Posted: 11 Februari 2007
Assalaamu 'alaikum,
Dear Alls, data berikut yang bersumber dari investigasi GfK Jepang, mungkin bisamenjadi acuan kita dalam membeli barang buatan Jepang.
Sumber asli adalah sbb: http://www.gfkjpn.co.jp/certified/page1.html.
Masyarakat Jepang yang juga berdaya beli kuat, selain fanatik dengan buatan negeri mereka sendiri, juga cenderung mementingkan kualitas, kemudahan pemakaian, service dan kelengkapan fitur, dibandingkan dengan harga barang itu sendiri.
Karenanya, giant hypermarket seperti Carrefour dan Daie, yang di sana ber-image menjual barang murah dan secara murah, akhirnya tidak dapat survive.
Dengan perilaku konsumtif demikian, apabila kita mengikuti trend yang adatentunya kita tidak akan perlu khawatir dengan barang yang kita beli, karena:
1. Kualitasnya bagus dan terbukti sukses di pasaran Jepang
2. Mayoritas orang membelinya, sehingga kalau ada yang salah dengan produk tersebut, berarti bukan cuma kita yang sial, tapi banyak orang.
Walau begitu, memang saat ini ada juga pergerakan kecenderungan pemilihan untuk beberapa barang, dari awalnya mengutamakan kualitas, kini bergeser ke mengutamakan harga.
Untuk kualitas, bagaimana dengan produk yang brand-nya sama tapi tidak dibuat di Jepang, melainkan dibuat di China, Vietnam dll?
Itu berpulang kepada penilaian kita.
Yang jelas kualitas barang tersebut memang dijaga, tanpa peduli country origin, walau hampir pasti tidak akan sampai ke level kualitas apabila produk itu dibuat di Jepang.
Data di bawah adalah untuk pasar di Jepang, dan mayoritas menyangkut barang produk mereka.
Untuk pasaran di Indonesia, merk Korea, seperti Samsung dan LG, serta merk lokal, USA, Eropa dll, juga bermain, sehingga boleh jadi data di bawah kurang matching.
Tidak sedikit orang yang cenderung memilih barang berharga lebih murah dengan alasan perkembangan teknologi begitu cepat, sehingga mereka berpikir, buat apa beli mahal-mahal, toh sebentar lagi ketinggalan jaman.
TV mahal atau pun murah,bola toh tetap kelihatan bola, dan gak jadi dadu:).
Mungkin di pasar sini justru faktor harga dan image yang lebih bermain.
Kalau barang elektronik Jepang memiliki image berharga mahal, tapi berkualitas,sedangkan barang China ber-image murah meriah tapi kualitas rendah, maka kini justru barang Korea lah yang menjadi ganjalan produk Jepang.
Tidak ada yangbilang buatan Korea itu bermutu kacangan seperti kebanyakan produk China.
Produk Korea itu, harganya sedang-sedang saja, namun kualitasnya lumayan, yang didukung desain dan fitur yang baik.
Akibatnya, dalam persaingan di kelasmenengah banyak manufacturing Jepang yang kini kolaps, dan terus merugi karena kalah bersaing dengan produk Korea di kelas ini.
Salah satu contohnya, Panasonic berniat menjual sahamnya di JVC (di sini mereka punya 51% saham).
Tahun finansial lalu, JVC dalam setahun merugi 30 milyar yen atau sekitar 2,4 trilyun rupiah. Bandingkan dengan Samsung Group, yang 2 tahun lalu melaporkan meraup keuntungan 1 milyar USD, atau 80 trilyun rupiah.
Then, melihat data yang di provide oleh GfK Certified, ada beberapa produk yang pangsa pasarnya, lebih dari 70% hanya dikuasai oleh 1-2 perusahaan.
Pengerucutan ini menyebabkan pihak manufacturing lain yang kalah bersaing di produk tersebut akhirnya mengundurkan diri.
Untuk mengembangkan produkbaru diperlukan RND yang kuat, yang tentunya harus ditopang oleh dana yang tidak kecil.
Kalau dari segi RND kalah bersaing dan tertinggal terus, sedangkan produk tidak terjual, akhirnya terbentuk lingkaran setan, karena tidak ada dana yang bisa dipompa untuk RND produk tersebut.
Ada pula beberapa perusahaan yang menjalankan taktik membeli perusahaan saingannya.
Selain untuk menjaga sekaligus memperbesar market share-nya,keuntungan lain buat mereka, tidak perlu lagi membangun pabrik dari awal, mencari SDM yang baik dll.
Cukup beli saham perusahaan saingannya, maka pabriknya pun akan jadi milik mereka.
Hal ini, yang populer, dijalankan oleh perusahaan stainless steel raksasa dunia asal India yakni Mittal.
Perusahaan micromotor asal Jepang, yakni Nidec, menjalankan taktik yang sama yaitu terus membeli para pesaingnya, sebagai taktik membesarkan market share dan tentunya perusahaannya.
Akhirnya trend pengerucutan akan merambah di berbagai produk dan bidang kehidupan.
By the way, buat teman-teman yang udah punya barang buatan Jepang, tapi ternyata brandnya gak masuk 3 besar, udah deh jual dan ganti aja.:)
Atau kalau mau beli yang baru, maka pilihlah yang telah dipilih oleh banyak orang.
Dijamin bagus deh mutu dan servicenya.
Kalau dalam bahasa salah satu operator ponsel kita, "19 juta orang aja pakai, ngapain beda?".
Wah wah, pemikiran seperti ini bikin kasian dong para pengusaha kecil yang mau berkembang?
Acungan 4 jempol buat pengusaha kecil yang sukses mengembangkan produknya.
Jangan lupa, faktor promosi turut bermain.
Kalau produk berkualitas bagus namun tanpa promosi, akhirnya tak akand ikenal orang, dan akhirnya menjadi sia-sia.
Berikut adalah daftar 3 besar di market Jepang untuk berbagai produk elektronik.
1. LCD TV/Motor: Sharp 45%, Sony 23%, Panasonic 12%.
2. Plasma TV/Monitor: Panasonic 64%, Hitachi 30%, Pioneer 6%.
3. TV Tabung/Monitor: Sharp 22%, DX Antenna 20%, Mitsubishi 18%.
4. Handycam: Sony 35%, Panasonic 18%, JVC 17%.
5. Digital Camera: Canon 21%, Casio 19%, Panasonic 14%.
6. DPAP: Apple 46%, Sony 20%, Panasonic 10%.
7. DVD Player: Sony 17%, Centrade ME 13%, Toshiba 12%.
8. DVD Recorder: Panasonic 21%, Sharp 19%, Sony 18%.
9. Amplifier Speaker: Sanwa Supply 18%, Elecom 15.9%, Sony 15.5%.
10. Piano Electric: Casio 62%, Yamaha 27%, Kawai 9%.
11. Sound Processor: Roland 52%, Onkyo 31%, JVC 13%.
12. Desktop PC: NEC 215< Fujitsu 18%, Sony 13%.
13. Note Book PC: NEC 24%, Toshiba 21%, Fujitsu 20%.
14. Electronic Dictionary: Casio 52%, Sharp 30%, Seiko Instool 9%.
15. Calculator: Casio 55%, Sharp 22%, Canon 13%.
16. Facsimile: Sharp 32%, Panasonic 28%, Brother 17%.
17. Scanner: Canon 50%, Seiko Epson 47%, Fujitsu 3%.
18. Mouse: Elecom 30%, Sanwa Supply 19%, Microsoft 13%.
19. Keyboard PC: Elecom 34%, Sanwa Supply 20%, Logical 10%.
20. Display Computer: Mitsubishi 20%, IOD 18%, Corega 7%.
21. USB Hub: Elecom: 43%, Sanwa Supply 23%, Buffalo 8%.
22. DVD Driver: Buffalo 34%, IOD 33%, LG 7%.
23. DVD Media/Disc: Hitaci Maxell 20%, TDK 12%, Sony 11%.
24. Printer: Seiko Epson 49%, Canon 47%, Brother 2%.
25. Software Computer: Source Next 21%, Symantec 16%,Trend Micro 12%.
26. Kulkas: Panasonic 20%, Sharp 15.8%, Mitsubishi 15.6%.
27. Microwave: Sharp 25%, Toshiba 22%, Panasonic 17%.
28. Rice Cooker: Zojirushi 22%, Panasonic 20%, Toshiba 15%.
29. Cooking Heater: Panasonic 42%, Mitsubishi 32%, Hitachi 17%.
30. Juicer: Tescom 61%, Panasonic 14%, Nihon Denki 4%.
31. Mixer: Tescom 43%, Panasonic 14%, Zojirushi 12%.
32. Machine for Plate Washing: Panasonic 56%, Toki 9%,Toshiba 8.9%.
33. Washing Machine: Toshiba 21%, Panasonic 18.5%, Hitachi 18.2%.
34. AC & Air Cleaner: Panasonic 21%, Hitachi 20%, Toshiba 14%.
35. Shaver: Panasonic 40%, Gillette 21%, Sanyo 13%.
36. Massage Chair: Panasonic 37%, Family 22%, Fuji Medical 17%.
No comments:
Post a Comment