Posted: 4 Desember 2006
Assalaamu 'alaikum,
Smackdown, gulat gaya bebas yang diproduksi oleh WWE (World Wrestling Entertainment), dan ditayangkan secara bebas oleh Lativi pada malam hari, sempat menjadi bahan perbincangan di sana-sini.
Memang, entah kenapa, minggu-minggu belakangan ini, korban "Smackdown"berjatuhan.
Ada yang tangannya patah, kaki patah, kandung kemih bocor, bahkan kononsampai ada yang meninggal.
Ini tak lain dan tak bukan karena bocah-bocah kita menirukan adegan gulat yang sebenarnya bohong-bohongan itu, di dalam dunia realita.
Syukurlah,akhirnya kini tayangan yang useless itu telah dihentikan setelah menuai kontroversi.
Buat saya pribadi, Smackdown bukanlah barang yang asing.
Semasa bujang dulu, saya dan teman-teman "buda'-buda'" Malaysia (miss them euiy), sering nonton bareng-bareng tiap Rabu malam.
Acara nonton bareng ini ternyata jadi ajang silaturrahmi kami yang efektif.
Di mata kami, acara ini konyol dan lucu, makanya semua selalu tergelak-gelak dengan gulat bebas yang punya jalan cerita.
Tokoh The Rock, Triple H, Shane, Under Taker,Hulk Hogan, Kurt Angle, Mc Mahon family, Gina dll jadi bahan guyonan kami.
Di Jepang dulu, Smackdown disiarkan di TV kabel, dan kurang populer, karena sudah ada gulat bebas dan kick boxing ala Jepang yang sungguhan dan ditayangkan di TV biasa.
Di Singapore juga ditayangkan di TV cable.
Namun, tempat penjualan VCD sering memutartayangan Smackdown, yang ditonton rame-rame.
Agaknya lumayan populer, karena saat beberapa waktu lalu, kedatangan tokoh WWE disambut cukup meriah di sini.
Sekali lagi syukur dengan penghentian penayangannya di nusantara.
Namun, IMHO, dari sisi lain saya cuma heran, bagaimana mungkin anak-anak kita bisa menganggapnya sebagai realita bahkan secara konyol, maaf, gak pakai otak, mempraktekkannya dalam kehidupan nyata.
Perbedaan dengan kids di negara lain, apakah karena tayangan ini di overseas gak disiarkan di TV biasa, sehingga hanya kalangan terbatas yang bisa melihatnya?
Tapi cukup populer kok di mata anak-anak overseas, realitanya.
Saya cuma khawatir, jangan-jangan sebenarnya ada yang salah dengan anak kita.
Jangan-jangan ada yang salah dengan pendidikan kita.
Kenapa sih mereka (mungkin hanya sebagian kecil saja) tidak mampu memberdayakan otaknya dan berpikir bahwa ini hanya lucu-lucuan saja dan sangat berbahaya.
Oke lah, pihak TV yang menayangkannya memang salah, namun bukankah dari sini terlihat betapa labilnya jiwa anak-anak kita?
Mereka terlalu mudah meniru apa yang mereka lihat tanpa mencerna dan menelaahnya lebih dahulu.
Itu berarti otak mereka kurang diasah dan kurang mendapatlatihan pengasahan.
Bahkan gak sedikit yang mengidolakan para tokoh sableng di Smackdown sebagai idola mereka.
Ini kan juga pertanda mereka kehilangan orientasi atas siapa yang harus diidolakan.
Sistem pendidikannya yang salah kah sehingga mereka sampai "kurang mikir"seperti ini? Ataukah salah orang tua juga, yang gak mampu mengawasi anak-anaknyahingga mencuri menonton, lantas orang tua juga salah kah karena gak mampu menasihati sang anak untuk berbuat lebih positif di kehidupan?
Maybe hanya sebagian anak yang melakukannya, dan tak layak untuk digeneralisir.
Namun ada fenomena lain yang juga bikin kita mengurut dada.
Contoh paling simpel adalah aksi corat-coret di sana-sini.
Dari halte bus, tembok kantor, bus dll, semua dicorat-coret,yang katanya, entah untuk memperkenalkan nama gang-nya atau nama sekolahnya.
Naif banget, sudah SMU kok masih berkelakuan begitu.
Apakah mereka gak berpikir bahwa itu hanya merusak kepentingan umum, dan perbaikannya memakan biaya yang seharusnya bisa dialokasikan untuk hal lain?
Itu kan berarti otak mereka gak dipakai. Masih banyak contoh lainnya.
Sikap arogansi dan semau gue, semata-mata juga karena otaknya tidak diberdayagunakan dengan baik.
Kalau mereka smart seharusnya mereka sudah berpikir, kalau berbuat seperti ini atau bersikap seperti ini, apa efek baik dan buruknya.
Boleh jadi anak-anak, jangan-jangan, cuma meniru apa yang dilakukan oleh para orang dewasa.
Pagi ini, ada seorang teman yang menyarikan pembicaraan Emha Ainun Najib di salah satuRadio swasta.
Intinya, jawaban dari mengapa rakyat selalu tertinggal bodoh adalah karena begitu seseorang manjdi pintar, pada saat itu dia tidak mengaku lagi sebagai rakyat.
Kalau sudah begini pertanyaan yang sesungguhnya adalah sebenarnya apanya yang salah dengan kita dan kehidupan kita?
Dan yang lebih penting, bagaimana cara memperbaikinya alias apa solusinya?
Mengapa KKN merajalela?
Mengapa sikap arogansi seperti yang dipaparkan EAN bertebaran di mana-mana?
Adakah yang salah dengan pendidikan kita?
Adakah yang salah dengan lingkungan kita?
Adakah yang salah denganpengawasan orang tua di rumah masing-masing?
Ujung-ujungnya sebenarnya gak beda, kenapa jiwa anak kita labil sehingga meniru secara tolol adegan di smack down.
Itu karena otak kita gak diberdayagunakan dengan baik.
Kenapa bisa begitu?
Boleh jadi pendidikan, entah itu di sekolah atau di rumah ada yang kurang beres.
Then, biasanya semakin tinggi level pendidika, dia akan berpikir lebih smart, kalau memang pendidikannya benar dan nalarnya jalan.
Tapi yang ada, fenomena aneh lagi, mahasiswa pada doyan berantem, sekolah pejabat negeri terkenal kejam dan sadis dll.
Yang lebih parah lagi,dan saya yakin, pelaku KKN itu adalah banyak yang lulusan sarjana juga.
Akhirnya membulet semuanya, mentalitas begitu-begitu saja dan otaknya segitu-gitu aja.
Fenomena smackdown, hanyalah perwujudan kecil dari apa yang sesungguhnya sangat mengkhawatirkanbuat kita apabila kita tak kunjung sadar dan tak kunjung berpikir untuk mencari dan memperbaiki akar dari permasalahan yang sesungguhnya.
Wassalaam,
Papa Fariz
FS account: boedoetsg@yahoo.com
No comments:
Post a Comment