Sunday, June 10, 2007

Pilih jalur resmi atau tak resmi?

Posted: 30 November 2006

Assalaamu 'alaikum,

http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/indexphp/detik.read/tahun/2006/bulan/11/tgl/30/time/133435/idnews/714604/idkanal/10

Ustadz kondang dari geger Kalong itu, akhirnya ber-poligami.
Meski belum diumumkan ke publik, kalangan dekatnya sudah banyak yang mengiyakan.
Tak sedikit pula yang menyarankan beliau untuk mempublikasikannya demi menghindari ghibbah.
Bukan cuma sang Aa', ada beberapa tokoh publik lainnya yang "terkesan" menyembunyikan fakta poligaminya.

Poligami memang merupakan hal yang dihalalkan dalam agama, bahkan seorang lelaki diperbolehkan memiliki sampai 4 orang isteri.
Namun sayangnya di masyarakat kita telah berkembang stereotype negatif terhadap poligami ini.
Bahkan PNS, dulu (entah sekarang), dilarang memiliki isteri lebih dari satu.
Sindiran yang berkembang di masyarakat, "lebih baik diracun daripada dimadu (poligami)".
Tak jarang pihak yang melakukan poligami kadang dicap "haus wanita", gila seks dll.
Tahun lalu masyarakat pun sempat dibuat gemas oleh publikasi heboh dari "Polygami Award".
Ibaratnya award itu mencoba "menantang" masyarakat pada umumnya.

Dulu, ada teman saya yang ustadz, pernah berkata kepada saya, semasa saya masih bujangan, bahwa pengabdian terbesar seorang seorang isteri adalah memberikan isteri buat suaminya.
Teman lain juga berkata, poligami adalah hal yang sebenarnya lumrah, karena, maaf, yang bisa menghentikan libido seorang pria adalah malaikat, begitu kiasannya menurut teman yang lain.
Memang beragam alasan untuk berpoligami, ada yang lantaran pengen punya anak, ada yangmemang punya nafsu lebih, ada yang dll deh.
Walau disyaratkan untuk berpoligami harus sanggup berlaku adil terhadap isteri-isteri, serta "ada ijin" dari isteri terdahulu.

Pandangan miring terhadap poligami bukanlah tanpa alasan.
Hal ini karena di mata sebagian orang, sebagian pelakunya, ibaratnya demi "memuaskan nafsunya", mengambil yang enak-enak darihal beragama.
Sholat dan puasa saja belum bener, tapi udah punya isteri banyak.
Belum lagi, ada pelaku poligami, yang secara ekonomi kurang mampu, tapi tetap nekat berpoligami.
Apa jadinya? Keluarga berantakan dan tak terurus.

Kisah nyata ini salah satunya terjadi pada seorang pemuda yang bunuh diri di konstruksi masjid dekat rumah saya di Jakarta.
Bapaknya penghasilannya pas-pas-an, tapi seneng main cewek dan punya bini lebih dari satu. Akibatnya anak terabaikan, sang anak putus sekolah, nganggur dan terakhir diputusin pacarnya.
Komplet sudah penderitaannya, dan ini yang memotivasi dirinya tuk mengakhiri hidupnya.
Ada lagi, teman dari driver saya, yang kebetulan minggu lalu membantu saya keliling Jakarta.
Driver gajinya gak seberapa, tapi dia telah menjalin affair dengan janda tetangga.
Karena telanjur cinta dan memang sudah berkubang kenikmatan, dia minta ijin tuk menikahi, ke istrinya.
Kontan jawaban si isteri, simpel saja, ceraikan saya atau tinggalkan wanita itu.
Suatu jawaban umum dari wanita di masyarakat kita yang menentang untuk dimadu, yakni ceraikan atau tinggalkan dia.

Ada memang yang berpoligami dengan ilmu dan tuntunan religi, namun ada pula yang sempet bikin dosa dulu baru mikir ke sana.
Yang menyembunyikan fakta poligami pun tidak sedikit.
Ada tetangga yang seumuran ibu saya, orangnya sangat baik dan terkenal kebaikannya di daerah saya.
Namun suatu ketika keluarganya ribut besar.
Ternyata sang suami yang keliatan kalem dan baru saja pensiun, sudah "puluhan tahun" memiliki isteri kedua, dengan anak berusia belasan tahun.
Ibu itu bukan main marah dan shock-nya dengan kondisi ini.
Pantas saja sang suami sering dinas luar dan kadang pulang larut malam.
Kelihaian sang suami itu akhirnya bisa terbongkar pula.

Apakah mungkin cinta bisa terbagi 2?
Apakah mungkin bisa berlaku adil kepada semua isteri?
Apakah anda mau diduakan?
Demikian alibi logis dari para penentang poligami.
Ada satu fakta yang "lucu".
Biasanya dalam ber-poligami, sang suami mencari wanita yang usia jauh lebih muda, dan jauh lebih cantik dari isteri pertamanya.
Kalau bicara masalah "urat lelaki", wajar saja, masak sih milih yang lebih jelek.
Gak lucu ah.

Namun kalau mereka beralibi itu karena hal di dalam agama, bukankah Nabi dulu terkadang menikahi seorang janda miskin yang tua untuk menolong janda tersebut?
Mengapa para pelaku poligami di masyarakat tidak mencoba menikahi janda miskin yang bertebaran di pelosok tanah air ini?
Mengapa harus memilih yang muda dan cantikkalau mereka beralibi ini tidak berdasarkan nafsu semata?
Bullshit kah alasan itu? Boleh jadi.

Sayangnya, ada fakta lain, yang agak abu-abu di bagian kecil masyarakat kita.
Nampaknya yang namanya selingkuh "lebih bisa diterima" daripada ber-poligami, dalam artian terkadang masih bisa dimaafkan.
Selingkuh itu sering diplesetkan sebagai Selingan Indah Keluarga Utuh.
Bukan cuma selingkuh, bahkan, maaf, pergi ke prostitusi, mungkin lebih ditolerir.
Sebagian lelaki nafsunya gede, jadi mau gimana lagi, selama lelaki tersebut tidak memiliki secara resmi wanita lain, oke lah,mungkin begitu pandangan di kalangan sebagian masyarakat ini.

Ada juga fakta lain yang mungkin "bikin merah telinga" sebagian dari kita.
Sejujurnya banyak wanita yang berpikir pragmatis.
Selama nafkah lahir dan bathin, terutama hal ekonomi terpenuhi, gak masalah kalau sang suami mau beristeri lagi.
Dan memang faktanya, orang kaya yangberpoligami, isterinya banyak yang gak meributkan. Maaf yahh, kalau terkesan wanita itu matre banget dalam ungkapan ini.

By the way, buat anda yang punya kelebihan dalam harta, berhati-hatilah, karena cobaan akan lebih berat.
Lelaki kalau sudah kaya, terkadang "bingung" harus dikemanakan hartanya.
Apalagi, maaf, kalau bukan untuk wanita.
Tinggal jalurnya saja, mau resmi atau yang gak resmi.
Kalau jalur resmi, adalah poligami yang terang-terangan dengan disetujui isteri pertama.
Sedangkan jalur gak resmi adalah punya isteri simpanan yang dinikahkan secara siri, atau punya wanita simpanan tanpa dinikahi, atau sering bermesraan dengan para wanita penggoda iman.

Saya pribadi sudah terlalu sering dengar cerita si pejabat anu punya simpanan anu.
Si pejabat daerah ini kalau ke Jakarta sukanya ke daerah Mangga Besar.
Turun dari pesawat langsungmenggandeng 2 doblay.
Saya sendiri pernah ketemu dengan seorang pejabat daerah yang jalan bareng dengan seorang wanita muda.
Istri muda resminya? No lah, itu kan cem-cemannya.

Nahhh, hati-hati lah buat lelaki yang mulai merasa banyak harta.
Lebih hati-hati lagi kalausampeyan itu Doblay (Doyan Dibelai).
Kudu hati-hati banget kalau berstatus Jablay(Jarang Dibelai).
Akhirnya mau dikemanakan harta kita?
Untuk wanita kan ujung-ujungnya?
Tinggal pilih mau jalur resmi atau jalur tak resmi.
Ohh noo, gak semua lelaki seperti itu kok.
Banyak kok yang setia dengan sang isteri sampai akhir hayatnya mesipun ia kaya raya.
Yahh, hidup adalah pilihan, jadi silahkan memilih, tentunya setiap pilihan itu punya resiko tersendiri.

PS: buat teman-temanku yang OMDO, yang sering nyerempet bicara masalah poligami dan wanita, buktikan merahmu bro!!! (lha ini mah iklan rokok atuhh).

Wassalaam,

Papa Fariz

No comments: