Posted: 2 Maret 2007
Assalaamu 'alaikum,
Siapa bilang kita tidak bisa mempengaruhi industri dan interest di dunia, sembari "mengguncangkan" dunia?
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20670001&refer=emergingmarkets&sid=aesW_P_C1Ybg
Bulan-bulan terakhir ini, industri elektronik dipusingkan dengan kenaikan gila-gilaan harga timah. Harga timah merangkak naik dengan tajam dalam 5 tahun terakhir ini. Di awal 2002, harga timah masih berkisar USD 4.00/kg. Harga ini terus naik, turun sedikit dan naik lagi hingga di akhir Oktober 2006, berada di level USD 10.00/kg. Namun "tiba-tiba" dalam jangka waktu 4 bulan ini,harganya langsung melejit ke level USD 14.00/kg.
Kenaikan yang tiba-tiba ini membuat "kelojotan"industri elektronik, karena timah memang dipakai sebagai bahan dasar solder di dalam PC Assembly. Otomatis kenaikan ini mempengaruhi production cost secara keseluruhan (harga timah bisa dicek di http://www.lme.co.uk). Kenaikan itu, apalagi kalau bukan dipicu oleh kasus di Bangka yang hingga kini masih terkatung-katung. Ingatkah anda dengan kasus penyerangan dan perusakan oleh para penambang timah ilegal terhadap rumah dinas dan kantor ke-Gubernur-an Bangka Belitung?
Sejatinya tahun 1997, saat kita dilanda oleh krisis ekonomi, Pemerintah membuka keran seluas-luasnya untuk penambangan timah di sana. Hingga akhirnya bermunculan lah banyak penambang ilegal dan penambang tradisional. Menambang timah memang menjadi mata pencaharian utama penduduk di sana. Maraknya penambangan liar ini menimbulkan kerusakan alam yang dahsyat, dan tanah Bangka pun kini berlubang-lubang dimana-mana.
Yang bikin Pemerintah tambah meradang adalah ke-ilegal-an,yang menyebabkan hilangnya royalti dari timah per tahun, sebanyak 8 trilyun rupiah! Bayangkan baru royaltinya saja sudah 8 trilyun rupiah. Bukankah ini menggambarkan betapa sebenarnya kita ini amat sangat kaya raya dan dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa harta yang sedemikian banyaknya.
Timah Bangka kini distop ijin penambangan dan ekspornya untuk sementara. Belum tau kapan lagisemuanya kembali ke normal. Karena Bangka adalah produsen timah no. 2 di dunia (setelah China) dan memasuk 1/3 kebutuhan dunia, otomatis hal ini berpengaruh besar kepada stok timah dunia di LME (London Metal Exhange). Stok yang menipis dengan demand yang tinggi, sesuai hukum ekonomi, menyebabkan melangitnya harga suatu barang, dan ini pun berlaku pada timah saat ini. Akibatnya industri elektronik di seluruhdunia pun menjadi ketar-ketir.
Hebat yah, barang Indonesia ternyata bisa punya pengaruh hebat di dunia. Bukan cuma timah,mungkin banyak produk kita lain, dimana dunia bergantung kepada kita. Rusia di bawah Putin memainkan kartu gas alamnya untuk menekan negara-negara Eropa terutama mantan tetangganya,seperti Ukraina dll, yang mencoba berkiblat ke Barat. Mampukah kita menjadi sekuat Rusia untuk memainkan kartu As yang kita pegang?
Memang sudah seyogyanya, Indonesia yang berpenduduk nomor empat terbesar di dunia (250 juta orang), dengan kekayaan alamnya yang melimpah dll, menjadi negara besar yang kuat dan disegani oleh bangsa lainnya. Bukan seperti saat ini yang masih"terkulai lemas" bahkan kadang dikadali.
Dari "terkulai lemas" untuk berubah menjadi "berdiri tegak" tentulah diperlukan energi yang besar. Siapa yang punya energi itu dan bagaimana prosesnya? Tentunya berpulang kepada rakyat dan Pemerintah kita sendiri.
Wassalaam,
Papa Fariz
FS account: boedoetsg@yahoo.com
No comments:
Post a Comment