Posted: 31 Juli 2007
Assalaamu 'alaikum,
Kemarin meeting dengan boss besar dari Jepang, sambil dijelaskan visi dan misi berikut temuan terbarunya. Sebagai orang yang juga berkecimpung di lapangan, paling gak saya tau kekuatan kompetitor, berikut temuan unggulan mereka. Bersaing dengan kompetitor yang kuat dan besar itu memang sulit rasanya, namun berarti bukan tidak mungkin dijalanin. Sambil membandingkan pemaparan sang boss, ada satu hal yang membuat saya "terkagum" dengan si Jepang satu ini, dan mungkin Jepang pada umumnya.
Orang Jepang, memang tinggi PD-nya. Visi dan misi dijelaskan secara gamblang dan meyakinkan serta penuh PD, meski mungkin beliau sudah tau kekuatan dirinya dan kekuatan lawannya. Barangkali juga posisi beliau sebagai seorang boss, yang harus mengatakan yang baik-baik, serta yang terbaik, agar sang employee-nya tetap yakin dan PD tentang company berikut temuan dan produknya. Penyaringan informasi memang terkadang perlu. Informasi yang melemahkan, memang tak bagus di sharing ke semua orang, apalagi ke mereka yang tak berkaitan langsung.
Yaa, orang Jepang pun ditanamkan PD-nya sejak kecil melalui pendidikan. Mereka selalu mengagungkan slogan "Sekai Ichi dan Sekai Hatsu" yang berarti nomor satu di dunia dan yang pertama di dunia. Singapore pun juga demikian. Mereka punya sifat Kiasu alias win at all cost. Meski kecil, mereka merasa dirinya harus yang terdepan, terutama kalau dibandingkan dengan tetangganya sesama negara Asia. Lagi-lagi, ini pun ditanamkan melalui pendidikan mereka.
Terkait dengan informasi, di Singapore, pemberitaan dikontrol ketat pemerintah. Kalau di Jepang, tidak dikontrol, hanya saja pengolahan dan penyampaiannya bagus, sehingga tidak terkesan menjelek-jelekkan bangsa sendiri, seperti yang pernah dikeluhkan oleh Pak SBY. Di Eropa dan AS, semuanya serba bebas karena tatanan masyarakat dan pemerintahnya sudah terbilang solid. Di Indonesia, dulu kita punya Deppen, yang tugasnya men-sensor berita-berita miring. Memang ada untungnya dan ada jeleknya dari keberadaan Deppen ini. Namun kini di kita semua serba bebas. Bebas lepas tak terkendali sampai kebablasan bagaikan burung lepas dari sangkarnya. Semuanya dihantam, dan masyarakat kasian, karena terus menerus dihujani berita jelek tanah air, yang berakibat timbulnya sifat apatisme, pesimisme dan putus asa. Memang, sekali lagi, berita harus disaring.
Bukan apa-apa, karena ini terkait dengan pembentukan PD suatu bangsa. Di level pribadi, kalau kita gak coba meyakinkan diri sendiri dengan sisi positif kita, PD juga akan melemah. Kalau gak ada PD, buat apa kita sebagai individu ataupun bangsa, harus melakukan sesuatu, karena semua itu akan sia-sia sebab kita sudah kalah sebelum bertanding. Sebenarnya slogan dan ajakan untuk ber-PD ria sudah ada di kita. Tapi sayang seribu sayang, acap kali kita temui adanya disparitas yang besar antara kenyataan dan omongan. Inilah yang namanya Omdo (Omong Doang) alias Pepesan Kosong. Akhirnya, berikutnya begitu ada ajakan lagi, banyak yang sudah pesimis dan apatis karena takut dikadali sebagai Omdo lagi. Ini mirip dengan cerita sang penggembala yang berbohong memanggil orang kampungnya tentang kedatangan seekor serigala. Begitu jengah dibohongi, ketika sang serigala benar-benar datang, tak ada lagi orang kampungnya yang peduli dan mau menolong karena seringnya pepesan kosong itu.
Kini gimana caranya kita menumbuhkan PD sebagai seorang individu ataupun sebagai suatu bangsa. Sehingga bisa seperti umumnya si Jepang, yang PD banget serta semangat tinggi dalam melakukan sesuatu. Ini hanya bisa dilakukan melalui pendidikan, terutama terhadap anak. Anak masih kecil, pikirannya masih polos dan lembek, sehingga di situlah masih mudah dibentuk akrakter dan pemikirannya. Kalau orang dewasa, ketika kecilnya sudah membandel, begitu coba dibentuk saat dewasa, biasanya agak susah, kalaupun sukses, malah jadi terlalu keras.
Berita pun harus disaring, gak seperti kini yang sangat sangat kebablasan di kita. Demokrasi bebas tanpa batas memang gak terlalu bagus. Apalagi untuk kondisi masyarakat kita saat ini, agaknya belum waktunya sampai ke taraf itu. Kalaupun dipaksakan, haruslah ada peraturan yang tegas untuk mengatur kehidupan. Bukan apa-apa, karena sudah dari sononya, dan buah dari pendidikan semrawut kita yang banyak menghasilkan individu-individu yang santai, suka-suka, cuek, dan gak peduli dengan keberadaan orang lain serta egois, maunya mementingkan perut sendiri, meskipun harus menjual bangsanya ataupun harga diri dan kehormatannya.
Hanya sebuah obsesi dan refleksi tentang sesuatu yang bernama PD alias self confidence.
Wassalaam,
Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com
No comments:
Post a Comment