Saturday, June 9, 2007

Sang Putra Fajar tentang skenario devil

Posted: 27 September 2006

Assalaamu 'alaikum,

Di malam itu, di dalam mimpi, saya kembali didatangi oleh "Sang Putra Fajar".
Dialah sosok imajiner yang terkadang menemani saya menyelami arti kehidupan ini dan permasalahannya.
Kataku padanya, tahukah anda apa kata-kata paling terkenal saat ini?
Dia cuma tersenyum,dan lantas saya jawab sendiri, kata itu adalah Lumpur.
Sebenarnya nama lumpur bukan cuma terkenal akhir-akhir ini, namun di era 70-an pernah ngetop via film "Bernafas Dalam Lumpur" yang dibintangi El Manik (ahh gak nyambung nih!).

Ujung-ujungnya di alam maya itu dia bercerita tentang imajinasinya akan skenario devil di kerajaan lumpur.
Konon katanya, menurut sosok virtual ini, dia menemukan beberapa kejanggalan dan keganjilan di kerajaan lumpur itu.

1. L, sebut saja demikian, sang raksasa yang mengeluarkan lumpur itu, bukanlah pemain baru di bidang ini.
Terlalu janggal rasanya andaikan perkara dahsyat ini disebabkan karena kenaifan staf merekauntuk lupa memasang selubung penghalang kick well.
Terlalu aneh rasanya, buat orang yangahli untuk bisa linglung sesaat melupakan prosedur yang berefek pada peristiwa maha dahsyat ini.
Yang mungkin dicurigai, apakah tidak ada instruksi lisan dari mbah sang raksasa itu agar stafsang raksasa tidak melakukan pekerjaan secara properly, karena ada tujuan tertentu.

2. Daerah kerajaan lumpur itu konon berwarna "merah" di peta Geologi.
Dalam artian deposit minyak dan mineralnya sedemikian besar.
Yang lucunya, konon katanya, penggenangan daerah lumpur itu diarahkan agar menutupi daerah merah tersebut?
Kenapa desa yang lebih tinggimalah justru tenggelam, namun desa yang lebih rendah tidak tengggelam?
Mengapa pembuatan tanggulnya terkesan setengah-setengah.
Kalau memang niat mau ditanggulangi, seharusnyatanggul tersebut dibuat sedemikian kokoh, mungkin dengan lapisan plastik, plus beton cor.

3. Sepertinya deposit mineral di bawah daerah merah itu sedemikian besarnya.
Makanya sang raksasa gak keberatan untuk menyiapkan dana sebesar USD 70 million untuk menanganinya.
Meski manusia bilang, kerugiannya sudah mencapai 33 trilyun rupiah.
Yang kita tau, sang raksasa adalah seorang pe-niaga.
Di otak pe-niaga yang ada cuma untung dan rugi, dan memang itus udah falsafah sang pe-niaga.

Sang pe-niaga tentunya tidak bodoh, dia pasti sudah berhitung, kalau keluar sekian, tentu dia bakal dapat berapa, dan kapan tercapai BEP (Break Event Point)-nya.
Darimana si raksasa punya uang segede gaban itu?
Tanyakan kepada rumput yang bergoyang, lahh.

4. Biasanya kalau di kolong tempat tidur manusia keluar mineral, tentulah manusia tersebut gak akan begitu saja mau melepas kolong bed-nya dengan harga murah.
Apalagi di negeri kaya nan miskin itu, kata-kata aji mumpung sudah umum didengar.
Jangan heran kalau pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, banjir kanal dll, tiba-tiba terhambat karena oleh sebab tiba-tiba, berupa menjulangnya harga kolong tempat tidur yang menyundul langit tujuh lapis.

Apakah tidak mungkin ada skenario dari raksasa, biar manusia kabur dari kolong tempat tidurnya, maka banjiri saja dengan lumpur.
Apakah manusia mau gitu hidup dan bernafas dalam lumpur?
Ah itu kan cuma El Manik saja yang bisa.
Ahh, ikan saja ogah banget harus berkubang lumpur.

Daripada gak dapat apa-apa, ya cincai deh, kolong tempat tidur mau dihargai berapa aja, oke.
Kami manusia pinggiran, yang ketemu nasi 3x sehari aja dah syukur.
Asal dikasih duit sedikit,bedeng sedikit, dan sedikit-sedikit lainnya, cincai kok, karena kamu punya kultur nrimo, walau mungkin bathin kamu gak akan sanggup menerima nrimo yang menyayat hati itu.
Datanglah Lumpur, dan Pergilah dikau bangsa Manusia, gitu kali yahh kata lainnya.

5. Sebisa mungkin, becekan lumpur itu dijadikan berstatus bencana umat di kekaisaran itu.
Dengan demikian, sang kaisar bisa bantu merogoh kocek menalangi kerusakan akibat lumpur nakal ini.
Dengan demikian, sang asuransi mau gak mau gigit jari harus bantu urunan
ngebayarin kejadian yang tak terduga ini.
Entahlah, manusia boleh berbuat, namun Allah-lah Yang Paling Kuasa pada akhirnya.

Apakah yang terjadi saat ini sudah di luar kontrol kita semua, sehingga skenario awal menjadi buyar total, sehingga sang raksasa pun bingung harus bagaimana?
Entahlah.Yang jelas, Sang Putra Fajar itu prihatin, akhirnya rakyat kecil lagi yang menderita.
Sang Putra juga mengingatkan apa yang diungkapkannya ini hanyalah pemikirannya semata, dan juga punya kemungkinan salah yang tidak sedikit.
Yahh, bisa saja salah, ucapnya.
Dan semoga skenario devil itu di kerajaan lumpur memang tidak pernah ada

.Lumpur kini tak kunjung reda, malah makin menghebat.
Rakyat manusia terusir dari tanah kelahirannya.
Adakah memang deposit di kolong tempat tidur itu memang benar adanya?
Sang Putra juga hanya menggeleng-geleng kepala ketika saya tanyai bagaimana solusinya.
Dia menghilang begitu saja, sambil bilang "Udah mau Subuh nih, sahur dulu lah".
Saya pun terjaga dari tidur saya, dan tidak menemukan sosoknya.
Apakah ini cuma mimpibelaka?
Hmm, agaknya Sang Putra Fajar, adalah sesosok antara ada dan tiada.
Entahlah, benar atau gaknya skenario devil itu, saya pun tak tau.
Raksasa belum tentu seorang devil.
Dan devil belum tentu pasti berwujud raksasa.
Bunyi dering dari wekerku mengakhiri lamunan tentang Sang putra Fajar dan petuahnya itu.
Bunyi dering wekerku itu mengingatkan aku untuk segera menyantap sahur, sebelum waktu Subuh tiba.
Entahlah, sekali lagi, manusia boleh berbuat, namun Allah-lah Yang Paling Kuasa pada akhirnya.

Wassalaam,

Papa Fariz

No comments: