ratu Inggris. Dan hukuman seumur hidupterhadap pelaku kejahatan termuda itu baru pertama kalinya dikeluarkan dalam sejarah Inggris.Ibu James, Denise Bulger, saking sedih dan marahnya atas kelakuan dua bocah itu, mengharap mereka dimasukkan saja ke balik teralis besi Campur bersama narapidana dewasa."Saya anggap, kini mereka telah mulai masuk pada bagian terberat dalam hidup ini, yakni dijebloskan dan terkunci di balik sel. Untuk apa yang telah mereka lakukan, mereka mesti dijebloskan di dalam sebuah sel bersama semua penjahat lain - saya tak urusan berapa usiamereka".Ibu Thompson, salah satu pelaku, masih tampak sulit menerima kenyataan bahwa anaknya yang tampaknya montok dan berbola mata gelapitu, yang wajahnya dipajang di halaman depan berbagai Koran edisi Kamis kemarin, ternyata seorang pembunuh kejam."Dia (Thompson) memang telah menceritakan kebohongan-kebohongan, namun dia juga mengungkapkan kebenaran tentang suatu hal sejak awal hingga akhir - dia tak membunuh bayi itu," kata Anne Thompson kepadapara wartawan setelah usainya persidangan yang memakan waktu 17 hariitu.Selama masa persidangan itu, para pengunjung pengadilan dibuat merinding bulu kuduknya saat mendengarkan runtutan tragedy itu. James Bulger diajak pergi pergi meninggalkan ibunya yang lagi belanja di sebuah supermarket pinggiran kota Liverpool oleh Thompsondan Venables (waktu itu usianya baru 10 tahun). Waktu itu ibunya tengah memilah-milah daging yang mau dibelinya. Mereka menyeret dan mendorong bocah yang lagi belajar berjalan itu. Sejak keluar dari supermarket, James Bulger meraung-raung mencari ibunya. Namun di sepanjang jalur rel kereta api sejauh empat kilometer yang sepi, James diseret dan ditendangi tanpa belas kasihan.Di sana, menurut kesaksian dalam masa persidangan selama 17 hari itu, Thompson maupun Venables menghantamkan batu bata, batu,kayu danpotongan besi ke arah kepala James. James yang belum tahu apa-apa itu masih terus ditendangi sekalipun telah mandi darah. Mata bocah balita itu pun disiram cat dan ketika akhirnya terbunuh, keduabocah itumeletakkan mayat James di atas rel kereta api yang mengakibatkan mayat itu terbelah dua bagian akibat terlindas kereta api barang. Mayatnya ditemukan dua hari kemudian, dan kedua pelaku pembunuhan itu ditangkap di rumahnya seminggu setelah kejadian. Keduanya berhasil dilacak melalui rekaman video pemantau keamanansupermarket.Pengacara Dominic Lloyd yang mewakili Thompson, menyatakan bocah itu sekarang "mulai menjalani hidup baru di dalam kegelapan yang ia Ciptakan sendiri setelah pembunuhan itu". "Dia memiliki kisah abadi,ketika keduanya diangkut di dalam mobil tahanan dan dilempari batu oleh massaketika hadir di pengadilan untuk sidang. Ia juga tak akan pernah lupa akan teriakan cemoohan yang dilontarkan sesama bocah. Dia harus berbahagia tinggal di mana dia sekarang berada,karena tak langsung dihukum mati".Paradetektif yang menginterogasi kedua bocah itu sebelum proses pengadilan, menggambarkan mereka layaknya setan yang berulah dengan membunuh orang hanya demi kesenangan semata. Motif dan brutalitas pembunuhan tersebut telah mengundang reaksi massadi Inggris dan di luarga negeri, di mana gambar-gambar rekaman kamera pemantau keamanan yang menunjukkan James tengah digelandang dua bocah itu menuju kematiannya, disiarkan di jaringan televisi multiinternasional.Serangan atas bocah itu yang tak jelas tujuannya tersebut telah membangkitkan pertanyaan yang tak terjawab tentang kenakalan remaja dan mengapa kejahatan semacam itu bisa terjadi. Baik Robert Thompsonmaupun Jon Venables ternyata berasal dari dua keluarga yang broken home. Dan memang sering melakukan tindak kriminal,suka mengutil, suka berlagak jagoan, serta senang membolos sekolah.Lingkungan tempat permainan keduanya memang buruk.Setelah ayah Thompson meninggalkan ibunya dan enam saudaranya yang lain dan setelah rumahnya terbakar habis, mereka pindah kerumah penampungan,di mana Robert Thompson kian jahat perangainya. Dia mempecundangi adiknya sendiri, membangun reputasi sebagai pelajar yang malas, suka memanipulasi dan secara alamiah liar.Para tetangganya mengatakan Thompson suka menjerat burung-burung danmemenggal kepala unggas tangkapannya itu. Ibunya kehilangan kendalidan akhirnya semua anaknya terjerumus ke jurang kegelapan. JonVenables dikenal di sekolah sebagai bocah yang suka mengganggu danmengacau. Dia suka memukul dari belakang, menggoyang kursi pelajarlain, membuat suara gaduh. Suka melukai diri sendiri dengangunting,melukaiteman-temannya dan gurunya dipecundangi Orang tuanyapun pasrah.Thompson dan Venables memang rekan sekelas yang sehobi. Hari-hari ini pun, rakyat Inggris dihadapkan pada arus kemungkinan munculnya kejahatan anak-anak lainnya, yang muncul dari keluarga yang retak dan cerai.Juga kekerasan yang banyak tersaji dalam permainan video atau film video yang disebutkan hakim sebagai salah satu factor penyebabnya,mulai banyak disorot publik.

No comments: