Posted: 16 Agustus 2007
Assalaamu 'alaikum,
Kemarin ketemu dengan seorang teman sekaligus client, dimana dia adalah production manager di sebuah perusahaan scanner special merk Jepang. Scanner produksi company-nya memang spesial, karena beresolusi tinggi, dan hanya dipakai di office tertentu saja. Ada satu kisah "lucu tapi menjengkelkan". Ternyata scanner spesial yang asli buatan Batam itu, dilabeli "made in Singapore". Barang jadi didatangkan ke jiran dulu, dan setelah itu dilabeli di sini (Singapore). Labelnya made in Singapore, padahal sebenarnya buatan si Paino tuh, katanya sabil menunjuk salah satu stafnya yang juga saya kenal. Boleh jadi bukan cuma produk dia, tapi kebanyakan produk Batam dilabeli made in Singapore, dan bukan made in Indonesia, dan juga pendistribusiannya dilakukan memang via negeri jiran nan mini ini.
Kenapa dilabeli made in negeri lain? Apakah hal itu kebijakan para perusahaan demi mendongkrak image barangnya? Apakah Indonesia itu masih ber-image jelek, kotor dan bodoh, serta primitif sehingga agak musykil rasanya kalo mampu menciptakan barang-barang nan canggih? Dengan tertulis made in Singapore, apakah pembeli akan lebih PEDE daripada melihat tulisan made in Indonesia?
Hmm, boleh jadi memang itu strategi dagang, dan image serta branding memang di realitanya mempengaruhi penjualan suatu barang. Sejujurnya, boleh jadi, kalau kita disodori barang yang sama, yang satu buatan Thailand dan yang satu buatan Kamboja, dengan harga hampir mirip, walaupun memang lebih murah buatan Kamboja, mayoritas kita hampir pasti akan memilih buatan Thailand. Kamboja? Maaf, negeri itu kan masih primitif, dan kualitasnya belum terjamin. Hal yang sama mungkin berlaku ketika dilabeli made in Singapore dan made in kita, meskipun keduanya adalah sama persis dan dibuat di tempat yang sama.
Sayang yahh, image kita mungkin masih kurang oke, dan bikin orang luar gak PEDE. Boleh jadi kita kurang promote kehebatan negeri kita kepada orang luar. Selama ini yang tercorong keluar, hanyala lagi-lagi berita negatif, apalagi kalau ada kasus teror bom. Image negatif inilah yang kadang menyebalkan, dijadikan alasan oleh investor asing bahwa mereka takut ke nusantara karena security kurang terjamin bla bla bla. Padahal itu hanyalah pepesan kosong sebab pasar Indonesia amat sangat menggiurkan, karena jumlah penduduk kita nomor empat di dunia. Rugi abis kalo pasar segemerlap itu hanya diisi oleh barang luar alias kita hanya jadi negeri pengimport belaka.
Gimana caranya meningkatkan image tentang negeri kita? Khususnya juga tentang barang buatan kita? PEDE kah anda kalo diminta membeli dan memakai barang buatan negeri sendiri? Wah, lagi-lagi gak yakin yang menjawab PEDE adalah mayoritas. Kalo memang PEDE, mengapa banyak industri kita yang terpuruk di hari gini? Apakah karena masalah harga yang gak kompetitif, ataukah masalah image ataukah karena memang masalah kualitas yang sesungguhnya? Padahal siapa lagi yang mau bikin maju idustri kita, dengan membeli barang kita sendiri, kalau bukan bangsa kita juga? Dari kita, oleh kita dan untuk kita. Inget banget dulu kita bangga akan semboyan Swasembada, Swadaya, dan Swa swa lainnya. Swa itu sendiri berarti sendiri.
Hmm, anyway, kalo kita nemuin barang ber-merk Singapore, dan sepertinya di Singapore gak ada pabrik dari barang itu, gak usah kaget kalo sesungguhnya barang itu buatan Batam. Gak usah kaget kalo ternyata teknologi Batam itu lumayan dan gak primitif-primitif banget. Namun kita patut sedih, karena image kita yang belum baik, sehingga karena alasan branding, maka nama negeri kita harus rela terhapus digantikan oleh nama negeri lain.
Selamat Hari Ulang Tahun RI ke-62. Semoga ke depannya branding dan image-nya makin yahud.
Wassalaam,
Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com
No comments:
Post a Comment