Posted: 7 Agustus 2007
Assalaamu 'alaikum,
Hmm,
Saya baru tau bahwa Sayyid Quthb, Ibnu Taimiyyah dan Imam Hambal tidak menikah sampai wafatnya. Mohon klarifikasinya dan barangkali ada referensi penunjangnya. Nikah itu kan Sunnah Rasul dan setengah dari agama. Lantas apa yah kira-kira yang memutuskan mereka untuk melajang, kalau benar. Islam bahkan membolehkan kita berpoligami dengan syarat-syarat khusus. Bukan apa-apa, manusia juga memiliki kebutuhan syahwat yang tidak bisa dinafikan. Itu manusiawi sekali dan sudah fitrahnya, karena itu diberi jalannya oleh Islam.
Bukan apa-apa, ini case sensitif akhir-akhir ini. As we know, di AS tengah marak kasus pelecehan seksual oleh para Pastor. Dalam konsep mereka, CMIIW, menikah itu mengotori kesucian, karenanya para Pastor, sebagai orang suci, tidak boleh menikah. Namun mereka juga manusia, yang punya nafsu syahwat. Akhirnya yang terjadi malah maraknya pelecehan seksual oleh kalangan mereka, dan juga isu aborsi para biarawatinya. Bukan cuma wanita yang disikat, pria dan anak-anak pun juga disikat.
Yang terkenal adalah kasus Pastor Ted Haggard, pemimpin gereja terbesar di USA New Life Curch.
http://www.smh.com.au/news/world/pastor-sacked-over-sex-scandal/2006/11/05/1162661553237.html
Pastor ini dipaksa turun setelah seorang gigolo melaporkan pastor ini selama beberapa lama pernah memakai jasa gay-nya. Kini gereja di USA pun kerepotan menjuali asetnya demi membayari tuntutan ganti rugi para korban sex abuse para pastor-nya.IMHO, kasus ini "sensitif". Kalaupun memang melajang, tentu perlu dicari tau apakah ada alasan khusus mereka melajang. Padahal kedudukan Sayyid Quthb dll adalah imam, sedangkan Nabi Muhammad SAW sendiri menikah, dan menikah adalah setengah dari agama. Kan kontradiksi banget, ya kan brur?
Barangkali ada yang punya klarifikasinya? Maaf, tidak berhubungan dengan inti dari email di bawah tentang kesedihan pada tempatnya.
Wassalaam,
Papa Fariz
Web Blog: http://papafariz.blogspot.com
FS Account: boedoetsg@hotmail.com
No comments:
Post a Comment